90% Orang Yang Kita Temui Insecure? Hahh??
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
90% Orang Yang Kita Temui Insecure? Hahh??
“Fakta membuktikan 87% keberhasilan di dalam hidup terkait dengan kemampuan kita membangun hubungan dengan orang lain. di sisi lainnya 90-95% orang yang dengannya kita berhubungan, orang yang insecure di tingkat menengah hingga parah”, demikian Arthur Meintjes menjelaskan.
Dieeeeeenk….
Dan saya termasuk orang yang insecure juga. Kerap merasa tidak aman. Takut ditolak. Sejak kecil prestasi biasa-biasa saja. Bukankah di dunia ini yang dilihat selalu yang outstanding alias luar biasa?
Juara pertama yang paling top, hanya 1 diantara sekian banyak peserta.
Dan kita sudah diajar sejak dini, untuk membandingkan diri kita dengan orang lain. Dalam bidang apa pun selalu ada yang lebih baik, dan lebih hebat dari saya.
Untung sekolah di Charis. Ada pelajaran praktis _Practical Skills for Godly Relationship_ oleh Arthur Meintjes, yang mengajar kami, bagaimana mengatasi perasaan _insecure_ alias tidak aman, dan mengatasi konflik. Ternyata, konflik pun ada cara menyelesaikannya….
Yang jarang disadari, dengan mempelajari firman Tuhan, kita akan mengenal Allah, sekaligus mengenal jati diri kita yang sesungguhnya di dalam Tuhan.
Ketika kita mengenal Allah dan kasih-Nya kepada kita secara lebih intim, hal itu akan membuat kita merasa aman, diterima, dikasihi tanpa syarat dan akan mempengaruhi secara positif hubungan2 kita dgn orang lain.
Sungguh awalnya saya tidak percaya, bahwa memahami penerimaan Tuhan bisa membuat saya lebih merasa aman dan percaya diri.
“Bukankah saya tidak bisa melihat Tuhan? Bagaimana mungkin?”, pikir saya,
“Sedangkan penolakan orang lain itu kasat mata. Kata-kata kasar, ‘nylekit’ kata Orang Jawa, dan menyakitkan, itu terdengar jelas oleh telinga saya…”
Namun semakin lama saya mengenal Tuhan secara intim, semakin tidak terganggu dengan pendapat negatif orang-orang di sekeliling saya.
Pendapat Tuhan sudah lebih dari cukup.
Yang aneh pula, saya tidak lagi mudah sakit hati.
‘Memang sich cukup menyakitkan… Tapi ya sudahlah. Kasihan orang itu tidak bahagia hidup dengan cara demikian. Perkataannya negatif karena hatinya memang pahit,” suara kecil dalam hati mengingatkan.
Saya jauh lebih berbahagia.
Kita berhubungan dengan orang-orang insecure di tingkat menengah dan parah. Apa yang bisa diharapkan?
Sewaktu-waktu sampah bisa saja menimpa tanpa diundang.
Yang lebih heboh lagi, 99% orang yang menyinggung perasaan kita, tidak sadar bahwa dia sudah membuat kita tersinggung… Jadi kita yang sakit hati, mereka merasa juga kagak.
Nach rugi bukan?
Apa pun yang terjadi di luar, seharusnya tidak mempengaruhi kita.
Satu-satunya masalah yang harus diatasi, adalah bagaimana kita bereaksi terhadapnya?
Kalau ingin hidup damai dan bahagia, kita yang harus mengelola hati dan pikiran selaras dengan kehendak-Nya. Menyelesaikan perasaan tersinggung dan marah, sesuai cara Tuhan.
Perubahan sejati adalah *perubahan yang tidak diupayakan*, terjadi karena intimnya hubungan kita dengan Tuhan, melalui pembaharuan pikiran, pertobatan dan perubahan mindset. Metamorfosis dari dalam ke luar.
99% perubahan yg diupayakan, hanyalah perubahan pada tampilan luar saja.
Berbeda dengan apa yang diajarkan di luar sana, di mana kita belajar mengubah pada sisi luar, di sini justru diajar untuk mengubah diri tanpa berupaya, caranya dengan mendekatkan diri kepada Allah.
Dengan siapa kita bergaul, demikian kita jadinya. Saat bergaulnya dengan Allah, yang diserap dan direnungkan pemikiran Allah, maka tanpa disadari, pribadi kita berubah dengan sendirinya. Menjadi sepikir dan sesuai rancangan Allah.
Andrew Wommack kerap bercerita, dia orang udik dari Texas. Logatnya khas selatan, ‘ndeso,’ kurang kelihatan elegan…
Yang saya suka, Andrew merasa nyaman meski logatnya kerap menjadi bahan gurauan. Andrew bersyukur, dia tidak punya banyak talenta sehingga dia bisa fokus pada apa yang dia bisa. Dulunya sangat introvert, tidak bisa berbicara di depan umum.
Karena dia pribadi yang betul-betul biasa saja, maka dia harus bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Andrew sekarang menjadi tokoh yang berpengaruh dan mendunia, bahkan mampu shooting mengajar di televisi, beberapa episode tanpa diulang sekali pun.
Wow…
Dan….. Setiap orang unik. Limited Edition. Satu-satunya di dunia ini. Kadang yang ndeso, justru jadi keunikan tersendiri. Intinya apa yang dianggap kekurangan, bisa jadi ciri khas tersendiri.
Sesungguhnya, ini cocok sekali dengan sebagian besar dari kita yang orang biasa-biasa saja, menurut dunia.
Cling…. Seolah lampu menyala di kepala. Pewahyuan datang.
Kita mungkin tidak punya banyak talenta juga. Fokus saja pada apa yang kita bisa dan do our best.
Artinya, kalau saja kita bersedia bergantung kepada Tuhan seperti Andrew, tentunya Tuhan berkenan memakai kita juga.
Tuhan kan adil.
“Orang biasa yang bergaul dengan Tuhan, akan menjadi orang yang luar biasa,” ujar Arthur Meintjes.
Yess… Yess… Yess….!!!
Justru karena itulah, kita bisa menjaga kerendahan hati. Saat berhasil melakukan sesuatu, kita sadar sesadar-sadarnya, kalau keberhasilan ini karena Tuhan.
It’s all about Him, not me.
*Di luar Tuhan saya tidak dapat melakukan apa-apa, tetapi bersama Tuhan, saya dapat melakukan segala perkara karena Allah yang diam didalamku.*
Tugas kita adalah mengikutinya, hari lepas hari, mentaati arahan-Nya. Allah tahu yang terbaik bagi masa depan kita.
Life is so simple now…
Dahsyat bukan?
*Fear underlies all my problems, and my fear is a measure of how far I am keeping myself from God – Ben Stein.*
*Ketakutan mendasari semua masalah saya, dan ketakutan saya adalah ukuran seberapa jauh saya sudah menjauhkan diri dari Tuhan – Ben Stein.*
YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN