Monthly Archives: Aug 2011

Articles, Christianity

In Every Bad Experience…..

Hidup ini tidak menentu. Bencana alam, kecelakaan, krisis terjadi dalam waktu yang begitu cepat dan tidak ada seorangpun yang bisa memastikan apa yang akan terjadi pada masa depan. Setiap orang pasti pernah mengalami pengalaman yang buruk.

.

‘Hidup makin susah,’ demikian keluhan banyak orang. Sesungguhnya saat-saat buruk senantiasa ada dalam siklus kehidupan sejak jaman dulu. Yang penting kita sadari, bahwa saat-saat buruk seperti musim yang akan terus berganti. Meskipun ketika mengalaminya rasanya lama sekali, musim dingin misalnya, tetapi kita tahu ada saatnya musim dingin berakhir dan akan diganti musim semi dimana daun-daun bersemi dan bunga-bunga bermekaran dengan indahnya. Karena itu jangan pernah kehilangan harapan. Itulah sebuah siklus kehidupan – pengalaman buruk adalah bagian yang alami dari kehidupan yang akan berganti menjadi pengalaman yang indah jika kita bijak meresponinya.

.

Jika anda dalam situasi yang buruk,

jangan kuatir sampai semuanya berubah.

Jika anda dalam situasi yang baik,

jangan kuatir pula sampai semuanya berubah.

John A. Simone.

Read More
Articles, Marriage

PERAN WANITA dalam PERNIKAHAN

Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya?

Ia lebih berharga dari pada permata.

Amsal

.

.

Gerakan feminisme melanda dunia terutama di negara-negara barat. Feminisme (tokohnya disebut Feminis) adalah sebuah gerakan perempuan yang menuntut emansipasi atau kesamaan dan keadilan hak dengan pria. Feminisme bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan peluang politik, ekonomi, dan sosial hak yang sama bagi kaum wanita. Gerakan ini memperjuangkan kesetaraan gender. Prinsip ini pun mempengaruhi kehidupan pernikahan. Meskipun secara teori tujuannya baik namun terbukti angka perceraian di negara-negara dimana gerakan feminisme berkembang luas,  makin tinggi. Menurut angka statistik yang dirilis divorce guide, bahwa 50 % pernikahan pertama di Amerika diakhiri dengan perceraian. Sedangkan jumlah perceraian pada pernikahan ke dua lebih parah lagi, mencapai 65%. Dalam setiap perceraian, korban yang paling menderita tentu saja adalah anak-anak. Semanis apapun perceraian dilakukan, hasil penelitian para psikolog membuktikan, senantiasa meninggalkan luka di hati anak-anak dan mereka kehilangan keteladanan akan keluarga yang harmonis.

Read More
Articles, Christianity

WHY ME????

.

Sebuah email teman lama muncul di inbox saya. Dia mengabarkan bahwa anaknya yang ke dua baru lahir dan didiagnosa dokter mengidap Down Syndrome. Sahabat ini dan suaminya pasangan yang sungguh-sungguh cinta Tuhan. Saat hamil, dokter sudah menyarankan untuk test apakah janinnya dalam keadaan sehat? Sudah menjadi kebiasaan di negaranya untuk mengambil test ini. Jika janin kurang bagus maka dokter akan mengaborsinya. Suami dan ibu mertuanya yang juga seorang dokter, menolak test ini karena bertentangan dengan iman Kristen. Apalagi kemungkinan anak sahabat ini terkena down syndrome hanya 1 dibanding 100.000.

Ternyata anaknya betul-betul lahir dengan kondisi Down Syndrome. Mengapa Tuhan mengijinkan ini terjadi? Anak ini akan menjadi beban sepanjang hidupnya. Dia pun merasa bersalah pada putri sulungnya yang harus merawat adiknya yang cacat setelah mereka meninggal nanti. Sahabat ini marah kepada Tuhan, marah kepada suami dan ibu mertuanya yang menyarankan untuk tidak mengambil test, dia marah kepada nasibnya. Dia tidak berani ke gereja, tidak mau keluar rumah karena takut dengan pertanyaan orang tentang anaknya.

Why me?

Read More
Articles, Relationship

Nilai Persahabatan

Kartini Nitiharijanto

Di tengah-tengah liburan kami sekeluarga ke kanada dan Alaska juni-juli lalu, sebuah message facebook dikirim oleh Siu Ling, sahabat saya di jogja bahwa salah satu sahabat kami, Ci Coco, telah meninggal dunia. Berita yang cukup mengejutkan. Menjelang berangkat liburan saya dengar Ci Coco sakit dan saya sempat menelponnya, namun saya tidak menyangka bahwa dia pergi secepat itu. Bahkan saya belum sempat menjenguknya, setelah perpisahan kami bertahun-tahun yang lalu.

.

Setelah pulang liburan, Maria teman yang lain chatting bahwa sahabatnya, Kartini telah meninggal dunia karena pendarahan otak. Kami bersama-sama saat berziarah ke Israel beberapa tahun sebelumnya. Kehilangan ke dua teman ini membuat saya merenung dan sempat terbawa mimpi selama berhari-hari. Peristiwa demi peristiwa yang pernah kami alami bersama, bagaikan tayangan sebuah film berjalan di benak ini. Perasaan kehilangan, sedih dan kosong yang mendalam mengisi hati. Bahkan Maria masih meratapi kepergian sahabatnya dan foto-foto kenangan lama di upload di facebooknya.

Read More