“Bahaya Preterisme (Bagian 2).”
“Bahaya Preterisme (Bagian 2).”
Preterisme mengajarkan bahwa nubuatan Alkitab tentang akhir zaman dan kembalinya Yesus digenapi pada tahun 70 M, ketika Romawi menghancurkan Yerusalem.
Preterisme mengajarkan bahwa ketika Yesus berkata “sudah selesai”, itu belum selesai. Masih ada lagi 37-40 tahun masa transisi antara perjanjian, sebelum penebusan selesai. Juga diyakini oleh banyak penganut Preterisme bahwa sebagian besar ajaran dalam Perjanjian Baru hanya berlaku sebelum tahun 70 M.
Sejak tahun 70 M, gereja telah memasuki zaman yang berbeda di mana kejahatan iblis telah berakhir dan kematian, neraka, dosa serta iblis, semuanya dimusnahkan. Meski pun tidak ada bukti untuk semua ini, tetapi diterima secara membabi buta terlepas dari berbagai peristiwa dunia, kegelapan serta kehancuran yang terus meningkat di sekitar kita.
Posisi penganut Preterisme dibuat menjadi alternatif dari apa yang mereka sebut Eskatologi ‘Futurist’ (kepercayaan bahwa peristiwa akhir zaman dan kembalinya Yesus masih akan terjadi di masa depan).
Meskipun tidak semua penganut Preterisme setuju pada semua poin ini, namun cukup banyak warna merah tanda bahaya dalam Teologi mereka untuk menjaga kesadaran kita. Sejumlah ‘Pengkhotbah Anugerah (Grace)’ mengajarkan beberapa konsep ini tanpa menyebut diri mereka sebagai penganut Preterisme.
Dengarkan ide-ide berikut :
- Dosa tidak ada lagi (artinya – Dosa telah dihapus pada tahun 70 M).
- Iblis bukan lagi lawan kita (artinya – dia dihancurkan atau telah diikat pada tahun 70 M).
- Semua telah dihidupkan di dalam Kristus (artinya – Kematian selesai pada tahun 70 M dan semua diselamatkan).
Beberapa orang akan menyebut hal-hal ini sebagai fakta tanpa menyebutkan 70 M sebagai bagian dari persamaan.
Mereka yang tidak tahu apa yang harus didengarkan, mungkin tanpa sadar menelan kesalahan ini.
Berikut adalah daftar yang lebih lengkap dari kepercayaan para penganut Preterisme.
- Semua Nubuatan Alkitab telah digenapi pada tahun 70 M. Tidak peduli bahwa bukti sejarah untuk tanda-tanda yang disebutkan oleh Yesus tidak ada, para penganut Preterisme percaya pada pemenuhan simbolis atau tidak terlihat dari nubuatan tersebut.
- Pendamaian belum selesai di Salib. Itu diselesaikan pada tahun 70 M setelah masa transisi antara perjanjian sampai Bait Suci dihancurkan dan era baru diperkenalkan.
- Kekuatan iblis yang jahat berakhir pada tahun 70 Masehi.
Beberapa orang akan berpendapat bahwa iblis tidak mungkin aktif di dunia pasca Bait Suci ini. Dia sudah terikat. - Zaman Kekristenan dimulai pada 70 M, bukan sebelumnya. Karena Perjanjian Lama masih bertahan sampai tahun 70 M, gereja tidak benar-benar masuk ke dalam kegenapan Perjanjian Baru sampai saat itu.
- “Hari Tuhan” adalah kehancuran Israel pada tahun 70 M. Bagi seorang penganut Preterisme hari Tuhan bukanlah peristiwa masa depan tetapi peristiwa masa lalu. Tidak masalah bahwa tidak ada bukti sejarah untuk itu, atau para Bapa gereja mula-mula berpegang pada Pengakuan Iman Rasuli serta Pengakuan Iman Nicea yang menantikan kedatangan Tuhan di masa depan.
-“Kedatangan Kedua” Yesus Kristus terjadi pada atau sekitar tahun 70 M. - Penghakiman terjadi pada tahun 70 M; tidak akan ada penghakiman di masa depan. Para penganut Preterisme kasih karunia, menentang konsep murka atau penghakiman Tuhan di masa depan. Karena tidak selaras dengan pemahaman mereka tentang kasih karunia, karena itu harus disesuaikan. Penghancuran Bait Allah untuk mengatasinya.
- Neraka adalah lembah Gehenna yang sangat berguna pada tahun 70 M untuk membakar mayat. Tidak ada neraka yang kekal, terlepas dari ratusan referensi Alkitabiah tentang siksaan abadi neraka sebagai tempat tinggal iblis dan malaikatnya dan semua yang menolak kasih karunia Tuhan.
- Kebangkitan orang mati dan yang hidup terjadi pada tahun 70 M.
Penganut Preterisme lainnya menggunakan 70 M sebagai saat untuk menghilangkan bagian Alkitab lainnya, seperti :
- Karunia-karunia Roh berakhir pada tahun 70 M.
- Karunia lima jawatan untuk gereja (rasul, nabi, penginjil, pendeta dan guru) berakhir pada tahun 70 M.
- Kehancuran Yerusalem pada tahun 70 M membawa semua orang pada keselamatan masal. (Universalisme).
Gereja harus meneguhkan kekuasaan Kerajaan sebelum Sang Raja datang kembali untuk menerima Kerajaan Allah. (Teologi Kerajaan Allah Masa kini)
Yang menarik, banyak penganut Preterisme yang sangat percaya pada karunia-karunia Roh dan akan membantah dengan kuat bahwa mereka masih aktif hari ini, tetapi Teologi mereka mengijinkan orang lain untuk menyingkirkan yang supernatural seperti halnya mereka menyingkirkan tanda-tanda akhir zaman. Anda tidak bisa mendapatkan keduanya.
Preterisme adalah platform Teologi di mana doktrin yang menyimpang dapat bertumbuh. Yang harus dilakukan hanyalah menunjuk pada tahun 70 M dan menyatakan bahwa segala sesuatunya berbeda sekarang. Ini dapat memberikan dukungan pada pernikahan gay karena moralitas gereja selama transisi dari salib ke tahun 70 M berbeda dari moralitas Kerajaan Allah di luar dosa.
Ambillah topik iblis, misalnya.
Dalam Perjanjian Baru, pasca salib, iblis masih merupakan ‘penguasa dunia ini’ dan ‘seluruh dunia berada di bawah kekuasaan si jahat’. Itulah sebabnya kami menasihati untuk melawannya dan setelah melakukan semuanya, berdiri teguh. Tapi setelah tahun 70 M, para penganut Preteristme percaya iblis tidak ada lagi. Voila!
Dengan demikian, ajaran doktrinal utama Perjanjian Baru tersapu bersih karena semuanya diajarkan sebelum tahun 70 M.
Realitas yang lebih mengejutkan lagi adalah, dalam pengajaran ini salib Kristus menempati urutan kedua setelah kehancuran Yerusalem. ‘Kembalinya Yesus’ secara rohani telah membawa surga ke bumi. Penghakiman telah berhenti. Semua orang diselamatkan, meski pun sebagian besar tidak mengetahuinya, dll.
Saya mengakui, banyak para penganut Preterisme pemula yang mungkin saja tidak akrab dengan kedalaman penyimpangan ini. Anda hanya perlu bertanya pada diri sendiri apakah Teologi Anda berputar lebih kurang sekitar tahun 70 M atau sekitar salib dan kebangkitan Yesus?
Fakta bahwa Yesus menubuatkan kehancuran sebuah bangunan, tidak menggantikan penjelasan-Nya tentang akhir zaman dan tanda-tanda yang mendahului kedatangan-Nya.
[Repost ; “The Dangers of Preterism (Part 2)”, – Barry Bennett, diterjemahkan oleh Yenny Indra].