Kemakmuran & Kesejahteraan Sejati
Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra
Kemakmuran & Kesejahteraan Sejati
Apa itu kemakmuran?
Bagi orang barat, kemakmuran biasanya berarti kekayaan materi, tetapi banyak orang yang memiliki kekayaan materi berlimpah-limpah, namun sangat miskin dalam kualitas kehidupan mau pun hubungan mereka.
Di gereja banyak yang tersinggung dengan topik kemakmuran karena dianggap sebagai keserakahan yang dirohanikan.
Apakah ada hal lain yang lebih penting dalam hal ini dan pendekatan yang seimbang terhadap kemakmuran sejati?
Uang hanyalah salah satu perpanjangan hati dan cermin hati seseorang.
Sekedar berfokus pada uang tanpa memperhatikan aspek-aspek kemakmuran lainnya merupakan sebuah kesalahan.
Kemakmuran itu bersifat spiritual, mental, emosional, fisik, relasional, dan material. Kemakmuran materi yang saya miliki, merupakan perpanjangan dari kemakmuran saya di setiap aspek kehidupan saya.
Hhhmm…. Orang lain mungkin mempunyai kekayaan materi yang jauh lebih banyak daripada saya, namun kemakmuran saya menjangkau setiap aspek kehidupan saya.
Jika saya berjalan di dalam kemakmuran yang tersimpan di dalam roh, pikiran, tubuh, hubungan mau pun emosi saya, maka sumber daya saya diberkati oleh Tuhan dan dapat dilipatgandakan dalam pekerjaan Tuhan. Jika saya mereduksi kemakmuran hanya sekedar pada persoalan uang semata, padahal jiwa, pikiran, emosi, dll di dalam diri saya tidak sejahtera, maka kelimpahan di dalam keuangan saya, menjadi tidak sebegitu bernilai.
Yesus memberi kita kunci Kerajaan. Kunci-kunci tersebut mencakup janji-janji-Nya, yang melaluinya kita dapat mengambil bagian dalam sifat-Nya dan terhindar dari kerusakan yang ada di dunia. Kerusakan itu mencakup penyakit dan kekurangan.
Sungguh bodoh jika mengabaikan kunci Kerajaan Allah: memberi dan menerima, menabur dan menuai serta janji-janji iman yang akan mewujudkan jiwa sejahtera.
Kebodohan yang sama pula, jika menggunakan ‘pemberian’ sekedar sebagai metode agar menjadi kaya namun tidak mengalami kemakmuran di bidang lain dalam kehidupan kita.
Memberi bukanlah formula agar menjadi kaya dan diberkati. Kemakmuran bukanlah angka di rekening bank. Semakin sejahtera dalam roh, pikiran, emosi, hubungan mau pun tubuh kita, semakin besar kemakmuran itu akan melepaskan anugerah pada sumber daya kita. Apa pun yang kita butuhkan, tersedia tepat pada waktunya. Bahkan hal-hal yang tidak bisa dibeli dengan uang. Kebaikan, keberuntungan, dipertemukan dengan orang-orang baik…. kebetulan-kebetulan baik yang senantiasa mengejar kita.
Wow….
Singkatnya, kebajikan dan kemurahan-Nya belaka yang senantiasa mengikuti kita, di sepanjang umur kehidupan kita, dan kita akan tinggal dalam rumah Tuhan sepanjang masa.
2 Korintus 9:8 (TB) Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.
Sumber: Barry Bennett.
*****
“When a man can’t find a deep sense of meaning, they distract themselves with pleasure.” – Victor Frankl.
“Ketika seorang tidak dapat menemukan makna kehidupan yang mendalam dan berharga, maka mereka mengalihkan perhatiannya dengan kesenangan.” – Victor Frankl.
Mengapa seseorang mengejar uang & harta mati-matian, memuja ‘kekayaan’ habis-habisan?
Karena mereka tidak memiliki tujuan hidup yang mendalam dan benar-benar berharga, – tujuan hidup yang diberikan Allah sejak seseorang masih dalam kandungan ibunya.
Tujuan hidup dari Tuhan yang tak tergantikan.
Akibatnya mereka mengalihkan perhatiannya pada kesenangan. Mengejar kesenangan dunia yang sia-sia.
Dan kesenangan itu membutuhkan biaya besar, perlu uang banyak.
Dengan memiliki banyak aset dan harta, mereka merasa ‘berkuasa’….dipuja dan diperlakukan spesial.
Jargon yang terkenal di dunia, “apa sich yang ga bisa dibeli dengan uang”?
Padahal banyak sekali yang tidak bisa dibeli dengan uang: kesehatan, damai sejahtera, sukacita dsb.
Seperti kata Barry Bennett, Kemakmuran itu bersifat spiritual, mental, emosional, fisik, relasional, dan material.
Hanya bisa dicapai ketika kita memiliki hubungan intim dengan Tuhan dan menjalani hidup sesuai cara-Nya – God’s Way….
Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima…., demikian kata firman Tuhan. Seseorang bahagia ketika dia bisa berbagi, bukannya saat menjadi jagoan atau manusia yang paling atau ‘ter’ dalam segalanya.
Hidup yang berguna bagi sesama, yang menjadikan kehidupan bermakna serta memberi kepuasan sejati.
Mereka tersandung, karena mereka tidak taat kepada firman Allah 1 Petrus 2: 8.
Ingin makmur dan sejahtera?
Taati firman-Nya!
Mau? Yuk….
Life is not primarily a quest for pleasure, as Freud believed, or a quest for power, as Alfred Adler taught, but a quest for meaning – Victor Frankl.
Hidup pada dasarnya bukanlah pencarian kesenangan, seperti yang diyakini Freud, atau pencarian kekuasaan, seperti yang diajarkan Alfred Adler, tetapi pencarian makna – Victor Frankl.
YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN
#gospeltruth’scakes
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan