How To Sell Yourself
2 rahasia sukses ‘menjual diri’ dan mendapat jabatan idaman.
Sebagian besar orangtua, termasuk saya, sibuk mencari sekolah terbaik untuk
anak-anak dengan harapan akan mempermudah masa depannya kelak untuk
menjadi pribadi yang terbaik, sukses dan bahagia. Pendidikan dan lingkungan
yang baik menjadi modal utama untuk mencapai keberhasilan hidup. Demikian
keyakinan sebagian besar orangtua. Pertanyaannya: benarkah demikian?
.
Baru-baru ini Amy Cuddy, seorang psikolog dan profesor business
administration dari Harvard University, mengungkapkan hasil penelitiannya.
Ternyata hal yang utama yang mendukung kesuksesan seseorang adalah:
1. Apakah dia pribadi yang bisa dipercaya?
2. Apakah dia pribadi yang pantas dihargai?
Menariknya, Cuddy mengatakan bahwa kebanyakan orang, terutama dalam
konteks profesional, percaya bahwa kompetensi adalah faktor yang lebih
penting. Itulah sebabnya, mereka ingin membuktikan bahwa mereka pintar dan
cukup berbakat untuk menangani bisnis perusahaan Anda. Namun pada
kenyataannya justru kehangatan, atau kepercayaan, adalah faktor yang paling
penting dalam bagaimana seseorang menilai Anda. “Dari perspektif evolusi,”
kata Cuddy, “lebih penting bagi kelangsungan hidup kita untuk mengetahui
apakah seseorang trustable. Ibarat saat sekumpulan manusia masuk ke dalam
gua, lebih penting untuk memastikankan bahwa rekan kita tidak akan
membunuh dan mengambil harta kita, dibandingkan kemampuannya
menyalakan api yang baik untuk menyusuri gua dengan selamat”
Hebohnya nilai di sekolah, yang dianggap berbanding lurus dengan
kecerdasannya, ternyata bukanlah faktor utama. Kebanyakan perusahaan besar
justru lebih memilih CEO dengan kriteria: seorang yang bisa dipercaya sebagai
syarat yang paling utama meski prestasi sekolahnya tidak terlalu luar biasa,
dibandingkan dengan seseorang yang prestasi akademisnya luar biasa tetapi
dari hasil test psikologi mencerminkan karakter yang belum tentu bisa
diandalkan loyalitas mau pun integritasnya.
.
Warren buffett, orang terkaya ke tiga di dunia, berujar, dibutuhkan 20 tahun
untuk membangun reputasi seseorang tetapi hanya dibutuhkan waktu 5 menit
untuk menghancurkannya.
.
Kembali pada nilai-nilai dasar kehidupan manusia, bahwa integritas
menunjukkan pribadi sejati seseorang. Nilai-nilai ini tetap menjadi nilai yang
paling berharga meski jaman sudah berkembang menjadi sedemikian
canggihnya dan cara manusia bersosialisasi telah berubah dengan adanya
teknologi internet yang menghilangkan begitu banyak batas serta hambatan di
masa lalu. Dan tetap berlaku bahwa integritas adalah sesuatu yang harus
diusahakan serta dibangun seumur hidup. Sementara 1 kali kesalahan bisa
meruntuhkan semuanya dalam sekejap mata.
.
Hal penting lainnya yang menjadi dasar pemilihan seorang pemimpin, apakah
dia seseorang yang layak dihormati? Respek dan penghargaan diperoleh
seseorang karena caranya bersikap dan membawa diri. Apa yang diucapkan
selaras dengan apa yang dilakukan. Senantiasa bisa diandalkan serta
bertanggungjawab. Dalam jangka panjang akan menentukan kemampuannya
untuk mempengaruhi orang lain, memimpin dan menghasilkan pencapaian yang
diharapkan. Jika seseorang yang ingin dipengaruhi tidak mempercayai kita, apa
pun yang dilakukan, tidak akan bisa berjalan terlalu jauh. Justru timbul
kecurigaan dan perasaan kuatir akan ditipu. Sebaliknya orang yang hangat dan
tulus, akan memancarkan aura positif yang akan menarik orang lain untuk
menyukainya, merasa aman, kagum dan timbul rasa percaya. Kepercayaan ini
menjadi kekuatan, bukan lagi ancaman. Dengan mudah kita mempengaruhinya.
Respek dan kepercayaan diperoleh sebagai akibat pancaran nilai-nilai,
keyakinan dan beliefs seseorang yang tertanam di dalam hatinya. Sesuatu yang
akan memancar dari dalam hati seseorang. Lalu diungkapkan secara alami
melalui body language– bahasa tubuh- tanpa kita menyadarinya. Bahasa tubuh
ini seringkali berbicara lebih keras daripada kata-kata yang kita ucapkan.
