Bagaimana Saya Bisa Sembuh Dari AutoImun? (Healing Part 4)
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Bagaimana Saya Bisa Sembuh Dari AutoImun? (Healing Part 4)
Lanjutan artikel kemarin:
https://yennyindra.com/2020/12/terkuaknya-penyebab-saya-menderita-auto-imun-healing-part-3/
Sejujurnya, saya juga tidak tahu pasti, bagaimana saya bisa sembuh. Tetapi setelah belajar dan mendengarkan uraian dari John dan Adrienne Shales, saya menyadari, itu yang saya pelajari di Sekolah Charis.
Tentang anugerah dan petunjuk praktis bagaimana menghidupinya. Ketika saya memahaminya, saya bisa menerima diri sendiri dan mengasihi orang lain dengan lebih baik. Mengasihi Tuhan pula dengan cara yang benar.
Pemahaman bahwa saya diselamatkan karena anugerah, -sama sekali bukan karena perbuatan baik yang saya lakukan-, sungguh melegakan. Semua gratis.
Segala dosa, kesalahan, kegagalan di masa lalu sudah dibayar lunas oleh Tuhan. Caranya? Dengan menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi saya. Wow… Cukup dengan beriman kepada-Nya.
Sungguh aneh, semakin meresapi hal ini dan menghidupinya, saya makin bisa menerima diri saya apa adanya. Penolakan, ejekan, kegagalan tidak lagi mempengaruhi seperti dulu. Penerimaan Tuhan lebih dari cukup.
Kesadaran bahwa saya diciptakan Tuhan sesuai dengan gambar dan rupa Allah, sangat membebaskan. Bisa saja saya berbuat salah atau gagal, tetapi itu bukan pribadi saya yang sesungguhnya. Pribadi saya yang sejati, serupa dengan Allah.
Apa pun yang terjadi, termasuk saat saya gagal, berdosa atau melakukan kesalahan, Allah tetap di pihak saya karena saya anak-Nya dan beriman kepada-Nya.
Tuhan mengasihi saya tanpa syarat. Oh… Leganya!
Kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan, rasa malu, tertolak mau pun kecemasan.
Pemahaman ini memberikan rasa aman dan kelegaan, yang pada jangka panjangnya, menyembuhkan penyakit hipertiroid yang saya alami.
John & Adrienne Shelf menjelaskan, ada yang menerima kesembuhan instan tetapi sebagian lagi mengalami kesembuhan progresif, seiring dengan pertumbuhan pengenalan akan kasih Allah yang tak bersyarat.
Ternyata kunci untuk mengalami hidup sehat dan sembuh adalah perintah Tuhan:
“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”
John Shales menekankan agar kita tidak menuduh Tuhan, saat sakit. Itu berarti tidak mengasihi Dia. Karena Tuhanlah Sang Penyembuh. Rupanya banyak diantara kita, yang salah persepsi, sehingga menuduh Tuhan tidak adil bahkan menganggap penyakit dari Tuhan. Penyakit adalah ulah si iblis, musuh kita.
Tuhan hanya memberikan yang baik.
Pencuri/musuh/iblis datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Tuhan datang, supaya kita semua mempunyai hidup/kesembuhan/kemakmuran, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan, janji Tuhan.
Kemudian kasihi sesama seperti diri sendiri. Hal ini mustahil dilakukan, jika kita tidak bisa mengasihi diri sendiri. Kasihi diri sendiri baru bisa mengasihi orang lain.
Mengasihi diri sendiri artinya sepakat dengan apa yang Tuhan katakan tentang kita. (Baca artikel sebelumnya.)
Prinsip penting lainnya, jangan membiarkan pikiran dari musuh diterima menjadi pikiran kita. Harus mampu memilahnya, karena dalam jangka panjang, pikiran-pikiran merusak dari musuh ini: perasaan bersalah, merasa menjadi korban, tertolak dll, akan berkembang menjadi roh kelemahan (spirit of infirmity) yang menimbulkan berbagai penyakit, yang akhirnya mematikan tubuh.
Pikiran itu roh. Peperangan ini terjadi di alam roh. Kita berhubungan dengan Tuhan melalui roh. Musuh juga menyerang kita melalui roh, dengan menawarkan pikiran negatif sehingga tercipta roh kelemahan.
“Casting down arguments and every high thing that exalts itself against the knowledge of God, bringing every thought into captivity to the obedience of God – Kita mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kita menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Allah,” ujar John Shales.
Kunci untuk memenangkan pertempuran ini melalui ketaatan kita, untuk menaklukkan pikiran kita kepada Tuhan. Artinya kita sepakat dengan Tuhan dan firman-Nya. Melalui ketaatan inilah kuasa Tuhan bekerja untuk mengalahkan musuh.
Sesuatu yang bagus jika ada teman-teman yang mendoakan saat seseorang sakit. Tuhan tentu mendengar doa mereka. Tetapi John Shales menekankan, yang terpenting adalah membenahi sang penderita sakit dari dalam hatinya, dengan cara mengalahkan penyakit dan siasat musuh, melalui ketaatannya menaklukkan pikirannya kepada Allah.
Ketika kita sepakat dengan Allah, maka tidak ada lagi penghalang yang menghalangi kuasa Allah bekerja di dalam hidup kita, termasuk menyembuhkan penyakit.
Kesimpulannya:
Hidup itu mudah. Taati saja apa yang Tuhan firmankan. Berpikir, berkata-kata dan bertindak sesuai firman-Nya. Mengasihi diri sendiri dan taat kepada Tuhan, caranya dengan sepakat pada firman-Nya.
Artinya, yang kita tidak mampu, ya sudah… Serahkan kepada-Nya sesuai perintah-Nya:
Serahkan segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Dia yang memeliharamu.
Bukankah kita kerap stres karena memikirkan apa yang kita tidak mampu?
Institut Kesehatan Amerika memperkirakan bahwa 75-90 persen dari semua kunjungan ke dokter untuk perawatan primer, karena masalah yang berhubungan dengan stres.
Mari taat pada Tuhan ..
Sepakat, percaya dan bertindak sesuai apa yang Tuhan katakan tentang kita.
Bebas Stres dan Merdeka…. !!!!
Selamat Menikmati Hidup Sehat!
Our mind is designed to control the body, of which the brain is a part, not the other way around. Matter does not control us; we control matter through our thinking and choosing. We cannot control the events and circumstances of life but we can control our reactions. In fact, we can control our reactions to anything, and in doing so, we change our brains. It’s not easy; it is hard work, but it can be done through our thoughts and choices. – Dr. Caroline Leaf.
Pikiran kita dirancang untuk mengontrol tubuh, di mana otak merupakan bagiannya, bukan sebaliknya. Situasi tidak mengendalikan kita; kita yang mengendalikan situasi melalui pemikiran dan pilihan kita. Kita tidak bisa mengendalikan kejadian dan keadaan hidup, tapi kita bisa mengendalikan reaksi kita. Faktanya, kita bisa mengontrol reaksi kita terhadap apapun, dan dengan melakukan itu, kita mengubah struktur otak kita. Ini tidak mudah; ini merupakan kerja keras, tetapi dapat dilakukan melalui pikiran dan pilihan kita. – Dr. Caroline Leaf
YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU?
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN