Mengapa Banyak Yang Menyalahkan Tuhan Karena Keadaannya? (Part 2).”
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
“Mengapa Banyak Yang Menyalahkan Tuhan Karena Keadaannya? (Part 2).”
“Siapa cepat, dia yang dapat,” adalah pepatah dunia yang sangat terkenal.
Kita hidup di dunia yang serba cepat, maka dituntut untuk bergerak cepat agar tidak ketinggalan.
Mindset ini sudah ditanamkan di benak saya sejak bertahun-tahun yang lalu.
“Lebih cepat, lebih baik,” ungkapan mantan Wapres Jusuf Kalla kerap saya kutip menjadi pedoman hidup saya.
Ada bagusnya, tetapi ada jeleknya.
Bagusnya, kalau pesan apa-apa, saya suka bayar duluan. Biar gak kepikiran. Tinggal nunggu kiriman barangnya.
Menunda itu bikin beban. Suka kelupaan.
Saya berusaha, kalau ujian sudah ada, segera dikerjakan. Kalau sudah selesai, satu beban hilang dan saya bisa melangkah pada yang berikutnya.
Tetapi ternyata slogan ini tidak cocok dalam mencari kehendak Tuhan.
Pada awalnya, saat saya berdoa menginginkan sesuatu, ketika jawaban doa tak kunjung datang, saya cenderung ‘menolong’ Tuhan agar merealisasikan menurut apa yang baik dalam pikiran saya.
Nach ini salah besar!
Barry Bennett, guru saya bercerita, setamat sekolah dia yakin sekali dipanggil Tuhan untuk melayani-Nya.
Maka pergilah Barry ke Mexico, melayani di sana dan gagal.
Barry bertanya-tanya apa yang terjadi?
Tuhan menjawab, Barry dipanggil tetapi belum diutus.
Dieeeenk….
11 tahun kemudian, Barry melayani ke Guatemala dan Chile, sukses besar di sana.
Mengapa?
Karena selama 11 tahun Tuhan telah menempa dan mempersiapkan Barry untuk melayani di ladang misi.
Perlu proses dan pembekalan sebelum diutus.
Inilah saatnya Barry diutus. Ketika seseorang berjalan sesuai kehendak-Nya, segala sesuatu berjalan lancar, mudah dan apa pun yang dibutuhkan, Tuhanlah yang menyediakannya.
Salah satu poin penting yang diajarkan oleh guru-guru Charis, jangan pernah mendahului Tuhan!
Dean Hawk, guru saya yang lain menjelaskan, ada posisi di mana saya berada tepat di tengah-tengah kehendak Tuhan ‘yang sempurna’.
Di situlah saya akan menemukan Sweet Spot saya.
Definisi Sweet Spot yang kerap dipakai sebagai istilah dunia golf:
the point or area on a club, at which it makes most effective contact with the ball, -titik atau area pada klub golf, di mana terjadi kontak yang paling efektif dengan bola, sehingga menghasilkan pukulan sangat jauh alias yang terbaik.
Di Sweet Spot ini saya memenuhi visi hidup saya dan menggenapi tujuan Tuhan dalam menciptakan saya secara sempurna. Ini posisi yang terbaik.
Saya akan berprestasi maksimal dengan upaya yang sama.
Tetapi bisa juga berada sedikit tergeser dari kehendak Tuhan yang sempurna, dan saya berada pada kualitas ‘yang berkenan.’
Hasilnya tidak akan sebagus dan semaksimal dalam posisi ‘yang sempurna.’
Keduanya berada pada zona yang baik, tetapi ada yang baik, berkenan dan sempurna.
“Saya bisa bergerak terlalu cepat atau terlalu lambat. Tetapi lebih baik saya terlambat daripada merespon terlalu cepat.” – Keneth Hagin.
Ini prinsip dalam berhubungan dengan Tuhan, yang berkebalikan dengan prinsip dunia.
Dunia mengajarkan harus cepat, sementara Hukum Rohani mengajarkan proses. Bahkan lebih baik terlambat daripada terlalu terburu-buru.
Saya pun berulangkali melakukan kesalahan karena tidak sabar menantikan waktunya Tuhan. Berusaha ‘membantu’ Tuhan, akibatnya justru kacau-balau.
Mengubah mindset, tidak semudah membalikkan tangan. Dibutuhkan kemauan, keputusan dan kepercayaan penuh untuk menantikan waktunya Tuhan.
Padahal penonton di sekitar, ‘meneror’ dengan nasehat-nasehat yang kelihatannya masuk akal.
Jangan menyalahkan Tuhan saat mengalami kekacauan. Bukankah semua kekacauan ini disebabkan ketidaktaatan kita?
Otak kita yang sebesar kacang tidak bisa memahami rancangan Tuhan. Apa yang kita pikir baik, ternyata ujungnya membawa maut. Karenanya Tuhan tidak mengijinkan.
Sekarang saya sudah bertobat!
Memilih menunggu & taat pada waktunya Tuhan.
Bagaimana kalau saya ketinggalan atau aset yang saya taksir, misalnya, sudah diambil orang?
Greg Mohr, guru saya mengingatkan, saat menunggu itulah motivasi saya dimurnikan. Ini benar-benar selaras dengan kehendak Tuhan, atau sekedar keinginan saya pribadi.
Jangan pernah takut kehilangan. Tuhan selalu punya yang lebih baik. Ketaatan jauh lebih penting.
GPS saja bisa memberikan rute baru saat kita salah jalan, masa Tuhan tidak bisa?
Tuhan mampu mengarahkan kita yang jauh lebih baik dengan cara yang lebih baik pula.
Lalu apa yang harus saya lakukan saat menanti realisasi janji-janji-Nya?
Don’t worry about how God will work things out… you just focus get closer to Him, and He will handle the rest.
Jangan khawatir bagaimana Tuhan akan menyelesaikan semuanya … Anda hanya perlu fokus lebih dekat dengan-Nya, dan Dia akan menangani sisanya.
Setiap kali galau, saya diingatkan hal ini:
“You will find true success when you find me (God’s Wisdom), for I have insight into wise plans that are designed just for you. I hold in my hands living-understanding, courage, and strength. They’re all ready and waiting for you.”
“Kamu akan menemukan kesuksesan sejati saat menemukan aku (Hikmat Tuhan), karena Aku memiliki wawasan tentang rencana bijak yang dirancang khusus untukmu. Aku memegang pemahaman yang terbaik, serta keberanian, dan kekuatan di tanganku. Mereka semua sudah siap dan menunggumu.”
Tuhan tahu cara yang tepat, waktu yang tepat, lokasi yang tepat dan siapa orang yang tepat untuk merealisasikan apa yang kita butuhkan dengan cara yang terbaik.
Dia Allah. Apa yang sulit bagi-Nya?
Sepakat?
Don’t blame God for not listening to your prayers if you’re not listening to His call to obedience. You will end up blaspheming God and accusing Him of negligence, while all along you’ll be the culprit.- David Wilkerson.
Jangan menyalahkan Tuhan karena tidak mendengarkan doa Anda jika Anda tidak mendengarkan panggilan-Nya untuk taat. Anda pada akhirnya akan menghujat Tuhan dan menuduh Dia lalai, sementara selama ini, sesungguhnya, Andalah penyebabnya. – David Wilkerson.
YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN