Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Pernahkah Kita Menyadari Ilmu Pengetahuan Terus Berubah?
Semasa kecil, saya didorong untuk makan telur paling tidak sebutir setiap hari karena merupakan salah satu makanan bergizi dan membuat sehat dan pintar. Tetapi sekarang berbeda. Makan telur jangan setiap hari. 3x seminggu saja karena mengakibatkan kolestrol dan allergi, terutama kuningnya.
Kadar kolesterol darah tinggi merupakan faktor risiko penyebab penyakit jantung.
Selama beberapa dekade, sekitar 50 tahun, orang telah diberitahu bahwa kolesterol makanan meningkatkan kadar kolesterol darah dan menyebabkan penyakit jantung. Tetapi bukti penelitian yang terbaru tidak menyetujuinya.
Meskipun tampaknya logis bahwa makan makanan berkolesterol akan meningkatkan kadar kolesterol darah, tetapi pada kenyataannya tidak bekerja seperti itu.
Intinya, makan makanan berkolestrol tidak otomatis berhubungan dengan naiknya kolestrol dalam darah.
(Sumber: https://www.healthline.com/nutrition/dietary-cholesterol-does-not-matter)
Demikian juga dengan berita paling anyar, bahwa glucosamine yang selama ini dianggap baik untukmengobati osteoartritis, ternyata terbukti sebaliknya.
https://www.smh.com.au/national/hundreds-harmed-by-glucosamine-as-doctors-warn-stop-taking-it-20200129-p53vq1.html
Terbukti, sesuatu yang pada suatu masa, dianggap baik, belum tentu di masa depan juga dianggap baik. Justru kebalikannya, bisa saja dianggap berbahaya.
Duh repot juga ya?
Berbeda dengan Firman atau Perkataan Tuhan yang sejak dulu, sekarang sampai selama-lamanya tetap Sama!
Padahal kita kerap menganggap perkataan dokter, ilmuwan dan orang-orang pandai di dunia, sebagai Hukum yang Pasti.
Tidak heran jika kita berdoa, tetapi yang diimani adalah perkataan dokter. Itulah sebabnya, mujijat kesembuhan tidak terjadi. Kan rumusnya: terjadilah menurut imanmu.
Saya merenungkan hal ini setelah menonton video kesaksian Prof. dr. T. Santoso S, MD, FACC, FESC adalah seorang Dokter Spesialis Penyakit Dalam (terkhusus Kardiovaskular) dan Spesialis Jantung.
Kalau menyebutkan nama beliau, selalu ingat papa karena papa saya pasien setianya.
Papa sangat bangga dengan Prof Santoso karena orangtua Prof Santoso dari Kota Kebumen, kota asal kami.
Beliau ahli jantung yang terbaik di Indonesia, bahkan kerap diundang seminar & mengajar di manca negara. Suatu hari menderita penyakit langka di bagian dalam tubuhnya, dibawa ke Singapura, ternyata dokter Singapura pun gak bisa berbuat apa-apa. Hanya diberi vitamin.
Akhirnya, Prof. Santoso sembuh oleh mujizat Tuhan. Ditunjukkan bukti ilmiahnya, termasuk rontgen saat sakit dan sesudah sembuh.
Sila tonton kesaksian Prof Santoso di:
Saya kesulitan menceritakannya, karena banyak istilah-istilah kedokteran.
Pelajarannya:
– Tempatkan firman/Perkataan Tuhan di tempat yang paling utama. Ini kebenaran yang pasti dan tidak berubah selama-lamanya.
– Cara Tuhan menyembuhkan, bisa secara natural melalui tangan dokter atau secara supranatural seperti yang dialami Prof. Dr. Santoso. Melalui tangan dokter mau pun supranatural, harapan, doa dan iman kita tetap kepada Tuhan. Dokter, peralatan medis, hanyalah sarana-Nya. Karena itu, ketika sakit, tanya dulu pada Tuhan, apakah diobati secara natural melalui dokter atau secara supranatural? Biarkan Tuhan yang membimbing.
– Pada saat keadaan baik, tenang, tanpa masalah, rajin-rajinlah menabur dan menyimpan kebenaran firman Tuhan di tanah hati kita.
Jadi pada masa krisis, ketika membutuhkan mujijat, kita tinggal memetik buahnya yang sudah tersedia dalam hati kita. Mujijat terjadi ketika kita berdiri diatas kebenaran firman Tuhan karena firman yang berkuasa, bukan cara kita berdoa atau siapa yang berdoa.
Setuju?
Way Maker, Miracle Worker, Promise Keeper, Light In The Darkness My God. That is who You are.
Pembuat Jalan, Pencipta Mujijat, Pemberi Janji yang Terpercaya, Terang di dalam Kegelapan…. Itulah diriMu, Tuhan.
YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN