“[Allah] Berdaulat?”
“[Allah] Berdaulat?”*l
Jika ungkapan “Allah berdaulat” berarti bahwa Dia menentukan dan mengendalikan semua hal, maka ;
Tidak ada imbalan bagi kebijaksanaan dan
Tidak ada pula hukuman untuk ketidaktahuan.
Tidak ada janji untuk iman dan tidak ada bahaya dalam ketakutan. Tidak ada berkat dalam hidup mengikuti Roh dan
Tidak ada kerusakan karena memanjakan kedagingan.
Tidak ada janji untuk kebenaran,
Tidak ada peningkatan yang diperoleh karena memberi,
Tidak perlu berdoa,
Tidak ada manfaatnya berkhotbah,
Tidak ada gunanya menginjili dan
Tidak ada tujuan dalam melayani.
Tuhan berdaulat, tetapi berdaulat disini tidak berarti “mengendalikan.” Tuhan tidak mengatur kejahatan, Dia juga bukan kaki tangan si Jahat di bumi.
Berdaulat artinya Allah itu bukan manusia, Dia yang menetapkan bagaimana ciptaan-Nya akan bekerja, dan kemudian secara berdaulat memberikan bumi kepada Adam untuk dikuasainya.
Allah dengan berdaulat memilih menghormati pilihan Adam dan konsekuensi dari pilihannya itu.
Dia kemudian berdaulat menjadi manusia untuk menebus kita dari konsekuensi pilihan Adam, dan sekarang dengan berdaulat pula, menawarkan kepada kita karunia kebenaran melalui iman.
Sekali lagi, Dia akan menghormati pilihan kita dan hanya melibatkan diri-Nya sendiri dalam urusan kita melalui iman yang kita miliki.
Dia telah memberi kita
Nama-Nya,
Roh-Nya,
Firman-Nya,
janji-janji-Nya,
Perjanjian-Nya,
darah-Nya,
karunia-Nya,
otoritas-Nya dan
kunci-kunci kerajaan-Nya sehingga kita dapat memerintah dalam kehidupan ini.
Dia telah memberi kita otoritas untuk mengatasi pekerjaan musuh, tetapi Dia akan menghormati baik iman atau pun ketidakpercayaan kita. Tuhan tidak mengendalikan kita, juga tidak mengatur bencana demi bencana.
Tuhan memanggil kita untuk berkuasa. Tetapi ketika Dia kembali, apakah Dia akan menemukan iman di bumi?
[Repost : “Sovereign?”, – Barry Bennett, Diterjemahkan Oleh Yenny Indra, Media: Denny Christian]