Ketika Semua Nampak Mustahil…
Seruput Kopi Cantik
YennyIndra
Ketika Semua Nampak Mustahil…
Lahir sebagai putra tunggal, dengan ‘cacat’ pada syaraf motorik di tangannya. Akibatnya, mengencangkan tali sepatu pun tidak bisa.
Menggunting lurus? Ah… Sulitnya. Nyaris mustahil.
Segala sesuatu yang harus menggunakan kekuatan tangan, dia tidak mampu.
Oh…. ?
Dialah Kevin Rahardjo, putra tunggal P. Andreas dan b. Mariani Rahardjo, pendeta Gereja GKPB Masa Depan Cerah.
Sungguh tidak mudah menjadi orang tuanya. Bayangkan apa yang dipikirkan orang-orang di sekelilingnya. Hanya doa yang menjadi andalannya.
Untuk menguatkan otot-otot tangannya, maka Kevin di-les-kan piano.
B. Mariani mendampinginya. Awalnya, menekan tuts piano pun harus dibantu.
Menjelang lulus SMP, Kevin ingin menjadi pianis profesional.
Mana mungkin?, Pikir B. Mariani. Tetapi Kevin bersikukuh.
Ketika SMU, seorang teman B. Mariani di Singapore yang mengetahui keinginan Kevin menjadi pianis menawarkan untuk bertemu guru les anaknya.
Tawaran ini disambut baik apalagi Kevin belum punya modal piala dari berbagai kompetisi, atau pun pengalaman konser seperti siswa-siswa lain yang ingin kuliah musik.
Saat ada kesempatan ke Singapore, Kevin memperagakan permainan pianonya pada sang guru.
“No chance, No hope…,” ujar sang guru dingin tanpa tedeng aling-aling.
Kevin pun menangis kecewa. P. Andreas menyarankan Kevin untuk mengambil jurusan lain, misal komputer, tetapi Kevin bergeming. Niatnya sudah bulat, apa pun harganya.
Akhirnya, diambil keputusan, setelah lulus SMU Kevin tidak kuliah. Selama 1 tahun dia akan berlatih sendiri di rumah. Ada seorang guru piano dari Jakarta yang datang sebulan sekali ke sebuah tempat kursus piano dimana Kevin les, yang akan memantau dan mengarahkannya. Musik klasik menjadi pilihan Kevin, tentunya tingkat kesulitannya lebih tinggi lagi.
Dengan tekun setiap hari dia berlatih 6 hingga 8 jam. Konsisten. Pantang menyerah.
Tibalah saatnya mencari universitas. Di Singapore Kevin tidak lolos. 🙁 Siswa lain didukung berbagai piagam dan piala, sedangkan Kevin tidak.
Portland, USA, menjadi harapan selanjutnya.
Di sini para dosen tidak melihat prestasi sebelumnya, mereka murni hanya menilai kemampuan Kevin saat itu. Setelah memperagakan kemampuannya, Kevin diterima. Yeayy….
Yang mengagumkan, 4 tahun kemudian Kevin lulus bachelor dengan hasil Summa Cumlaude. Wow… Padahal mendapatkan Summa Cumlaude di bidang musik jauh lebih sulit dibandingkan jurusan eksakta.
Hanya Tuhan yang bisa melakukannya!!!
Melanjutkan lagi ke jenjang S2 atau Master, kembali Kevin lulus dengan predikat Summa Cumlaude…. Luar biasa!
Amazing.
Dan saat ini Kevin sedang menempuh jenjang S3 atau doktoral di Florida, USA.
P. Andreas & B. Marianik berulang-ulang berujar, “Sungguh ini karya Tuhan semata…betapa dahsyatnya Allah kita, besar anugerah-Nya melebihi apa yang kita pikirkan.”
Pelajarannya?
Masa depan kita tidak ditentukan oleh apa kata orang, bersama Tuhan kita akan melakukan perkara-perkara yang besar.
Mustahil itu tidak ada dalam kamusnya Tuhan.
Menakjubkan bukan?
With men this is not possible; but with God all things are possible.
Untuk manusia, itu mustahil! Tetapi untuk Allah, semua mungkin.
YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC
MPOIN PLUS
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN