Be an EAGLE!
.
Elang dan ayam bersahabat baik. Setiap elang terbang, ayam lari pontang panting. Tetapi karena mereka bersahabat baik dan bergaul terus menerus, mulailah si ayam bisa terbang sedikit-sedikit. Semakin lama mereka bergaul, semakin tinggi si ayam terbang.
.
Pada suatu hari, Elang dan Ayam ingin berkelana. Mereka terbang tinggi menuju ke tempat yang jauh. Semakin lama si Ayam terbang, dia buru-buru minta turun karena perutnya mual. Matanya dipenuhi rasa takut. Mereka lalu berhenti di sebuah kandang sapi, bertemu dengan hewan tambun yang biasa diberi makanan enak.
.
Mereka terkejut karena paman Sapi baik hati dan bersedia berbagi jagung yang dimakannya. Mengapa begitu? “Di sini makanan berlimpah, mudah di dapat, tuan kami baik hati. Setiap hari kami di beri makan,” jawab paman sapi.
.
Si ayam memutuskan tinggal di sana dan meninggalkan sahabatnya. Ia berpikir enak tinggal di lumbung jagung, makan disediakan. “Capek cari makan sendiri,” ujarnya.
.
Elang terkejut. Baginya, aneh ada makhluk yang bisa makan tanpa melakukan apa-apa. Diberi rumah dan makanan cuma-cuma. Persahabatan mereka berakhir. Elang memilih terbang bebas, ayam memilih tinggal di kandang sapi, makan sepuas hati. Ia tak pernah bekerja keras.
.
Pada suatu pagi, ia mendengar ibu petani ingin makan ayam goreng. Si ayam gelisah. Ia memutuskan kabur secepatnya. Ingin kembali terbang, tapi badannya kegemukan. Sayap-sayapnya tak mampu membawanya terbang jauh. Ia hanya bisa mengepak-ngepakkan sayapnya.
Esoknya, hidup si ayam selesai di meja makan, menjadi santapan pemberi makan.
.
Moral dari kisah ini, tidak ada yang gratis dalam kehidupan.
Setiap orang jika ditanya, pasti ingin sukses tetapi tidak banyak orang yang bersedia membayar harga untuk mencapai kesuksesan.
Banyak orang iri kepada temannya yang lebih sukses lalu menggosipkannya namun jarang orang yang mencari tahu rahasia kesuksesan mereka: apa yang mereka lakukan sehingga bisa mencapai kesuksesan.
.
Sebagian besar orang memilih hidup di zona nyaman dan enggan keluar. Padahal tidak ada kesuksesan di zona nyaman. Prinsipnya, jika kita terus melakukan hal yang sama maka kita juga akan mendapatkan hal yang sama.
.
Elang dalam kisah di atas menggambarkan orang yang sukses, sang juara. Elang adalah binatang yang berburu sendirian. Berbeda dengan binatang lain yang suka terbang bergerombol, elang terbang dan berjuang sendirian. Elang terbang jauh lebih tinggi daripada burung-burung lainnya.
.
Orang yang sukses, sang juara dalam bidang apa pun, harus rela menghabiskan waktu untuk bekerja dan berlatih, sementara teman-temannya sedang pergi ke mall atau kafe bersenang-senang. Seperti elang yang memilih berburu mencari mangsa, sementara ayam dan sapi dengan nyaman menikmati jagung di kandang. Tidak ada jalan mudah menuju kesuksesan. Harus dibayar dengan kerja keras dan pengorbanan.
.
Elang adalah binatang yang tidak takut menghadapi badai. Jika burung lain memilih berlindung saat ada badai, sebaliknya elang terbang melawan badai. Elang memanfaatkan kekuatan badai untuk mengangkatnya terbang lebih tinggi, ke tempat yang tidak bisa dicapai jika tidak ada kekuatan badai. Luar biasa bukan?
.
Jika orang-orang biasa sibuk mengeluh dan menyalahkan saat ada krisis melanda namun orang yang sukses justru sibuk mencari peluang yang bisa dimanfaatkannya saat ada krisis. Dia memakai krisis menjadi sarana untuk membangun kesuksesan yang lebih besar.
.
Ketika elang akan mati, dia memilih terbang ke puncak gunung yang tinggi, matanya menatap matahari lalu mati. Gagah sekali apa yang dilakukan elang.
Ini melambangkan orang yang mati di puncak kesuksesannya. Dia menyongsong kematiannya dengan gagah perkasa dan perasaan bangga, karena selama hidupnya di dunia ini dia telah memanfaatkan semua talenta dan potensinya untuk kebaikan banyak orang. Hidupnya menjadi berkat, teladan dan memberikan warisan abadi bagi anak-anak dan cucu-cucunya. Mereka bangga memiliki leluhur seperti dia. Namanya baik dan menginsiprasi banyak orang. Karena dia, kehidupan anak cucu serta orang-orang di sekitarnya menjadi lebih baik.
.
Tidak berarti hidupnya mulus dan mudah. Sebaliknya dia sudah melewati berbagai kesulitan, namun dia terus maju dan mengalahkan segala kesulitan. Semua pengalaman telah menempanya menjadi pribadi yang kuat, bijak dan pantang menyerah. Dia belajar dari berbagai pengalaman, membuatnya kian jeli menangkap peluang dan membangun kesuksesan-kesuksesan sesuai dengan keunikannya. Dia telah melakukan yang terbaik. Dia telah memanfaatkan talenta dan kemampuannya secara maksimal untuk kemuliaan nama Tuhan. Dia puas!
.
Dengan tegar dia berjalan menuju kekekalan karena dia tahu pasti bahwa dia sudah menyiapkan hal-hal besar di surga, semasa hidupnya di dunia ini. Dia pulang ke rumah Bapanya. Dia sudah menyiapkan rumahnya di surga. Dia tahu cara mengisi kehidupannya di dunia dan dia tahu pula cara menyambut ‘pensiunnya’ di surga kelak. Dia telah membangun kehidupan duniawi dan surgawi di atas fondasi batu karang.
.
Bukankah ini kehidupan luar biasa yang patut kita teladani? Mari kita bangun kehidupan seperti itu. Kehidupan yang membanggakan, meninggalkan warisan abadi dan mempermuliakan nama Tuhan!
.
Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik,
aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.
Paul’s Second Letter to Timothy
.
OLEH: YENNY INDRA
Sumber kisah elang dan ayam diambil dari:
Pilih menjadi ayam atau elang – Rhenald Kasali – Jawa pos 8 januari 2013
Photo:
http://www.facebook.com/photo.php?fbid=352469731518515&set=o.178474798957312&type=1&theater
http://mobile.brothersoft.com/21741.html
http://tvlistings.zap2it.com/tv/cow-and-chicken/photo-gallery-detail/EP00161757/1043931?aid=zap2it
http://fbiedermann.blogspot.com/2012/08/where-magic-happens…
http://pvbeley.blogspot.com/2012/03/eagles-in-storm.html
http://rainbowprisonministries.com/blog/
http://www.famousquotesabout.com/on/Obstacles
http://www.haloministries.net/salvation.htm