DOA yang mendapat JAWABAN
Sejak kecil kita sudah mendengar tentang doa.
Di sekolah juga diajar berdoa.
Namun seringkali timbul perasaan ragu,
bagaimana sich caranya berdoa?
.
.
Inilah pengalaman dan pergumulan saya. Saat-saat masih awal mengenal Tuhan, setiap kali menghadapi masalah yang berat, timbul pertanyaan dalam hati: bagaimana caranya berdoa yang benar? Tentunya dengan harapan jika saya memanjatkan doa yang benar maka segera memperoleh jawabannya. Saya ingin solusi segera!
Kadang-kadang buntu. Sepi.
Jawaban yang ditunggu-tunggu tidak datang jua.
Di mana kesalahannya?
.
Saya datang tiap hari menghadap Tuhan dalam doa, menceritakan masalah dan ketakutan-ketakutan saya. Sambil terus berusaha memompa iman saya agar teriakan saya mencapai pintu sorga. Semakin lama jawaban tiba, semakin luntur iman saya.
Tetapi Tuhan baik, pertolongan demi pertolongan diberikanNya. Tuhan tahu saya masih bayi rohani. Lebih banyak galau daripada iman.
.
Seiring berjalannya waktu, saya makin bertekun mendalami firmanNya. Pengalaman pribadi dengan Tuhan semakin banyak. Iman pun kian bertumbuh. Saya sadar, saya sungguh-sungguh membutuhkan Tuhan. Bagi saya Tuhan bukan Allah yang jauh, tetapi Dia adalah BAPA yang menuntun kehidupan saya langkah demi langkah. Dia melindungi dan menata kehidupan saya dan keluarga secara detil dan luar biasa. Melebihi apa yang bisa saya pikirkan. Tuhan adalah segalanya. Dia merupakan Pusat Hidup saya. Hingga sekarang kehidupan doa saya berubah drastis.
.
Ketika menghadapi masalah, saya akan datang dalam doa menghadapNya dengan iman bahwa Tuhan mengijinkan masalah ini terjadi karena Tuhan ingin mengajar saya sesuatu.
.
Jika saya harus mengalami kerugian, saya tahu Tuhan bisa mengembalikan kerugian saya dalam sekejap. Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil milik saya tanpa seijin Tuhan. Kalau pun orang itu berhasil mencurinya, itu akan menjadi kutuk atau kecelakaan bagi orang tersebut. Tidak perlu saya sakit hati. Tuhan Maha adil. Berkat sejati dan promosi datang dari Tuhan.
.
Jika saya sakit, itu tanda Tuhan ingin menunjukkan bahwa ada yang salah dalam hidup saya sehingga harus diubah. Mungkin saya perlu lebih banyak beristirahat. Pola makan, pola hidup atau penyebab lainnya perlu diperbaiki. Bisa juga Tuhan ingin saya meluangkan waktu lebih banyak untuk mendekat kepadaNya.
.
Jika ada yang mengkhianati, menyebar gosip dan melakukan hal yang jahat, Tuhan yang akan membela pada akhirnya. Pengalaman ini diijinkan Tuhan agar saya belajar sabar. Bagaimana saya bisa berlatih kesabaran dan berjiwa besar jika tidak ada yang membuat marah atau sakit hati?
.
Syaratnya saya harus tetap percaya, beriman dan segera memetik pelajaran yang Tuhan berikan.
Masalah akan tetap menimpa, baik seseorang memilih percaya Tuhan mau pun menolakNya. Bukankah lebih ringan jika sadar bahwa kita disertai Tuhan dalam menghadapi tantangan besar yang melebihi kekuatan kita sebagai manusia? Tuhan mampu menciptakan sesuatu yang mustahil sebagai solusi masalah kita.
Bahkan berapa lama kita diijinkan hidup di dunia ini, sepenuhnya ada dalam kuasaNya. Apa untungnya marah, bersikap pahit hati, menolak dan melawanNya?
Saya memilih percaya dan bergantung kepadaNya dalam keadaan apa saja.
.
.
Jika dulu dalam doa saya sering mengulang-ulang permintaan dengan penuh rasa cemas, maka sekarang saya hanya mengungkapkan kebutuhan dan keinginan saya sekali saja. Saya tidak pernah lagi menceritakan kekuatiran saya. Karena saya percaya, Tuhan sudah berjanji akan memberikan masa depan yang penuh harapan. RancanganNya sempurna. Selanjutnya saya akan terus bersyukur karena jawaban doa sedang dalam perjalanan. Saya ingatkan Tuhan akan janji-janji pertolongan dan kemenanganNya.
.
Hasilnya sungguh positif. Jika dulu setelah berdoa dengan sejuta keluhan, badan terasa loyo, ketakutan dan bermental kalah. Sekarang dengan berdoa yang positif lalu mengucap syukur, saya bermental positif. Saya siap menang. Siap menerima berkat pemulihanNya. Hati saya antusias, penuh semangat. Lalu saya akan melakukan hal-hal terbaik yang saya bisa selama menantikan jawaban doa. Dengan sikap ini, saya merasa lebih peka dengan tuntunan dan arahan Tuhan. Jawaban doa pun segera datang. Mengapa?
Karena dengan bermental positif saya selalu waspada. Saya memang menantikan arahanNya. Kadang-kadang Tuhan menyodorkan rancanganNya yang berbeda dan jauh lebih baik. Ketika saya mentaatinya maka berkat berlimpah dan solusi apik Tuhan anugerahkan.
Sebaliknya, saat berdoa penuh rentetan keluhan, pikiran saya dipenuhi kecemasan. Waktu Tuhan menunjukkan jalanNya, saya tidak bisa melihatnya. Saya sibuk dengan ketakutan-ketakutan yang membelenggu.
.
Kadang-kadang pikiran negatif, pikiran kecemasan, masih menyusup masuk dalam pikiran. Karena saya punya stok janji-janji Tuhan maka segera saya gantikan chanel pikiran saya dengan memperkatakan janji Tuhan. Saya memaksakan diri tidak melihat hal-hal salah yang terjadi dalam kehidupan saya. Namun saya berkonsentrasi pada apa yang akan Tuhan kerjakan dalam hidup saya sesuai janjiNya. Saya membayangkan betapa indahnya solusi dan pemulihan yang akan Tuhan kerjakan .
.
.
Tuhan sudah berjanji bahwa Dia akan berperang ganti saya. Tuhan akan menjadikan saya kepala dan bukan ekor. Membuat saya naik dan bukan turun. Oleh bilur-bilurNya segala penyakit saya sudah disembuhkan. Kasih karunia Tuhan membuat saya lebih bersinar daripada banyak orang. Tuhan akan membukakan tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat sampai berkelimpahan.
.
Setiap kali saya memperkatakan janji-janjiNya, hati ini menjadi berkobar-kobar penuh semangat. Tuhan berada di sisi anak-anakNya yang percaya. Bersama Tuhan tidak ada yang mustahil.
Hidup saya dan keluarga menjadi lebih bahagia.
Bagaimana pendapat Anda?
.
OLEH: YENNY INDRA.
.
PHOTO: http://livwater.blogspot.com/2012/01/once-answered-prayer.html
http://theprayingwoman.net/page/56
http://www.dailyinspirationalquotes.in/category/quotes/prayer-quotes/
http://donatoanzalone.com/archives/80
http://alliseeisstars.blogspot.com/2011/01/i-might-win-some-but-i-just-lost-none.html