Curhat Menjelang Kremasi Ko Hoen Siang Ini.*
Link Live Streaming Acara Kremasi ?? Hari Ini:
https://youtu.be/spCMUqLMPFM
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Curhat Menjelang Kremasi Ko Hoen Siang Ini.
“Bu, sebelum kena covid apakah Pa Hoentoro ada penyakit lain?,” tanya P. Robby setelah saya mengirimkan artikel
Tribute To: Raden Hoentoro Hadiwidjojo Kolopaking (Ko Hoen).
pada P. Robby, pendonor plasma darah untuk Ko Hoen.
[Bagi yang belum membaca post kemarin, ini link-nya:
https://yennyindra.com/2021/07/tribute-to-raden-hoentoro-hadiwidjojo-kolopaking-ko-hoen/ ]
“Mata yg bermasalah. Secara umum oke sich. Beliau rutin check ke Singapore.”
“Seandainya Pa Hoentoro waktu itu dapat plasma lebih awal apakah bisa tertolong yah Bu..? Saya jadi kepikiran.”
“Pak, Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Saya juga tidak tahu. Tetapi apa yang dilakukan P. Robby sudah sangat luar biasa. P. Robby bertindak menolong di tengah kesulitan yang kami alami.
Bahkan Eko menjelaskan, punya P. Robbylah plasma yang pertama kali jadi. Yang penting kita sudah ‘do our best,’ Pak”
Pernyataan P. Robby bagaikan air sejuk di tengah duka yang kami rasakan.
Masih ada ‘Malaikat’ di tengah hingar-bingar dunia saat ini.
Teringat saat kami membutuhkan plasma darah, banyak link dikirimkan oleh teman-teman. Sesungguhnya, pada dasarnya manusia itu baik. Ingin menolong sesamanya. Mereka pun ingin berbagi apa yang mereka ketahui.
Ada link dengan sederet nama pendonor.
Saya coba telpon langsung, tidak ada yang angkat. Ah, siapa tau sedang sibuk. Jadilah mesti di save satu persatu agar bisa kirim chat WA.
Dan ini butuh waktu! Padahal kami dikejar waktu….
Sedihnya, tidak ada satu pun yang menjawab.
Mubazir.
Demikian pula dengan link-link lainnya.
Idem pula saat butuh rumah sakit.
Oh…. Di mana operatornya? Kami perlu bantuan urgent!
Beberapa teman menelpon, benarkah saya membutuhkan bantuan.
“Ya, benar…”
Ternyata saking banyaknya Hoax berseliweran, hingga mereka kesulitan membedakan yang benar-benar butuh bantuan dengan yang sekedar di share, di share lagi dan lagi…
Saat sudah dapat yang dicari, kerap tidak memberi kabar.
Eko mengingatkan saya, blast lagi info kalau sudah dapat yang kami butuhkan.
Siap, komandan…!!!
Teman-teman menjelaskan sebagian besar info melalui link itu memang tidak bisa dikontak.
Bahkan ada info Hoax….
Gubrraaaaaakkkk….
Oh…. Teganya melakukan seperti ini di tengah penderitaan orang lain. Ini masalah nyawa seseorang.
Apakah mereka lupa bahwa apa yang ditabur, suatu saat mesti dituai hasilnya?
Saya tidak habis pikir.
Berapa banyak waktu yang sudah hilang sia-sia sejak tadi?
Alasan inilah membuat saya berhati-hati sekali untuk blast sesuatu. Jangan sampai terbiasa blast yang ga jelas, saat benar-benar butuh, orang tidak percaya lagi.
“Trust Must Be Earned- Kepercayaan Itu Diperoleh karena layak”, kata Greg Mohr.
*“Trust starts with truth and ends with truth.”– Santosh Kalwar
“Kepercayaan dimulai dengan kebenaran dan diakhiri dengan kebenaran.” – Santosh Kalwar
Betapa mahalnya kepercayaan itu! Tidak mudah memperolehnya.
Bersyukur beberapa teman japri memberi kontak temannya, yang betul-betul bisa dihubungi. Dan ini membantu sekali.
Ada beberapa teman yang membantu menghubungi orang yang dikenalnya atau saudaranya untuk membantu kami.
Berhasil or tidak, tidak penting, tetapi kami sangat menghargai usahanya. Kami butuh bantuan nyata…. Dan ini memang nyata.
Thanks teman-teman semua. Luv u all.
P. Robby kontak japri menawarkan bantuan darah untuk plasma yang dibutuhkan.
Nyess… Senangnya…
Dan Puji Tuhan, pas masih bisa. Saya baru tahu bahwa yang bisa didonorkan terbatas 3 bulan setelah sembuh dari Covid.
Lewat itu, tidak bisa.
P. Robby sudah membantu, masih kepikiran pula, seandainya saja bisa lebih awal donor, mungkin Ko Hoen tertolong….
Pikiran dan perasaan yang sama terlintas dalam pikiran kami P. Robby…
Kehilangan orang-orang yang kita kasihi selalu menyisakan: seandainya saja…..
Tanpa sadar mata ini berkaca-kaca saat membaca pesan P. Robby,
“Seandainya ada yg butuh plasma lagi, bisa info ke saya, Bu…
Saya bisa donor plasma lg setelah 2 minggu. Jadi nanti tgl 15 July ke atas sy sudah bisa donor lagi…”
Sungguh terharu…
Orang bilang dunia sudah sangat egois, tetapi kami menemukan hal yang berbeda: ‘Malaikat’ yang Tuhan kirimkan.
Terimakasih Tuhan, telah mempertemukan kami dengan orang-orang yang baik…
Ko Hoen sepanjang hidupnya menabur kebaikan dan pertolongan di mana-mana. Saat semua bilang rumah sakit full, donor sulit, obat langka, tetapi kami melihat bukti janji Tuhan: apa pun yang Ko Hoen butuhkan, Tuhan menyediakan!
Ko Hoen sepanjang hidupnya menabur kebaikan dan pertolongan di mana-mana.
Saat semua bilang rumah sakit full, donor sulit, obat langka, tetapi kami melihat bukti janji Tuhan: apa pun yang Ko Hoen butuhkan, Tuhan menyediakan!
Hari kamis 1 july masuk rumah sakit langsung dapat IGD. Pk.24.00 dapat kamar isolasi.
Jumat 2 july butuh ICU, malam pun tersedia.
Sabtu 3 july butuh plasma, dapat juga. Butuh redemsivir pk.24.00 akhirnya dapat juga.
Minggu 4 july pukul 11.21 beliau pulang ke rumah Bapa, dengan hidup yang memuaskan dan sangat bermanfaat bagi orang lain.
Janji Tuhan Ya dan Amin.
Apa yang ditabur, itu yang dituai…
Saya membayangkan Tuhan berkata kepada Ko Hoen:
“Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.”
Wong urip iku mung mampir ngombe – orang hidup itu hanya sejenak berhenti minum, ungkapan pepatah Jawa.
Rumah kita sesungguhnya memang bukan di dunia ini. Setiap kita pada akhirnya akan kembali pada Sang Pencipta.
Jangan sampai hati kita justru melekat pada yang duniawi.
Dan kita lahir di dunia ini dengan mengemban tugas dari Tuhan.
Johan Wolfgang von Goethe mengingatkan, peran kita di dunia ini, tak tergantikan. Hanya kita yang bisa memenuhi tugas tersebut.
Ko Hoen sudah memenuhi tugasnya dan menjalankan perannya dengan sangat baik.
Pertanyaannya:
Bagaimana dengan kita?
A life of purpose can only be fulfilled when we put God first and make Him the center of our lives.
Kehidupan yang memiliki tujuan hanya dapat dipenuhi, ketika kita mengutamakan Tuhan dan menjadikan Dia pusat kehidupan kita.
Note:
Saat memilih foto Ko Hoen untuk artikel ini, ketemulah foto saat Ko Hoen menjenguk penjaga malam di rumah papanya, yang sedang sakit.
Hhhmmm ini juga patut ditiru… Siapa saja yang sakit, Ko Hoen menyempatkan diri untuk menengok. Tidak pilih-pilih. Boss besar yang sangat rendah hati.
YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK-
PEDULI KESEHATAN