Monthly Archives: Jul 2020

Self Motivation, Seruput Kopi Cantik

Hemat, Pelit & Tuhan. Apa hubungannya?

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Hemat, Pelit & Tuhan. Apa hubungannya?

P. Prasetya M Brata suatu ketika bercerita, dulu mindsetnya, kalau keturunan chinese itu pasti pelit. :-). Untunglah setelah kerap bergaul, ternyata tidak semua begitu.

Pelit or tidak, sesungguhnya tidak mengenal ras atau suku. Tergantung orangnya.

Lawson Purdue, salah satu guru saya bercerita, ayahnya cacat dan ibunya berprofesi sebagai guru. Hidup mereka sangat pas-pasan. Akibatnya Lawson terbiasa hidup sangat hemat.

Seharusnya ayahnya bisa mendapat tunjangan dari pemerintah Amerika, tetapi ayahnya pribadi yang punya harga diri. Dia memilih bekerja dengan segala ketebatasannya.

Karena hematnya, Lawson terbiasa kalau makan dengan keluarganya di Mc. Donald, mereka 7 orang tetapi hanya memesan 6 pax.
Suatu ketika Lawson mendengar kisah seorang pendeta yang membelikan istrinya mobil mercedes, model terbaru dengan harga penuh. Padahal saat itu, di kota sebelah, dealer mercedes sedang jual Sale besar-besaran untuk model yang berbeda.
Lawson terperangah….
Dia pun bertanya kepada Tuhan, benarkah sikap sang pendeta?
Ternyata Tuhan membenarkannya!
Sejak itu Lawson mengubah sikap dan cara pikirnya berkaitan dengan uang.

“Saya tidak akan menjadikan uang sebagai alasan utama dalam memutuskan sesuatu, tetapi mencari kehendak Tuhan sebagai prioritas utama,” ujar Lawson Purdue, ” Sejak itu Tuhan memberkati saya lebih lagi.”

*****

B. Susana Inggriani, teman di Sekolah Charis sedang galau.
Dia dan suaminya, yang bersama-sama sekolah, ingin melanjutkan ke level 2, tetapi kesulitan dana. Maka dia minta didoakan oleh P. Irwan & B. Angeline, direktur Sekolah Charis.

Ketika B. Susana mendengar apa yang diceritakan Lawson Purdue tentang mercedes, dia tersentak.

“Saat dengar itu, langsung sadar… saya juga dong… sejak kecil terbiasa hidup hemat. Sesuai ajaran orangtua, pokoknya sehemat mungkin. Sekarang pun saya masih hemat, bukan hematnya yang salah tapi seperti Lawson, segala keputusan, pertimbangan atau pikiran pertamanya adalah uang,” B. Susana menceritakan kisahnya,

“Saya nonton pelajaran ini hari Rabu, tgl 3 Juni berarti ya, karena kita review dengan Pak Irwan Sabtu 6 Juni 2020.
Nah setelah mendengar kesaksian Lawson, saya dapat hikmat bagaimana caranya supaya pertimbangannya bukan pada uang, pewahyuannya melalui firman: *Nyatakanlah dalam SEGALA HAL keinginanmu kepada Allah dalam doa & permohonan dengan ucapan syukur*.
Jadi saya dapat pengertian begini: sekarang mau beli/butuh/ingin apa pun ngomong saja sama Bapa, even mau beli pempek tetap ngomong ke Bapa, bukan mikirin uangnya duluan.

Setelah berpikir begitu tiba-tiba saya terharu sekali, lalu ingat biaya Level 2…
Tiba-tiba sadar, ini Tuhan yang berbicara. Saat itu juga saya tahu, tahu dan tahu… bahwa saya pasti melanjutkan ke Level 2. Bapa di Sorga yang akan menyediakan biayanya, entah darimana….

Lalu tanggal 12 Juni saya digerakkan Tuhan untuk melangkah dengan iman. Chat Bu Ros minta dikirim form pendaftaran.
Keesokan harinya, tgl 13 pagi, seorang saudara dalam Tuhan chat ke saya, bertanya apakah saya bersedia untuk disponsori biaya sekolah Level 2 untuk saya dan suami.
Wow… saya sampai speechless…ga pake lama :-), Tuhan langsung menjawab!
Tentu saja saya menerima dengan sukacita. Dahsyatnya pula, hari itu juga langsung dilunasi oleh beliau… Lagi-lagi Wow…speechless..