Pernahkah kita memperhatikan saat kita tertarik atau bersimpati dengan
seseorang? Sesungguhnya perpaduan antara aura, sikap dan bahasa tubuhnyalah
yang membuat kita tertarik dan bersimpati kepadanya.
Sebaliknya saat seseorang memandang kita dengan pikiran menuduh atau
menghakimi, meski dia tidak mengucapkan sepatah kata pun, secara naluri kita
tidak menyukainya. Kerapkali orang menyebutnya dengan insting, sulit
dijelaskan tetapi sangat mempengaruhi keputusan seseorang: apakah dia akan
menyukai orang itu atau tidak. Percaya atau tidak. Respek atau menganggapnya
munafik . Hukum ini sama nyatanya dengan hukum gravitasi. Tidak kasat mata,
Ini bukti bahwa apa pun yang tersimpan dalam hati dan pikiran seseorang akan
terpancar melalui bahasa tubuhnya, lalu dalam jangka panjangnya akan
membuat kita mengambil keputusan, apakah orang ini layak dipercaya dan
dihormati? Hal yang sama akan dirasakan oleh calon pimpinan mau pun rekan-
rekan bisnis kita pula. Yang pada akhirnya akan menentukan apakah kita
mendapat promosi, dianggap layak untuk menduduki suatu jabatan, dipercaya
menangani proyek besar dan berbagai pencapaian lainnya atau tidak.
.
Kembali kepada pertanyaan: How to sell yourself?
Dengan memahami prinsip-prinsip ini, tentunya kita bisa menata kembali nilai-
nilai hidup kita secara bijak. Memilih nilai-nilai yang baik lalu menghidupinya.
Memprogram kebiasaan-kebiasaan baru agar dapat membangun sikap, kata-kata
dan cara pandang yang benar serta bijak dalam meresponi segala sesuatu yang
terjadi dalam hidup sehingga menjadi bekal untuk menjadi pemimpin yang bijak
dan bisa diandalkan.
Hidup yang baik, bahagia dan sukses bisa diciptakan. Asalkan kita bersedia
memprogram ulang cara berpikir dan mengisi hati kita dengan kebenaran-
kebenaran firman Tuhan yang kekal, tak lekang oleh waktu.
Kebenaran sejati itu bagaikan hukum gravitasi, percaya atau tidak, akan tetap
terjadi. Kita boleh percaya atau menolak mempercayai hukum gravitasi, tetapi
setiap benda yang jatuh akan jatuh ke bawah dan bukannya ke atas. Itu
membuktikan adanya gaya gravitasi.
.
Belajar dari prinsip-prinsip di atas, maka sesungguhnya tidak ada seorang pun
yang bisa menyembunyikan siapa dia sesungguhnya. Orang bisa berpura-pura
untuk sementara waktu, tinggal tunggu waktu, kebenaran siapa dirinya akan
terbuka dengan terang benderang.
Jadi trik yang tidak mungkin gagal untuk ‘menjua diri sendiri’-sell yourself–
adalah memurnikan nilai-nilai dalam diri kita lalu menghidupinya dengan
ketulusan hati. Kalau pun kita belum bisa menghidupinya secara sempurna,
katakan pada diri sendiri dengan bersuara, niat kita untuk bersikap jujur, berani,
memegang integritas lalu kita mulai mempraktekkannya melalui hal-hal kecil
dalam kehidupan. Ketika mulut berucap dan telinga mendengar, tumbuh dalam
nurani kita, kesadaran serta dorongan untuk memenuhinya. Membayar uang
parkir dengan jujur, meski itu parkir tidak resmi. Mengembalikan uang
kembalian yang kelebihan. Menepati janji. On time. Minta maaf saat melakukan
kesalahan. Berjalan extra miles-bekerja melebihi yang diharapkan. Nampaknya
sederhana, namun saat kita melakukannya dengan konsisten, akan
menumbuhkan rasa percaya diri, reputasi dan integritas akan naik, serta
menarik orang lain untuk mempercayai dan menghargai kita. Semakin banyak
orang mempercayai dan menghargai kita, maka kita lebih mengasihi serta
bangga dengan diri sendiri, dan merasa nyaman juga bahagia. Perasaan bahagia
ini akan menarik banyak orang-orang yang bahagia dan sukses untuk tertarik
kepada kita. Like attracts like. Demikian siklus ini akan terus berputar, membuat
lingkaran pengaruh yang makin membesar, membawa kesuksesan dan
kebahagiaan. We sell ourself successfully. Dan tinggal tunggu waktu jabatan
idaman, prestasi spektakuler, kesuksesan, jatuh ke pangkuan kita.
Make Sense?
Selamat mencoba!