Category : Articles

Articles

Mencegah VS Mengobati.

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Mencegah VS Mengobati.

Lebih baik mencegah daripada mengobati, pepatah yang terkenal di bidang kesehatan. Ungkapan ini juga sesuai diterapkan di bidang rohani.

Betapa banyaknya orang yang sibuk mencari Tuhan, ketika mereka sudah terbentur masalah yang besar. Masalah yang dirasa tidak mampu ditangani dengan kekuatannya sendiri.

Apakah sebelumnya tidak beribadah dan berdoa?
Ada yang memang mengabaikan Tuhan, ada pula yang beribadah dan berdoa tetapi tidak sungguh-sungguh mengenal Tuhan secara pribadi. Sekedar ritual dan kebiasaan saja. Tidak banyak yang sungguh-sungguh membekali diri dengan menggali firman serta membangun hubungan yang intim dengan Tuhan saat keadaan baik, aman, tenang, tenteram dan damai. Saat badai menerpa, baru sibuk mencari Tuhan.

Saya baru belajar dari Andrew Wommack bahwa dengan “Prepare Your Heart” –menjaga hati kita, maka tanpa sadar kita bisa menghindari ribuan pertempuran yang tidak perlu.

Dengan mempersiapkan hati, kita sudah menetapkan batas-batas integritas, apa yang kita ijinkan dan yang tidak dalam keadaan sadar. Nilai-nilai serta boundaries atau pagar sudah didirikan sejak awalnya.

Daud tidak mau membunuh Raja Saul, meski Saul mengejar Daud ingin membunuhnya, dengan membawa 3000 orang tentaranya. Padahal Daud sudah diurapi Nabi Samuel menjadi raja dan pada jaman itu, pergantian raja hanya dengan cara membunuh raja sebelumnya. Daud sudah mempersiapkan hatinya, tidak mau menjamah orang yang diurapi Tuhan. Saul diurapi Tuhan menjadi raja. Dan Daud menetapkan hati, dia hanya mau menjadi raja dengan cara Tuhan. God’s way.  Itu yang membuat Daud menjadi orang yang hatinya berkenan kepada Tuhan.

Sadarkah kita, tidak ada orang yang merencanakan untuk berbuat dosa, mengambil keputusan sembrono, sengaja selingkuh dsb.?
Banyak yang bersaksi bahwa hal itu terjadi begitu saja dan tidak jarang, mereka sangat menyesalinya. Koq bisa sampai berbuat demikian, yang pada akhirnya membuat keluarganya kacau balau. Harga yang harus dibayar sangatlah mahal.

Tidak ada dosa yang terjadi tidak disengaja. Semua dimulai dari pikiran. Kebiasaan untuk membiarkan pikiran diberi ‘makanan’ yang tidak sehat, mendorong seseorang memikirkan hal-hal yang tidak sehat.

Seorang teman yang terpukau dengan film serial drama yang berjilid-jilid, seolah biasa saja menonton seperti itu. Untuk hiburan. Manusiawilah… Ternyata tanpa disadari, makin lama dia merasa koq suaminya tidak seromantis pria-pria dalam drama tsb. Dia mulai merasa suaminya bukanlah pribadi idamannya… . Persiapkan hati dengan mengendalikan pikiran sesuai kehendak Tuhan. Bukan diisi sampah gossip, berita menakutkan dan hiburan yang tidak mendidik.

Andrew menjelaskan lebih mudah bagi kita saat sakit yang enteng-enteng seperti flu, pusing… Praktek menggunakan otoritas atau kuasa yang diberikan Tuhan, untuk mengusir penyakit enteng tsb. Mendapatkan kesembuhan secara supranatural.
Ketika sudah terbiasa, saat mengalami sakit yang ‘berat’ menurut dokter atau pandangan dunia, kita sudah punya pengalaman dalam hal-hal ‘kecil’ maka lompatan iman yang dibutuhkan tidak terlalu besar. Jauh lebih mudah.

Ada teman-teman yang sudah divonis dokter sakit kanker. Tetapi sebelumnya tidak pernah membangun hubungan yang dekat dengan Tuhan. Meski saya beri buku-buku bagus, sulit untuk memahami sekaligus mempraktekkannya dalam keadaan tubuh yang sudah sakit dan lemah.

Teman lain datang curhat masalah keluarga yang sudah bak benang ruwet. Tidak jelas darimana harus memulai melepaskannya. Alangkah baiknya jika sejak awal kita sudah belajar untuk membangun kesabaran, karena kesabaran yang sejati bukanlah kemarahan yang ditekan, melainkan buah dari hubungan dekat seseorang dengan Tuhan. Buahnya tidak hanya kesabaran, tetapi perkataan hikmat akan mengalir dari mulutnya. Tuntunan Tuhan akan nyata dalam hidupnya.