Kemudian beliau juga bersaksi beberapa kali ga bisa tidur, kepikiran… Bukan karena keberatan biayanya, tetapi beliau punya pengalaman, ingin memberkati seseorang tetapi ditolak.
Karena itu beliau perlu betul-betul yakin bahwa memang ini kehendak Tuhan, barulah beliau berani mengontak saya,”
B. Susana mengakhiri kisahnya.

Ganti saya yang wow… speechless….
Tuhan, Engkau Allah yang Maha-Dahsyat namun Engkau memperhatikan hingga hal-hal kecil yang dibutuhkan anak-anak-Mu.
Hati ini berkecamuk dengan syukur dan sukacita.
Rasa aman, tenang, damai pun menyelimuti pikirandan hati.
Apalagi yang mesti dikuatirkan?

I love you, My Lord.

The God of peace will be with you in all things.

Allah Sang Pembawa Damai akan mencukupkan kita dalam segala hal.

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#SeruputKopiCantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles

“Lebih Besar, Lebih Besar, dan Lebih Besar Lagi!”

“Lebih Besar, Lebih Besar, dan Lebih Besar Lagi!”

Saya sering mengetik kata-kata acak ke dalam program pencarian Alkitab saya dan membaca, lalu merenungkan ayat-ayat yang muncul. Saya mendapatkan banyak pewahyuan dari pembelajaran tersebut.

Berikut adalah tiga ayat yang mengandung kata ‘lebih besar.’

Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia.
1 Yohanes 4:4 (TB)

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa;
Yohanes 14:12 (TB)]

Sebab jika kita dituduh olehnya, Allah adalah lebih besar dari pada hati kita serta mengetahui segala sesuatu.
1 Yohanes 3:20 (TB)

Saya menemukan tiga kebenaran penting dalam ayat-ayat ini.

Pertama, Dia yang hidup di dalam kita, yang kita terima dengan iman, lebih besar dari sistem dunia, penguasa dunia mau pun kerusakan yang terjadi di dunia ini. Kebenaran ini memberi saya kedamaian, karena menyadari bahwa -terlepas dari apa pun yang terjadi di sekitar saya-, saya hidup dengan sesuatu (Seseorang / Pribadi) di dalam diri saya, yang lebih besar. Kerajaan Allah yang ada di dalam saya, memiliki kekuatan dan sumber daya untuk mengatasi kegelapan tanpa terkecuali.

Kedua, bukan saja Dia yang ada di dalam saya lebih besar, Dia ingin dimanifestasikan melalui karya-karya yang lebih besar di dunia ini.

Kasih dan kuasa Tuhan yang ada di dalam diri kita, menunggu untuk dilepaskan. Hal itu lebih besar dari dosa, penyakit, kegagalan, depresi mau pun ketakutan.
Anugerah Tuhan di dalam diri kita yang telah memperlengkapi supaya dapat membawa kita keluar dari kegelapan ke dalam terang-Nya yang ajaib.

Akhirnya, bahkan jika saja kita melewatkannya dan bahkan jika kita gagal, Tuhan lebih besar dari hati kita atau semuanya itu.
Dia duduk di atas takhta Anugerah yang memberikan kasih karunia dan belas kasihan pada saat dibutuhkan.
Jangan biarkan hati kita mengutuk atau menghakimi diri kita sendiri. Biarkan Allah Yang Besar mengangkat kita. Setiap momen dapat menjadi awal yang baru bagi kita.

Kehidupan yang berkelimpahan harus lebih besar dan lebih besar lagi. Itu adalah karakter Allah yang sesungguhnya!

[Repost ; “Greater, Greater and Greater!”, – Barry Bennett, diterjemahkan oleh Yenny Indra]

Read More
Articles, Christianity

Rahasia Pamungkas Agar keluarga Diberkati.

Rahasia Pamungkas Agar keluarga Diberkati.

Ketika anak-anak masih kecil, mereka percaya apa pun yang dikatakan orangtuanya. Bahkan meja berwarna merah, ketika kita memberitahunya itu warna kuning, sebagian besar mereka percaya tanpa membantah.

