Menghadapi Virus Corona, Apa Strategi Anda?
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Menghadapi Virus Corona, Apa Strategi Anda?
Ketika Virus Corona merebak, di mana-mana terlihat orang mengenakan masker. Apalagi di airport untuk penerbangan internasional, konon wajib.
Rasanya aneh ketika tidak mengenakan masker.
P. Indra ketularan juga. Bersiteguh saya harus mengenakan masker, padahal bikin susah bernafas. Duh malasnya…
Saya pura2 lupa terus…
Begitu dia membaca artikel bahwa virus itu lebih kecil daripada lubang masker, jadi percuma pakai masker.
Langsung P. Indra mengumumankan:
“gak usah pakai masker.”
Yeaaay…..
Saya teringat kisah John G Lake, misionaris terkenal yang hidup pada akhir abad ke 18, terkenal dengan pelayanan kesembuhannya. Bahkan beliau memiliki Healing Room, tempat penyembuhan orang-orang sakit dengan kuasa doa dan firman.
Pada kurun waktu 1908 – 1913, John Graham Lake melayani di Afrika Selatan.
Pemerintah sedang berjuang melawan wabah mematikan yang melanda suatu daerah. Banyak kematian terjadi. Lake ingin masuk dan membantu. Tentu saja dokter melarang.
Lalu dia mengambil air liur dan busa dari mulut orang yang mati dan meminta para dokter memeriksanya di bawah mikroskop. Banyak kuman di dalamnya. Setelah itu, dia mengambil busa itu mengoleskannya pada tangannya, lalu meletakkannya kembali di bawah mikroskop. Terlihat bakteri itu telah mati.
“Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Tuhan dari hukum dosa dan hukum maut,” ujar John G Lake menjelaskan bahwa Kehidupan Allah di kalangan orang percaya dapat memberantas penyakit dan penyakit. – maka para dokter pun mengizinkannya untuk membantu di daerah yang penuh wabah penyakit.
Tidak heran jika Mahatma Gandi memuji,
“Ajaran-ajaran John G Lake pada akhirnya akan diterima di seluruh dunia.”
(Sumber:https://www.lifemission.org.za/about/john-g-lake/)
Ketika sahabat saya sibuk mencari masker, yang harganya sudah meningkat berkali-kali lipat, saya bilang,
“Mengapa tidak pakai perlindungan Mazmur 91 saja?”
“Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa
akan berkata kepada TUHAN:
“Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai.”
Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk.
Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok.
Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang,
terhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap, terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang.
Walau seribu orang rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu.”, demikian nyanyian Raja Daud dalam kitab mazmur 91.
Iman kita terpancar melalui sikap dan pikiran kita. Itu menunjukkan apa yang sesungguhnya kita percayai.
Apakah kita mengandalkan Tuhan atau dicekam ketakutan, artinya beriman kepada Virus Corona?
Yang tidak kita sadari, Apa yang kita fokuskan, akan membesar.
Justru apa yang kita takutkan, itulah yang terjadi.
Berjaga-jaga tentu tidak salah. Tetapi jangan sampai sedemikian takutnya, hingga hanya fokus pada Virus Corona dan bukan kepada kemampuan Allah Yang Maha-Dahsyat, yang mampu meluputkan kita.
Hidup kita ditonton oleh orang-orang yang belum mengenal Tuhan.
Apa yang mereka lihat?
If God is for us, who is against us?
Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?
YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN