Dapatkah kita membayangkan seperti apa hidup kita, jika saja kita membicarakan masalah yang kita hadapi, hanya dengan kata-kata yang lahir dari Roh, dan dengan berdiri di atas ayat-ayat firman Tuhan yang memberi hidup? Dan bukan dengan cara mengeluh serta ketakutan?
Apakah kita percaya bahwa kita dapat memiliki apa yang kita katakan? Nah, jika kelimpahan hati kita, sungguh-sungguh diisi dengan kelimpahan hati Tuhan, maka kita pasti mendapatkannya! Dari kelimpahan hati kitalah, maka kita dapat berbicara, mendeklarasikan, dan memerintahkan firman Tuhan kepada gunung-gunung (masalah) kehidupan yang kita hadapi, dan kata-kata itu akan menyelesaikan tujuan-Nya!
Firman Tuhan itu hidup, kekal dan tersedia untuk diucapkan oleh mereka yang telah mendengarnya. Jika kata-kata itu ada di dalam hati kita, maka yang ada hanyalah tinggal memberi mereka tugas dengan cara berbicara.
Tuhan Yang Mahakuasa tinggal di dalam diri kita, dan firman-Nya hidup serta aktif dalam diri kita dengan kekuatan penuh, menunggu diberi tugas. Begitulah cara Tuhan menciptakan alam semesta, dan begitulah pula cara yang Tuhan inginkan, agar kita bertanggungjawab dalam mengatur hidup kita sendiri.
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya.” Markus 11:23 (TB).
[Repost ; “The Power of Words”, – Barry Bennett, diterjemahkan oleh Yenny Indra].
YennyIndra TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC MPOIN PLUS & PIPAKU PRODUK TERBAIK PEDULI KESEHATAN
Napoleon Bonaparte Kalah Perang Karena Gunung Tambora di Indonesia????? Lhah Bagaimana Mungkin?
Masih ingat Napoleon Bonaparte? Raja Perancis yang sangat terkenal. Ternyata ada kisah menarik yang tak terduga: Napoleon Bonaparte kalah karena ‘serangan dari Sumba, Indonesia’.
Lho apa hubungannya? Bukannya Perang Waterloo terjadi di Belgia? Nach ini dia kisah uniknya!
Napoleon Bonaparte naik pangkat dari tentara Prancis selama Revolusi Prancis, menguasai pemerintahan Prancis pada 1799 dan menjadi kaisar pada 1804. Melalui serangkaian perang, ia memperluas kerajaannya di seluruh Eropa barat dan tengah.
Pertempuran terakhir Napoleon, terjadi di Waterloo, Belgia pada tanggal 18 Juni 1815. Napoleon sudah merancangkan dengan sangat cerdik, memilih berperang di musim panas sehingga cuaca dan kondisi tanah kering dan cocok untuk pertempuran besar.
Tanpa dinyana, Gunung Tambora di Sumba meletus. Salah satu letusan gunung berapi terkuat dalam sejarah yang pernah tercatat. Menewaskan tidak kurang dari 100.000 orang, dan memuntahkan sejumlah besar abu, letusannya hingga 43 kilometer (27 mil) ke atmosfer menyelimuti dunia, sehingga mengabitkan peristiwa terkenal yang disebut Tahun Tanpa Musim Panas di Eropa.
Di musim yang seharusnya panas, turun hujan deras. Kesalahan terbesar Napoleon dalam situasi kritis ini, dia menunggu sampai tengah hari, untuk memberikan perintah penyerangan karena menunggu, agar tanah yang tergenang air mengering setelah hujan badai terjadi pada malam sebelumnya. Penundaan itu memberi kesempatan pasukan musuhnya, Blucher, yang tersisa, yang berjumlah lebih dari 30.000, memiliki waktu untuk berbaris ke Waterloo dan bergabung dalam pertempuran hari itu. Pertempuran Waterloo, di mana pasukan Napoleon dikalahkan oleh Inggris dan Prusia, menandai akhir pemerintahan dan dominasi Prancis di Eropa.
Dr Genge menambahkan: “Victor Hugo dalam novel Les Miserables berkata tentang Pertempuran Waterloo: ‘langit yang mendung di luar musim sudah cukup untuk menyebabkan runtuhnya dunia’.
Sekarang kita selangkah lebih dekat untuk memahami peran Tambora dalam pertempuran dari belahan dunia lain. “
Membaca kisah ini, saya terpana. Betapa sering manusia mengandalkan kekuatan, kepintaran dan kemampuannya sendiri. Tetapi siapa yang menyangka, Gunung Tambora di Indonesia, yang berjarak ribuan kilometer dari Belgia, mampu menggagalkan rencana Napeon Bonaparte di Waterloo, Belgia. Dan menyebabkan kekalahannya.
Berapa kali Eropa mengalami *tahun tanpa musim panas* dalam kurun berabad-abad? Langka! Bahkan mungkin satu-satunya.
Belajar dari sejarah ini, alangkah baiknya jika dalam merancangkan segala sesuatu, kita membawanya kepada Tuhan, yang Mahatahu. Tuhan sudah tahu dan memperhitungkan kalau Tambora akan meletus dan seberapa besar pengaruhnya.
Tuhan menggunakan fenomena alam yang terbukti menurut science, membuat Laut Merah terbelah sehingga Musa dan bangsanya, lolos dari kejaran Firaun dan tentaranya yang berkereta dengan senjata lengkap. Justru Firaun dan tentaranya, yang mati tenggelam saat mengejar Musa. Solusi ajaib yang hanya sekali terjadi di sepanjang sejarah umat manusia.
Dengan cara yang sama, Tuhan mampu meluputkan Napoleon Bonaparte dan kita juga, jika saja kita menyertakan Tuhan dan bergantung kepada-Nya.
Mengalami masalah berat tanpa solusi? Datang kepada Tuhan dan serahkan segala kekhawatiran kita kepada-Nya. Kita tidak tahu solusinya, tapi Tuhan tahu. Dia tahu apa yang sedang terjadi saat ini, posisi kita sesungguhnya dan apa akan terjadi di masa depan. Dengan demikian, strategi terbaik sudah diatur-Nya. Tugas kita hanyalah percaya dan beriman.
Tuhan membutuhkan iman, agar dapat bekerja dalam hidup kita. Sementara iblis butuh ketakutan, agar dapat merusak hidup kita,ujar Yuliadi mengutip Crefo Dollar.
Tapi gak masuk akal….? Don’t worry about how God will work things out… you just focus get closer to Him, and He will handle the rest.- Joel Osteen.
Jangan khawatir tentang bagaimana Tuhan akan menyelesaikan semuanya … Anda hanya fokus lebih dekat dengan-Nya, dan Dia akan menangani sisanya. – Joel Osteen.
Otak kita yang sebesar kacang, kata Greg Mohr, memang tidak bisa memahami jalannya Tuhan. Kembali saya diingatkan, jika Gunung Tambora di Sumba, Indonesia, bisa menentukan pertempuran Waterloo, tentunya banyak hal tak terpikirkan bisa menciptakan solusi.
When it seems everything is falling apart, God’s hidden work always remains – Angela Thomas.
Waktu semuanya sepertinya berantakan, pekerjaan Tuhan yang tersembunyi selalu tetap ada -Angela Thomas.
YennyIndra TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC MPOIN PLUS & PIPAKU PRODUK TERBAIK PEDULI KESEHATAN
Pertanyaan yang beberapa kali dilontarkan dan saya pun tidak tahu jawabannya.
“Padahal kami sekeluarga sudah berdoa, agar saudara kami bisa diselamatkan, tetapi tetap meninggal,” ujar seorang sahabat dengan sedih, “Di mana Tuhan saat kecelakaan itu terjadi? Mengapa Dia membiarkannya? Tuhan kan Mahakuasa, mampu meluputkan apa saja.”
Sampai saya Sekolah di Charis dan guru saya, Greg Mohr menjelaskannya.
Karena Adam memilih memberontak terhadap Allah di Taman Eden, sehingga kuasa atas dunia yang diberikan Allah kepada Adam, sekarang diserahkan Adam kepada si iblis. Dunia jatuh dalam dosa, dibawah kuasa jahat si iblis. Malapetaka dan berbagai kejadian buruk adalah strategi iblis untuk mencuri, membunuh dan membinasakan manusia.
Greg menegaskan bahwa Allah senantiasa berbicara dan membimbing kita. Permasalahannya, apakah kita mau mendengarkan Dia? Ketika kita tidak pernah atau jarang bergaul dengan seseorang, maka kita tidak mengenali suara-Nya. Terdengar asing di telinga. Inilah permasalahan utama, mengapa manusia tidak tanggap terhadap ‘alarm bahaya’ dari Tuhan.
“Jika hewan saja dapat mengikuti insting mereka dan bergerak ke tempat yang lebih tinggi sebelum terjadinya tsunami, tidakkah lebih lagi orang-orang yang dipenuhi Roh Tuhan memperoleh perlindungan dari tsunami keuangan, kesehatan, hubungan dan tsunami-tsunami lain dalam hidup mereka?” cuplikan pelajaran Greg Mohr, “Banyak orang yang bekerja di Menara Kembar tidak berada di tempat pada tanggal 11 September sebab ada “sesuatu” mencegah mereka menjalankan jadwal normal mereka.”
Fakta yang mengejutkan, ketika terjadi peristiwa 9/11 di WTC, hanya 1/3 orang yang hadir di tempat kerjanya. 2/3 sisanya, dengan berbagai alasan tidak hadir. Ada yang mobilnya bermasalah, merasa tidak enak badan dan banyak yang bersaksi seolah-olah ada dorongan untuk tidak berangkat ke tempat kerja.
Sedangkan salah satu pesawat yang diterbangkan untuk menabrak menara WTC, hanya terisi 13 orang. Seberapa sering sebuah pesawat diterbangkan hanya sesedikit itu penumpangnya?
Kebetulan? Sesungguhnya tidak. Itu dorongan Tuhan yang mengingatkan, agar para penumpang dan para korban yang selamat, terhindar dari masalah. Tergantung kita: peka atau tidak? taat atau tidak?
Suatu pagi Greg merasa hatinya berbeban berat. Maka dia memberitahu anak-anaknya, tidak berangkat ke sekolah. Lalu Greg dan Janice, istrinya, berdoa dalam roh sekitar 45 menit – 1 jam. Hingga hatinya merasa lega. Segera Greg memanggil anak-anaknya untuk berangkat ke sekolah. Anak-anak pun protes, mengira bisa membolos sekolah hari itu. Dalam perjalanan ke sekolah, mereka melalui toll dan ternyata ada kecelakaan beruntun 20 mobil berderet di sana. Seandainya pagi tadi Greg mengabaikan peringatan Tuhan, maka mobilnya akan berada di antara mobil-mobil yang kecelakaan. Karena jam kejadiannya, bertepatan dengan jam biasanya Greg mengantarkan anak-anak ke sekolah. Greg Mohr mengajarkan, jangan mengabaikan tanda-tanda yang diberikan Tuhan.
Menjelang Michelle akan kembali ke Amerika pertengahan Januari lalu, sebelum ke airport, kami mampir membeli misua seafood kuah. Take away karena waktunya mepet. Kebetulan mama bilang ingin misua kuah.
Resto ini favorit kami. Beberapa waktu sebelumnya, kami menjamu teman makan di sana, tamu kami memuji misua kuah susunya sangat enak. Tidak kalah dengan Singapore. Ketika order take away 2 mangkuk, sang penjual bertanya, “Kuah susu atau kuah bening?”
Saya sempat ragu-ragu, mama suka yang mana ya? Ada dorongan kuah bening saja. Teringat pujian tamu kami, maka saya memilih kuah susu semua.
Habis check in, Michelle makan dulu sebelum masuk ke ruang tunggu. Suka sekali dengan kuah susunya, apalagi seafoodnya lengkap dari kerang, udang, ikan, bakso ikan, cumi dll. Mantap!
Tiba di rumah misua pun disajikan. Mama protes. “Ini kuah santan?” “Bukan Ma, kuah susu… Enak sekali. Ayoo coba dimakan.” Tapi mama hanya mau makan seafoodnya saja, sambil terus menerus protes, “Biasanya misua itu kuahnya bening, pakai kaldu ayam…” ?
Saya review ulang, saat order sebetulnya sudah terbersit dalam hati, punya mama kuah bening saja. Tetapi logika dan pikiran ini mengingatkan, yang dipuji-puji kuah susu lho, jadilah pilih kuah susu.
Saya pun belajar. Kerapkali sesungguhnya secara naluri kita sudah tahu… Tetapi tidak taat dan lebih memilih mempercayai nalar. Ternyata itulah ‘suara’ bimbingan Tuhan.
Mendengarkan itu kuncinya! “Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar,” kata Tuhan.
Saya pun memutuskan untuk belajar lebih dekat dengan-Nya dan melatih diri untuk mendengarkan, lebih peka serta lebih taat. Bagaimana dengan Anda?
God is speaking ALL the time, but how many of us aren’t listening because it doesn’t sound the way we want it to.
Tuhan SELALU berbicara SEPANJANG WAKTU, tetapi banyak dari kita yang tidak mendengarkan, karena suara-Nya tidak seperti yang kita inginkan.
YennyIndra TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC MPOIN PLUS & PIPAKU PRODUK TERBAIK PEDULI KESEHATAN
Ijinkan saya berbagi dengan Anda tiga kebenaran rohani dari kisah tentang seorang pria yang mencari kesembuhan …
Dalam Lukas 7:2-7, seorang perwira Romawi memiliki seorang pelayan yang istimewa baginya dan berada di ambang kematian. Perwira ini adalah orang kaya yang telah membangun sinagoga (tempat ibadah) bagi orang Yahudi. Tentunya dia akan membayar dokter terbaik untuk menyembuhkan pelayan yang sangat disayanginya, tetapi nampaknya mereka tidak berhasil menolongnya.
Seseorang pasti telah memberitahunya tentang Yesus, dan berbagai mujizat kesembuhan yang telah dilakukan-Nya. Karena dia begitu murah hati terhadap orang Yahudi, menyukai mereka maka dimintanyalah mereka membawa Sang Penyembuh ini ke rumahnya, supaya dapat menyembuhkan pembantunya. Meski pun para tua-tua Yahudi pergi kepada Yesus dan mencoba meyakinkan Dia agar datang berdasarkan perbuatan baik perwira itu, saya tidak percaya Yesus datang karena alasan itu. Saya percaya Yesus menanggapi iman perwira itu.
Kebenaran # 1: Yesus selalu menanggapi orang-orang yang mendengar tentang Dia dan meminta kesembuhan.
Sebelum Yesus sampai di rumahnya, perwira ini menerima pewahyuan. Dia telah memikirkan sesuatu seperti ini : “Saya meminta Yesus untuk datang dan menyembuhkan hambaku karena saya percaya Dia memiliki otoritas menyembuhkan kondisi kesehatan yang buruk serta penyakit. Saya mengerti bagaimana cara otoritas bekerja. Saya seorang yang hidup di bawah otoritas dan saya memiliki beberapa tentara dan pelayan di bawah otoritas saya. Yang saya perlukan untuk menjalankan otoritas saya, hanyalah berbicara memerintahkan kepada salah satu hamba, maka mereka mematuhi saya tanpa pertanyaan. Jika Yesus benar-benar memiliki otoritas atas penyakit, maka Dia tidak harus datang ke rumah saya untuk mengatasi penyakit itu .Yang diperlukan hanyalah Dia mengucapkan Firman pada penyakit dan penyakit akan menuruti Dia tanpa pertanyaan.”
Yesus menanggapi pewahyuan perwira ini, yang mendeklarasikan kepercayaannya pada firman Yesus semata untuk menyembuhkan hamba-Nya, dipujinya sebagai iman yang besar. Dan hambanya disembuhkan oleh Yesus, hanya dengan mengucapkan Firman untuknya. Terlalu sering kita memperumit kekuatan penyembuhan Tuhan. Ketika kita memahami apa yang dipahami orang ini, kita akan melihat hasil yang sama.
Kebenaran # 2: Katakan saja Firman itu. Meninggikan kebenaran Firman Tuhan diatas fakta-fakta yang kita lihat di alam semesta.
Semua yang kita lihat secara fisik bersifat sementara dan dapat berubah. Firman Tuhan itu kekal dan tidak berubah. Ketika kita mengucapkan Firman, maka penyakit, kesehatan yang buruk, setan, dan kekurangan harus lari.
Kebenaran # 3: Firman di bibir kita memiliki otoritas final untuk mengatasi keadaan tergelap kita.
Ucapkan Firman dengan berani ke dalam setiap situasi yang bertentangan dengan kehendak Tuhan dalam hidup kita dan orang yang kita kasihi. Surga akan mendukung kita dengan otoritas yang sama seperti saat Yesus berjalan di bumi, ketika kita mengucapkan Firman!
[Repost ; “Speak the Word Only”, – Greg Mohr, diterjemahkan oleh Yenny Indra].
YennyIndra TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC MPOIN PLUS & PIPAKU PRODUK TERBAIK PEDULI KESEHATAN
Apa Rahasia Bebas Dari Malapetaka Dan Penyakit Menular?
Ada nyanyian gubahan Raja Daud yang sangat terkenal, dihafalkan banyak orang semasa pandemi Covid 19, yaitu Mazmur 91.
Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada TUHAN: “Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai.” Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk. Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok. Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang, terhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap, terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang. Walau seribu orang rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu.
Janji perlindungan yang sangat dahsyat, sementara begitu banyak orang-orang di sekeliling kita, yang pulang ke surga. Banyak orang yang berharap dengan menghafalkan nyanyian ini, bisa selamat dari Covid. Ternyata tidak! Lalu di mana kesalahan dan rahasianya? Bukankah janji Tuhan Ya dan Amin?
Andrew Wommack mengupas rahasia ini. Orang yang berhak mendapatkan realisasi janji-janji ini adalah orang yang duduk dan bermalam dalam naungan yang Maha-kuasa. Dalam Bahasa Inggrisnya: to dwell, remain, sit, abide, artinya berdiam, tetap tinggal, duduk, melekat. Orang yang pikirannya senantiasa tertuju dan fokus kepada Tuhan, merenungkan firman-Nya siang dan malam, serta menghidupinya! Bukan sekedar visit, alias mampir. Datang sebentar, lalu pergi lagi.
Oh… Ternyata ini rahasianya. Paham sekarang.
Tuhan tidak menginginkan orang yang ‘convert’, dari tidak kenal Tuhan, lalu sekedar berubah jadi kenal tapi ya kenal begitu-begitu saja. Beribadah setiap minggu. Baca Firman sekali-sekali… kalau ingat. Tidak benar-benar mengerti kehendak-Nya dan aturan main yang ditetapkan-Nya.
Banyak orang yang maunya hanya berdoa, minta sesuatu menurut keinginannya dan mengatur Tuhan sesuai caranya sendiri. Tuhan yang disuruh-suruh atau sekedar jadi tukang stempel. Maunya hidup My Way…. Kelompok pengikut Frank Sinatra, yang menyanyikan lagu lawas, “I did it my way.”
“Kehendak Tuhan bukan seperti itu. Tuhan ingin kita menjadi murid-Nya seumur hidup .”
Lalu saya membayangkan putri bungsu saya yang sedang kuliah di Boston. Setiap kali ditelpon, “Sedang mengerjakan PR”, atau “Besok ada ujian, Ma ..” dst. Sekolah dan belajar, menjadi prioritas kehidupannya. Kegiatan Michelle lainnya, menyesuaikan dengan agenda sekolah.
Demikian juga dengan cara hidup kita. Tuhan ingin kita menjalani hidup bersama-Nya. Setiap langkah dalam tuntunan-Nya. Ibarat naik mobil, Tuhan justru ‘Sopir’nya, sementara kita duduk di kursi penumpang mengikuti-Nya. Mempercayai perkataan Allah melebihi perkataan dunia. Hidup menurut God’s way…
Perhatikan nyanyian Raja Daud di atas, selain dudukdalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa, akan berkata kepada TUHAN: “Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai.”
Artinya, orang yang secara verbal terus menerus mengakui bahwa Tuhanlah tempat perlindungan dan kubu pertahanannya.
Betapa seringnya kita lupa mendeklarasikan kepercayaan kita kepada Tuhan, tetapi justru menggunakan mulut untuk berkeluh kesah, berulang-ulang menceritakan vonis dokter tentang penyakit yang diderita, mendeskripsikan ketakutan serta kemungkinan buruk yang mungkin terjadi, secara mendetil. Tidak heran jika iblis memiliki pijakan untuk masuk dalam kehidupan anak-anak Tuhan, karena mereka membuka celah tanpa disadari!
Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama?
Jika ingin hidup dalam perlindungan-Nya, pastikan apa yang keluar dari mulut kita adalah janji kemenangan dari Allah. Kita mencipta masa depan, melalui perkataan yang keluar dari mulut kita.
Jika syarat ini kita penuhi, maka janji bahwa tulah (malapetaka), penyakit sampar, penyakit menular tidak akan mendekat ke rumah kita, akan terpenuhi. Demikian pula, seribu orang rebah di sisi kita dan sepuluh ribu di sebelah kanan kita tetapi itu tidak akan menimpa kita, akan terealisasi.
Saya paham sekarang. Setiap janji ada syaratnya. Jika syarat dipenuhi, maka hasil akan terjadi secara natural. Menarik bukan?
Saya pun belajar. Bagaimana dengan Anda?
God’s will and desire for us is to live in the blessing, but when a miracle is needed, thank God a miracle is there. – Daniel Amstutz.
Kehendak dan keinginan Tuhan bagi kita supaya kita hidup dalam berkat, tetapi ketika mukjizat dibutuhkan, puji Tuhan mukjizat pun ada di sana. – Daniel Amstutz.
YennyIndra TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC MPOIN PLUS & PIPAKU PRODUK TERBAIK PEDULI KESEHATAN