Namun ketika beranjak remaja, justru ingin melakukan apa saja yang berbeda dari apa yang diajarkan orangtuanya. Kadang-kadang bahkan asal berbeda.
Mereka lebih percaya kepada teman daripada kepada orangtuanya.
Begitu sulitnya kita mempengaruhi mereka. Apalagi di jaman serba internet, nasihat orangtua kerap dianggap kuno dan tidak relevan.

Lalu apa yang harus kita lakukan sebagai orangtua?
Berita baiknya, ada rahasia pamungkas yang bisa lakukan, tanpa harus ‘memaksa’ anak-anak melakukan sesuatu.

Dalam Kejadian 39:5 (TB) diceritakan, “Sejak ia (Potifar) memberikan kuasa dalam rumahnya dan atas segala miliknya kepada Yusuf, *TUHAN memberkati rumah orang Mesir itu karena Yusuf*, sehingga berkat TUHAN ada atas segala miliknya, baik yang di rumah maupun yang di ladang.”_

Ayat ini membukakan rahasia kesuksesan Potifar, yaitu karena dia memiliki budak yang bernama Yusuf!
Dan Potifar menyadarinya.

Lalu apa rahasianya, sehingga Yusuf bisa membuat Potifar diberkati?

Terkuaklah rahasianya yang tercatat dalam Kejadian 39:2 (TB) “Tetapi *TUHAN menyertai Yusuf,* sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu.”

Rahasianya karena:
*Yusuf disertai Tuhan.*

Kesimpulannya, Potifar diberkati Tuhan karena memiliki budak yang bernama Yusuf.
Yusuf membuat Potifar diberkati karena dia disertai Tuhan.

Dengan cara yang sama, kalau ada budak yang disertai Tuhan saja, membuat bossnya diberkati. Terlebih lagi kalau ada ayah/ibu/orangtua yang disertai Tuhan, tentunya pasangan, anak-anak, keluarga dan lingkungannya akan diberkati Tuhan.
Make sense?

Nach sekarang rahasia ke dua yang harus kita gali, bagaimana caranya supaya hidup kita senantiasa disertai Tuhan?

Dalam 2 Tawarikh 20 diceritakan bahwa Bani Moab dan Bani Amon datang mengepung Raja Yosafat. Jumlah mereka sangat banyak. Yosafat dan tentaranya tidak akan mampu melawan mereka.
Masalah ini sangat serius.

Yosafat tidak mencari bantuan dari teman atau kerajaan lain untuk menolongnya, tetapi dia mencari Tuhan.

Dalam 2 Tawarikh 20:12 (TB) dicatat,
“Ya Allah kami, tidakkah Engkau akan menghukum mereka? Karena kami tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar ini, yang datang menyerang kami. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, *tetapi mata kami tertuju kepada-Mu.”*

Yosafat fokus kepada Tuhan dan kemampuan-Nya. Dia beriman, percaya, meski pun apa yang terlihat di depan mata seolah mustahil, tetapi dia yakin, Tuhan mampu mengerjakan mengerjakan hal-hal yang tak terpikirkan untuk mengalahkan musuh-musuhnya.

Fokus adalah posisi kita!
Fokus adalah posisi orang yang disertai Tuhan!

Yang diinginkan musuh, agar mata kita tertuju kepada berbagai masalah. Dari berbagai penjuru serangan masalah datang bersamaan…. Strategi Tumpukan Masalah yang selalu membuat orang stres, takut dan kehilangan harapan.

2 Tawarikh 20:14-17 (TB)
Lalu Yahaziel bin Zakharia bin Benaya bin Matanya, seorang Lewi dari bani Asaf, dihinggapi Roh TUHAN di tengah-tengah jemaah, dan berseru: “Camkanlah, hai seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem dan tuanku raja Yosafat, beginilah firman TUHAN kepadamu: Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini, sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah.
Besok haruslah kamu turun menyerang mereka. Mereka akan mendaki pendakian Zis, dan kamu akan mendapati mereka di ujung lembah, di muka padang gurun Yeruel.
Dalam peperangan ini tidak usah kamu bertempur. Hai Yehuda dan Yerusalem, tinggallah berdiri di tempatmu, dan *lihatlah bagaimana TUHAN memberikan kemenangan kepadamu*. Janganlah kamu takut dan terkejut. Majulah besok menghadapi mereka, *TUHAN akan menyertai kamu*.”

Tetapi kunci kemenangan Yosafat justru Fokus Kepada Tuhan. Itu yang membuatnya disertai Tuhan dan justru Tuhan yang berperang baginya.

Keesokan harinya mereka bernyanyi memuji Tuhan dan mengambil banyak jarahan saja. Tuhan yang berperang bagi mereka. Inilah hasilnya jika seseorang disertai Tuhan. Tuhan yang mengatur semuanya, kita tinggal menikmatinya.
Istilah kerennya, Rest In The Lord.

Yusuf pun melakukan hal yang sama. Dia berpesan pada juru minuman yang diartikan mimpinya, supaya menyampaikan kasusnya kepada raja.
Tetapi apa yang terjadi?
Sang juru minuman lupa!

Yusuf tidak marah atau sakit hati. Dia tetap mengerjakan apa yang menjadi tugasnya dengan sangat baik, sehingga menjadi kepercayaan kepala penjara.
Yusuf Rest In The Lord.

Setelah Yakub meninggal, saudara-saudaranya takut, Yusuf akan membalas kejahatan mereka menjual Yusuf dulu.
Tetapi Yusuf menjawab:
“Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah?
Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi *Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan*, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.
Jadi janganlah takut, aku akan menanggung makanmu dan makan anak-anakmu juga.”
Kejadian 50:19-21 (TB)

Ini merupakan cermin sikap pribadi yang sungguh-sungguh fokus kepada Allah dan rancangan-Nya. Meski seolah yang buruk terjadi, namun Yusuf tahu, Tuhan tetap pegang kendali. Rancangan-Nya senantiasa yang terbaik. Inilah sikap yang membuat dia senantiasa disertai Tuhan.

Dari pelajaran di atas, kita bisa mengambil kesimpulan:
1. Kunci agar hidup kita disertai Tuhan adalah Fokus kepada Tuhan dan Firman-Nya.
Karena Firman adalah Allah.
(Yohanes 1:1)
Menghidupi firman-Nya dan beriman sepenuh hati.

2. Ketika hidup kita senantiasa disertai Allah, maka dengan sendirinya pasangan, anak, keluarga dan lingkungan kita diberkati oleh karena kehadiran kita.

Menarik bukan?
Mari kita laksanakan!
Tuhan Yesus memberkati.

Penulis:
YennyIndra Seruput Kopi Cantik.

Read More
Articles, Christianity

“Injil Itu Peningkatan!”

“Injil Itu Peningkatan!”

Tahukah kita bahwa segala sesuatu tentang Injil berbicara tentang peningkatan?
Apakah kita menyadari bahwa Injil memberdayakan orang agar menjadi makmur di setiap bidang kehidupannya?
Pada saat yang sama, segala sesuatu tentang setan dan kerusakan dunia, cenderung mengarah pada kerugian, kecurangan dan kemiskinan.

Kerajaan Allah dirancang agar manusia menikmati hidup yang berkelimpahan, meningkat, diberkati, dipenuhi dengan sukacita dan kasih. Hanya kegelapan seperti kecurangan dan dosa, yang menghalangi terealisasinya rancangan hati Allah bagi manusia. Injil membawa kemakmuran rohani, kemakmuran mental, kemakmuran emosional, kesehatan, kesembuhan, harmonisnya hubungan, kedamaian dan sukacita. Itulah sifat Allah yang sesungguhnya!

Semangat untuk mengontrol, seperti yang terjadi di berbagai pemerintahan, berupaya memisahkan manusia dari kelimpahan, kebebasan pribadi, kreativitas, dan tanggung jawab pribadi. Banyak agama melakukan hal yang sama.
> Agama-agama yang menganut prinsip ‘kedaulatan’, membuat manusia bagaikan bidak catur dan korban dari prinsip yang menganggap Tuhan itu misterius dan mengendalikan semua hal.
> Agama-agama ‘legalisme’ mengutuk pada perilaku atau aktivitas apa pun yang berada di luar batas keyakinan mereka, sehingga memperkuat rasa bersalah, yang pada akhirnya mencuri, membunuh, dan membinasakan kehidupan orang percaya.

Firman Kebenaran, Injil, itu menghasilkan buah. Injil membebaskan manusia agar dapat menemukan siapa diri mereka yang sesungguhnya. Injil melepaskan kita ke dalam anugerah Allah – penyediaan-Nya yang tak terbatas untuk setiap kebutuhan – dan mengundang kita untuk menikmati kasih Allah yang luar biasa.
Injil itu tentang berkat, perkenanan, kesehatan, pertumbuhan, dan kebebasan.

Jangan biarkan musuh dan dunia membentuk kita menurut gambaran mereka. Biarkan Injil menghasilkan buahnya dalam hidup kita.

“Firman Kebenaran. . . Injil. . . menghasilkan buah, seperti yang terjadi juga di dalam kamu, sejak hari kamu mendengarnya, dan mengetahui kasih karunia Allah dalam kebenaran ”
(Kolose 1:5-6 NKJV)

[Repost ; “The Gospel Is Increase!”, – Barry Bennett, diterjemahkan oleh Yenny Indra]

Read More
Self Motivation, Seruput Kopi Cantik

Yang Kita Lakukan, Selalu Mempengaruhi Orang Lain.

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Yang Kita Lakukan, Selalu Mempengaruhi Orang Lain.

Kebenaran di atas, kerap kita lupakan. Ada orang-orang yang berpikir, terserah apa yang aku lakukan, ini hidupku sendiri koq…
Siapa bilang?
Ketika seseorang melakukan perbuatan kriminal, dosa dll, anak, istri, orangtua menanggung akibatnya.
Apa pun yang kita lakukan, senantiasa mempengaruhi orang lain. Disadari, mau pun tidak.

Sekian tahun lalu, kami ingin membuka cabang di sebuah kota. Kami perlu kontrakan gudang untuk test market, jalan atau tidak. Staf kami yang mencarikan info dan pilihan. Kami memilih sebuah gudang yang dirasa cocok.

Ketika kami bertemu dengan si pemilik, ngobrol sana sini, ternyata beliau mengenal papa saya. Perundingan jadi serba mudah. Sampai akhirnya, kami diijinkan memakai gudang itu lebih awal, dan baru 2 minggu kemudian kami mengikat perjanjian di notaris dan membayar biaya sewa.

Kemudahan yang kami terima, karena papa saya mempunyai nama baik, bisa dipercaya dan dikenal sebagai guru.
Papa saya tentunya tidak mengira bahwa apa yang ditaburnya kelak menjadi berkat tak terduga bagi anaknya, sekian puluh tahun kemudian.

Ketika kita menjadi pribadi yang benar-benar mengasihi Tuhan, ada jaminan berkat yang tersedia.
Raja Daud berkata, “Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti; tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi berkat.”

Joel Osteen pernah bercerita, bahwa kesuksesannya karena kakek dan ayahnya yang setia menabur benih-benih kebaikan serta menjadi berkat bagi banyak orang. Dan sekarang Joel yang menuai panennya.
Itulah sebabnya ada orang-orang yang hidupnya begitu mudah, karena dia tinggal menuai apa yang sudah ditabur leluhurnya.

Joel senantiasa mengingatkan agar kita selalu mengambil pilihan yang benar sesuai kebenaran Firman Tuhan. Pilihan kita yang benar, mampu mengubah DNA bawaan yang buruk, yang mungkin saja kita miliki, tanpa kita sadari.
Sehingga suatu ketika, anak cucu kita akan bersyukur, memiliki kita sebagai ayah/ibu, kakek/neneknya. Karena ada seseorang yang bersedia membayar harga, – hidup dalam kebenaran Allah serta mempraktekannya-, kehidupan generasi berikutnya berubah mengikutinya.

Keturunan orang benar akan diberkati, harta kekayaan ada dalam rumahnya, umur panjang ada di tangan kanannya dan di tangan kirinya, kekayaan dan kehormatan, demikian janji Tuhan.
Wow…. Amazing!

Mau?
Mari kita hidup dalam kebenaran Allah!

Your prosperity isn’t about what you have on the outside, it’s about WHO YOU HAVE ON THE INSIDE- Lawson Purdue

Kemakmuran bukan tentang apa yang Anda miliki di luar, ini tentang SIAPA YANG ADA DI DALAM ANDA – Lawson Purdue.

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#SeruputKopiCantik  #yennyindra #InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan #mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
1 3 4 5