Articles, Relationship, Self Motivation

Sukses Ala Dunia VS Ala Kerajaan Allah

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Sukses Ala Dunia VS Ala Kerajaan Allah

Terlalu sering kita membungkus keberhargaan diri kita, atau menaruh nilai pada diri kita, berdasarkan pada apa yang kita lakukan. Deretan gelar menjadi ukurannya. Atau seberapa banyak uang dan aset yang dihasilkan, atau seberapa populernya diri kita di sosmed dan masyarakat….
Oleh karena itu, saat mengikuti berbagai seminar, kerap diajarkan tentang Personal Branding.
Bagaimana cara ‘menjual diri’ dengan berbagai strateginya, menjadi salah satu teknik penting yang diajarkan untuk meraih kesuksesan.
Inilah cara sukses menurut dunia.

Agama senantiasa mengajarkan, kita harus melakukan berbagai kewajiban, barulah kita layak datang kepada Allah, melayani dan melakukan berbagai hal untuk-Nya.
Akibatnya, kita merasa tidak pernah cukup baik, tidak cukup layak untuk mendekat kepada-Nya.
Kurang mengasihi, kurang memberi, kurang berdoa….dll.
Yang tersisa adalah berbagai kewajiban, sederet peraturan, bukan lagi hubungan pribadi dengan Allah yang dinamis dan menyenangkan.

Sebaliknya, ketika Sekolah Charis, kami belajar hal yang sangat berbeda. Mike & Carrie Picket mengulasnya dengan sangat sederhana, namun Mak Jleb….mengena di hati dan nemberikan cara pandang yang berbeda.

Kita berharga karena Allah mengasihi kita tanpa syarat. Dan bagian kita hanyalah menerima-Nya dengan iman serta membiarkan Tuhan memimpin kehidupan kita.
Ternyata, dengan melakukan hal ini, berserah kepada-Nya, berjalan bersama-Nya langkah demi langkah, mengikuti tuntunan-Nya, kita justru dapat mengerjakan hal-hal besar yang tidak terpikirkan. Pencapaiannya seukuran Allah dan bukan seukuran kita, karena kita menjadikan diri kita bejana yang mengalirkan Dia.

Inilah yang dikatakan bahwa kita memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan.
Mengenal Allah artinya kita mengalami Hidup Kekal, di bumi seperti di surga.
Semakin kita membangun hubungan yang intim dengan Allah, semakin kita sadar bahwa kita ini menjadi kesukaan-Nya.

John Piper mengatakan:
Allah paling dimuliakan ketika kita merasa sangat puas di dalam Dia.

God is most glorified when you are most satisfied in Him.

Bagaimana cara kita dituntun-Nya?
Dengan membaca serta menghidupi firman-Nya. Karena Firman Allah adalah Allah sendiri.
Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
Segala kehendak serta jalan-jalan-Nya, dinyatakan melalui firman-Nya.

Semakin banyak firman yang tersimpan di dalam hati, semakin fokus kita kepada Allah dan firman-Nya, lalu mempraktikkannya dalam kehidupan kita, maka secara otomatis, semakin hari, kita akan semakin menyerupai Allah.
Perkataan kita yang meluncur dari mulut adalah firman-Nya, yang kita pikirkan juga selaras dengan kehendak-Nya, dengan sendirinya, tanpa perlu bersusah payah segala aspek kehidupan kita diberkati. Dan semua berada di tempat yang seharusnya. Everything fall into place.

Kesukaan kita sama dengan kesukaan-Nya, cara kita memandang dunia dan orang lain, cara kita berespon, cara kita bertindak menjadi selaras dengan cara-Nya.
Maka makes sense sekali,
As He is so are we in this world – sama seperti Allah, kita ada di dunia ini.

Orang-orang di sekeliling kita, merasakan kasih, hikmat/wisdom Allah, mengalir melalui kita. Kita berbeda dengan orang kebanyakan. Demonstrasi kebaikan Allah terpancar melalui hidup kita, maka kita menjadi Terang Dunia.

“Gak mungkin bisa seperti itu, kecuali karena Tuhan menyertainya… Betapa dahsyatnya Allah kita!”
Nama Tuhan dipermuliakan.
Orang-orang melihat Allah melalui kita, dan mereka ingin mengenal Allah lebih dalam lagi karena kita.

Dengan membangun hubungan pribadi yang intim dengan Tuhan, tanpa melakukan dan mengatakan apa pun, hidup kita sudah berdampak. Jika perlu saja, gunakan kata-kata.
Oleh karena itu, Fransiskus Asisi berkata, Gunakan segala cara untuk mengabarkan Kabar Baik, jika perlu, gunakan kata-kata.

Kita bagaikan magnet. Hal-hal baik, berkat, wisdom- hikmat yang membuat kita lebih bijak daripada orang lain, berada di tempat yang tepat, pada saat yang tepat, menjadi orang yang tepat, – akan tertarik menempel kepada kita secara alami.
Allah ada di dalam roh kita. Otomatis semua yang baik, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang manis dan sedap didengar, itulah yang kita pikirkan dan tertarik kepada kita.
Like attracts Like.
Segala sesuatu tertarik pada hal-hal yang serupa dengan dirinya.

Hhhmmmm…. kehidupan di bumi seperti di surga menjadi makes sense bukan?
Dan itu bukan karena hebatnya kita, melainkan karena kita mengijinkan Allah berkarya dengan leluasa dalam kehidupan kita.

Allah itu sopan dan tidak pernah memaksa. Seberapa besar kita memberikan diri kita kepada-Nya, sebesar itu pulalah Dia akan beroperasi dalam kehidupan kita.
Ada orang yang memberikan dirinya hanya 10% kepada Allah, maka Allah pun beroperasi dalam kehidupan kita hanya 10%..
Semakin besar kita menyerahkan diri kepada-Nya, semakin leluasa Allah beroperasi dalam kehidupan kita, sehingga kehidupan kita pun semakin menakjubkan.

Barangsiapa yang mengikatkan diri dengan Dia, menjadi satu roh di dalam Dia.
Saat kita memasuki ruangan, ‘terang’ pun datang ke dalam ruangan itu. Orang-orang merasakan kehadiran Allah melalui kita. Ada kehidupan dan perubahan yang mengalir melalui kita karena kita ini dutanya Allah….
It’s all about God, not us..
Semua tentang Allah dan bukan kita….
Wow…. menarik bukan?
Mau? Mari kita menjadi bejana-Nya yang efektif….

The voice of God is clear and comprehenible to the ears of a Humble Heart.

Suara Tuhan jelas dan dapat dimengerti oleh Telinga dari orang yang Rendah Hati.

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#SeruputKopiCantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan

Yenny Indra Visit Website
Traveller, Family Growth Inspirator, Seruput Kopi Cantik YennyIndra, Co Founder of PIPAKU & MPOIN FB: Pipaku Mpoin www.mpoin.com FB: Yenny Indra www.yennyindra.com Email: yennyindra09@gmail.com
Related Posts
“Anda Tinggal Dalam Perjanjian Yang Mana?”
Kisah Unik Di Balik Artikel “Sudahkah Hidup Kita Berdampak?”
SAMPAH