“Mengapa Kita Menyalahkan Tuhan?”
“Mengapa Kita Menyalahkan Tuhan?”
Menyalahkan Tuhan tampaknya menjadi teologia standar semua agama dan yang menyedihkan, banyak orang Kristen yang melakukannya juga. Ada sesuatu dengan menyalahkan Tuhan, seolah membuat kita merasa diteguhkan dalam apa pun yang kita lakukan mau pun tidak melakukannya.
Manusia itu menjawab: “Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.” Kejadian 3:12 (TB)
Sejak tindakan ketidaktaatan pertama, yang menyebabkan dunia di mana kita hidup sekarang jatuh, Adam memilih menyalahkan Allah atas tindakannya sendiri. Diparafrasekan, “Ini kesalahan wanita di sisiku, karena TUHAN yang memberikannya kepada saya, jadi sesungguhnya ini kesalahan-Mu, Tuhan.”
Membenarkan diri sendiri dan menyalahkan orang lain adalah sifat umum manusia (manusia duniawi, bukan manusia rohani).
Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?”
Markus 4:38 (TB)
Dalam kisah terkenal ini, para murid dan Yesus berada di dalam perahu di tengah badai. Yesus tertidur dan para murid panik. Respon mereka terhadap badai dan bahaya adalah tersinggung dan menyalahkan Yesus. “Tidakkah Engkau peduli?”
Betapa seringnya kita berpikir bahwa Tuhan tidak peduli?
Tidakkah dia peduli terhadap kondisi dunia?
Apakah Dia peduli dengan kanker?
Peduli juga dengan virus Corona?
Beberapa orang akan berasumsi bahwa Tuhan mampu menghentikan hal-hal ini, jika saja Dia mau, jadi pastilah Dia tidak peduli.
Yang lain akan menyimpulkan bahwa Tuhanlah yang sebenarnya mengatur masalah-masalah dunia dengan cara-cara misterius-Nya. Kita hanya perlu percaya bahwa “Dia memegang kendali.”
Jika memang benar apa yang terjadi di dunia ini adalah cerminan dari kendali Tuhan, pastilah saya kehilangan sesuatu.
Mengapa Yesus datang untuk membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis? (1 Yohanes 3: 8)
Jika itu ”perbuatan” iblis, mengapa kita menyalahkan Allah?
Yesus adalah Pribadi yang datang untuk menebus kita dari dosa Adam dan perbuatan musuh. Namun kita terus menerus menyalahkan Dia atas kejahatan yang terjadi dan melepaskan diri kita sendiri dari tanggung jawab. Sama seperti Adam.
Tuhan tidak mengendalikan Anda, dan Dia juga tidak mengendalikan siapa pun.
Tuhan tidak mengendalikan cuaca (mengapa Yesus menegur badai jika memang Dia yang mengirimnya?),
Dia tidak mengendalikan bencana, tidak pula mengendalikan korupsi dan setiap hal jahat lainnya.
Tuhan sedang menunggu anak-anak-Nya untuk mempercayai Firman-Nya dan berjalan dalam iman.
Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, SEPERTI yang ternyata dari KUASA YANG BEKERJA DI DALAM KITA. Efesus 3:20 (TB)
[Repost : “Why Do We Blame God?”, – Barry Bennett. Diterjeemahkan oleh Yenny Indra. Design oleh Denny Christian].