Arthur Meintjes, guru saya yang lain, mengatakan meski kita hafal ribuan firman tetapi tanpa memiliki pengalaman menghidupinya, itu hanya menjadi pengetahuan di kepala yang kerapkali justru membuat seseorang menjadi sombong. Yang penting seberapa pun banyaknya firman yang kita tahu, praktekkan dan hidupi, maka kita akan memiliki pengalaman hidup bersama dengan Tuhan. Pewahyuan demi pewahyuan akan membawa kita melampaui perkataan yang tertulis atau logos, menjadi rhema, perkataan Tuhan yang hidup. Ini yang harus kita kejar. Kita akan mengalami kehidupan yang supranatural karena orang benar hidup karena percaya, bukan melihat.

Mari kita persiapkan hati kita, prepare our heart , agar kita memprogram hidup sesuai kebenaran Tuhan. Dan menikmati kehidupan supranatiral bersama-Nya!

It’s not much about your performance, it’s about your heart – Joel Osteen.

Ini bukan tentang kinerja Anda, namun tentang sikap hati Anda – Joel Osteen.

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

Read More
Articles

“Kepercayaan Tentang Kedaulatan.”

“Kepercayaan Tentang Kedaulatan.”

Penghalang terbesar menuju kekuatan Injil adalah konsep bencana dari paham “kedaulatan Allah”.
Kesalahpahaman tentang kedaulatan dan ajaran yang muncul sehubungan dengan hal ini telah melumpuhkan banyak gereja dan menggantikan iman dengan fatalisme atau paham takdir (yaitu suatu pandangan filsafat, yang meyakini bahwa seseorang sudah dikuasai oleh takdir, (-bahasa Latinnya: Fatum-, dan tidak bisa mengubahnya – wikipedia).

Ketika kodrat atau karakter Tuhan digambarkan sebagai Tuhan yang misterius, mengendalikan baik secara langsung mau pun tidak langsung, terlibat dalam penderitaan manusia, maka tidak ada lagi dasar untuk iman yang benar.

Iman kemudian harus didefinisikan ulang sebagai kepasrahan – penerimaan terhadap sesuatu yang tidak diinginkan tetapi tidak bisa dihindari.

Kepasrahan memutuskan, karena Tuhan yang mengendalikan, pasti ada tujuan ilahi dalam tragedi manusia dan kita harus belajar untuk membiarkan cara-cara misterius Tuhan bermain. Fatalisme itu kemudian dikemas sebagai iman.?

Tidak ada iman yang benar jika sifat Tuhan itu misterius.
Tidak ada iman yang benar jika Tuhan menjadi salah satu penyebab sumber penyakit atau tragedi.
Bagaimana seseorang bisa mempercayai Tuhan untuk kesembuhan jika kesembuhan bukan kehendak-Nya?
Bagaimana seseorang bisa tahu dia harus mempercayai apa? Mereka tidak bisa!
Setiap doa dan janji yang tidak terjawab dilemparkan ke dalam kotak “terjadilah menurut kehendak-Mu” dan dilupakan.

Satu-satunya hal yang menyenangkan Tuhan, menjadi tidak mungkin, bagi pemeluk paham “kedaulatan” orang Kristen.

Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.
Ibrani 11:6 (TB)

Ayat ini hampir tidak masuk akal bagi mereka yang hidup berdasarkan paham takdir.
Tuhan memberi upah? Bukan untuk pemeluk paham takdir/fatalis. Bagi mereka, Tuhan adalah dalang yang ahli mengendalikan iblis, mengendalikan kejahatan, mengendalikan penyakit, perdagangan seks, penggunaan narkoba, pelecehan pasangan, pelecehan anak, pembunuhan dan banyak lagi.

Istilah “Tuhan yang mengatur” menjadikan Tuhan sebagai penjahat terbesar dalam sejarah, namun pada saat bersamaan, kita harus memiliki “keyakinan” bahwa Dia melakukan ini untuk kebaikan kita.?

Tidak bisakah Anda melihat kemunafikan dari posisi ini?
Tuhan menetapkan adanya pemerintahan sekarang ini sebagai “teror terhadap perbuatan jahat” yang “membawa pedang… untuk menghukum orang yang melakukan kejahatan” (lihat Roma 13: 1-7).
Namun dalam teologi “kedaulatan”, Tuhan sendirilah yang bertanggung jawab atas kejahatan!
Dia bertentangan dengan diri-Nya sendiri, dengan apa yang sudah Dia tentukan mau pun tetapkan.
Mengapa pemerintah diperintahkan untuk melawan hal yang “diijinkan” atau dikendalikan oleh Allah?

Sampai kita memahami bahwa Tuhan memberikan bumi kepada manusia (Mazmur 115:16, Mzm. 8:3-6), dan hanya melalui kemenangan, orang-orang Kristen yang penuh iman, kehendak-Nya untuk hidup kita dapat tercapai, kita akan terus membiarkan kekuatan kegelapan merajalela dan kemudian meletakkan tanggung jawabnya di kaki Tuhan.

[Repost ; “The Sacred Cow of Sovereignty”, – Barry Bennett, diterjemahkan oleh Yenny Indra].

Read More
Articles

“Apakah Kasih Itu?”

“Apakah Kasih Itu?”

Subjek kasih atau cinta bisa menjadi sangat kompleks.
Kita berbicara tentang mencintai es krim atau kue, kemudian berbicara tentang mencintai atau mengasihi Tuhan. Kita mengatakan mencintai seseorang. Namun bersiap diri pula bahwa cinta itu akan memudar seiring berjalannya waktu.

Cinta atau kasih manusia kerap kali didasarkan pada nilai yang disematkan pada benda atau orang yang dicintai. Seperti yang kita semua ketahui, manusia dan banyak hal lainnya berubah seiring dengan berjalannya waktu. Dengan demikian, cinta manusia akan beralih pada hal-hal atau orang baru yang nampaknya lebih bernilai tinggi daripada hal yang lebih lama atau orang yang pernah kita cintai. Inilah alasan banyaknya perceraian. Cinta manusia didorong untuk memuaskan keinginannya sendiri.

Cintanya Tuhan tidak didasarkan pada daya tarik seseorang atau suatu benda, melainkan muncul di hati Sang Pengasih terlepas dari kondisi orang yang dicintai. Kasih atau cintanya Tuhan menjangkau semua pria mau pun wanita terlepas dari kondisi, kecantikan, atau apa yang dapat mereka lakukan untuk Sang Pengasih. Ini adalah cinta/kasih tanpa syarat, didasarkan pada hati Sang Pengasih (Tuhan) yang tidak mengenal batas atau limit.

Alkitab menyatakan bahwa Tuhan adalah kasih dan Dia sangat mengasihi kita sehingga Dia mengutus Yesus untuk mati bagi kita agar kita dibebaskan dari dosa dan kematian.
Mungkinkah kasih Tuhan memudar seiring dengan berjalannya waktu?
Apakah kita cukup berharga di mata-Nya sehingga kasih-Nya tetap bertahan, tanpa melayang kepada seseorang yang lebih pantas?

Kasih Tuhan muncul dari dalam hati-Nya, tidak terbatas serta tidak tergoyahkan. Kasih ini tidak memudar seiring waktu.
Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi ia bersukacita karena kebenaran.
Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
Kasih tidak pernah gagal.

Ketika kita mengukur kasih dalam kaitannya dengan nilai, kita semua akan gagal. Kita semua terlalu sadar akan kesalahan dan kegagalan kita. Jika Tuhan hanya mengasihi yang indah, maka kita semua ada dalam bahaya. Itulah perbedaan antara kasih manusia dan kasih ilahi. Kasih Tuhan tidak didasarkan pada nilai atau kinerja kita, tetapi pada integritas dan keputusan-Nya untuk menyerahkan nyawa-Nya bagi kita.

Cinta ilahi yang sama itu sekarang tinggal di dalam kita dan tersedia untuk diberikan kepada orang lain. Jangan mendasarkan kasih kita pada orang lain berdasarkan nilai mereka bagi kita, melainkan pada nilai mereka yang tak terbatas bagi Tuhan.

[Repost ; “What is love?”, – Barry Bennett, diterjemahkan oleh Yenny Indra].

Read More
Articles

Bebek & Kura-Kura VS Rajawali & Jerapah.

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Bebek & Kura-Kura VS Rajawali & Jerapah.

P. Anton Thedy Tx Travel bersama B. Rita, Grady dan Clara mampir ke rumah kami di Nava Park. Grady dan Clara akan menempati rumah barunya di sana. Kami bertetangga. Keren sekali Grady & Clara, masih muda sudah sukses.

Selalu salut dan kagum dengan P. Anton dan keluarganya. Meski sangat sukses, Tx Travel adalah travel terbesar dengan ribuan franchisee bahkan masuk MURI, penampilan mereka bersahaja. Seperti juga Warren Buffet, orang terkaya ke tiga di dunia, yang bersahaja. Rupanya, itu ciri-cirinya orang yang sungguh-sungguh sukses.

Bahkan P. Anton dan B. Rita masih bawa tour juga. Dan senangnya, saat pergi dengan mereka, banyak kejutan bonus-bonusnya.

Sikap dan cara pikir orang yang benar-benar sukses memang berbeda.  Wawasan dan tujuan hidup mereka jelas, maka strategi yang dilakukannya juga berbeda.

Di tengah pandemi, P. Anton berani refund uang tiket dari duit kantong sendiri, meski pun dari airlines, refund berupa voucher; Cuma Tx Travel yang berani begitu.  Menelurkan Tanya Mentor bersama Tommy Wong, bikin staycation, liburan aman Tanjung Lesung dsb. Ada saja ide-idenya… Salut!
Grady, sang menantu, co-founder Moka yang terkenal. Masih muda sudah sangat sukses.
Anak- anak dan menantu P. Anton sangat sukses dan mandiri. Saya pun menimba ilmu dari beliau.

Pelajarannya bisa dianalogikan dengan kisah yang diceritakan Dharana Moniaga tentang rajawali dan bebek. Rajawali rela dengan penuh kesakitan merontokkan bulu-bulunya demi memperbaharui diri sehingga dia mampu terbang tinggi tanpa terbeban beratnya bulu-bulu sayap yang menua.

Bayi rajawali akan diberi makan induknya dengan nyaman, sama seperti bebek terhadap anaknya. Namun saat anak rajawali makin bertambah besar, mulailah porsi makanannya dikurangi. Lalu pada suatu ketika, anaknya dibawa terbang tinggi, lalu dilepas…. Tentu saja anak rajawali akan berteriak ketakutan. Menjelang jatuh terlalu ke bawah, segera induk rajawali terbang menyambar, menyelamatkannya.

“Apa yang terjadi, mengapa mama rajawali seperti hilang ingatan dan aku dilepas di ketinggian?”, pikir anak rajawali ketakutan.

Keesokkan harinya terulang lagi dan lagi. Hingga anak rajawali sadar, dia bisa mengepakkan sayapnya dan terbang sendiri.
Merupakan kebanggaan luar biasa saat anak rajawali mampu terbang mandiri, mengeksplorasi ‘dunia’ nya.

Keberhasilan orangtua bukanlah memproteksi anak-anaknya. Namun bagaimana mengajarkan ketrampilan hidup agar anak bisa *survive* dalam situasi apa pun. Memiliki nilai-nilai, iman dan cara pikir yang benar, yang terbukti keberhasilannya. Bukan sekedar teori yang manis diucapkan, namun belum kelihatan buktinya.

Greg Mohr berkata, “Karena kita tahu di kepala, kerapkali kita merasa *sudah* melakukannya. Padahal itu masih sebatas pengetahuan, belum dipraktekkan dan belum terbukti.”

Orangtua tidak akan dapat mendampingi anak selamanya. Ketrampilan hidup itulah warisan yang sejati, bukan sekedar harta.

Jeffry Rahmat berkata, “Mau jadi insinyur ada sekolahnya. Mau jadi dokter juga ada sekolahnya. Mau jadi apa saja, hampir semua ada sekolahnya. Tapi menikah, berkeluarga dan ketrampilan hidup tidak ada sekolah formalnya dengan gelar tertentu. Ditugaskan Tuhan pada orangtua.”

Dan repotnya, kita tidak bisa kita memilih hidup ala bebek yang hidup di darat serta berkelompok tetapi ingin mencapai puncak seperti rajawali. Di ketinggian, wawasan, cara pikir, tantangan dan apa yang dilihat rajawali berbeda dengan bebek. Oleh sebab itu cara rajawali hidup juga berbeda dengan bebek.

Senada dengan ungkapan Bishop TD. Jake yang terkenal,
*You can’t explain to a turtle, giraffe decision – Anda tidak dapat menjelaskan kepada kura-kura, keputusan sang jerapah.*

Kura-kura sama dengan bebek, pandangannya terbatas. Berbeda dengan Jerapah yang tinggi dan rajawali yang dapat terbang di ketinggian… Wawasan dan pertimbangannya berbeda. Biar pun mati-matian dijelaskan, kura-kura dan bebek tidak bisa mengerti!

Saat badai menerpa, rajawali mengambil keputusan terbang lebih tinggi lagi menembus badai. Rajawali terbang di atas badai. Sementara bebek akan mencari tempat berteduh. Dia tidak paham dengan strategi rajawali.

Gak enak dong, sepi  di puncak?
Tergantung tujuan hidup masing-masing. Tidak banyak orang yang bisa mencapai puncak kesuksesan, tentu di sana jauh lebih sepi daripada di daratan, di mana ayam, bebek, sapi dan sebagian besar makhluk hidup berada.
Juara, Pemenang, Yang Outstanding memang sedikit.
Itulah sebabnya rajawali dipuja dan dikagumi. Bahkan saat akan meninggal, rajawali naik ke puncak gunung yang tinggi, menatap matahari dan mati. Gagah berani menunjukkan kualitasnya.

Tidak ada sukses secara kebetulan. Sukses itu diciptakan. Diperlukan sikap, wawasan, pola pikir, cara pandang, nilai-nilai, cara hidup tertentu agar bisa mencapai kesuksesan.

Hidup adalah pilihan. Setiap pilihan ada resiko dan harga yang harus dibayar.
Tergantung kita pilih yang mana?

*You were born to win, but to be a winner, you must plan to win, prepare to win, and expect to win. – Zig Ziglar.*

*Anda dilahirkan untuk menang, tetapi untuk menjadi pemenang, Anda harus merencanakan untuk menang, bersiap untuk menang, dan berharap untuk menang.  – Zig Ziglar.*

??YennyIndra??
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
*MPOIN PLUS & PIPAKU*
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

Read More
Articles

*Bagaimana Cara Berdoa Yang Jitu?*

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

*Bagaimana Cara Berdoa Yang Jitu?*

Saya memiliki masalah dan tidak tahu jalan keluarnya. Buntu. Tidak jelas darimana  harus memulai mengurainya.

“Tuhan, saya tidak tahu bagaimana harus berdoa. Tolong ajari saya,” kataku dalam doa.

Lalu saya buka youtube. 3 menit lagi acara Greg Mohr dan judulnya :
*How And What  To Pray*…. Sungguh Allah senantiasa menjawab doa!

Greg Mohr mengajarkan, pertama-tama *Tinggikan Tuhan, jangan lihat masalahmu.*

Saya pun mengingat, Tuhan itu Allah yang membuat langkah 4 orang bagaikan langkah kaki ribuan tentara. Yess…!
Tuhan yang membuat laut bergelora, diperintahkan-Nya menjadi teduh.
Tuhan pula yang menyertai Daud mengalahkan Goliat.
Masalahku tentu sangat kecil bagi Tuhan.
Jangan kuatir!
Hati pun penuh semangat… Bergairah.
Ada solusi di dalam Tuhan, meski saya belum tahu caranya.

*Lihat Tuhan Berada Di Pihakku.*
Seringkali kita berdoa hanya sibuk  menceritakan dan mengeluh kepada Tuhan, betapa besarnya masalah dan ketakutan-ketakutan yang dialami.
Tentu saja, habis berdoa, justru tambah loyo karena yang ditaburkan adalah benih kekalahan.

Seharusnya, bukannya kita menceritakan besarnya permasalahan kita kepada Tuhan, sebaliknya kita harus menceritakan kepada masalah yang kita hadapi, kebesaran Allah kita!

Greg Mohr mengingatkan bahwa kita berperang dari *sisi penuh kemenangan.*
Why?
*Karena jika Tuhan berada di pihakku, siapa yang dapat melawan aku?*
Dan saya meng-amin-kannya.
Kita pasti menang!

*Berdoa sesuai firman-Nya.*
Saya tidak tahu solusinya dan tidak tahu pula apa yang akan diminta.
Tetapi saya paham janji-janji-Nya. Maka lebih baik berdoa sesuai firman-Nya.

“Tuhan, Engkau berjanji: Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu. Maka tuntun saya untuk menyelesaikan masalah ini, langkah demi langkah.
Dan Engkau juga berjanji, malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang yang takut akan Allah lalu meluputkan mereka. Aku percaya Tuhan sendiri yang akan menolong serta menyelamatkan kami.”

Selesai berdoa, iman pun timbul. Harapan menjadi penuh dan utuh.
Bukankah segala sesuatu terjadi sesuai iman kita?
Maka saya pasti mendapatkan solusinya.

Bagaimana dengan Anda?

*God is always On Time.*

*Allah senantiasa Tepat Waktu.*

??YennyIndra??
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
*MPOIN PLUS & PIPAKU*
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

Read More
1 215 216 217 218 219 264