*We Have Power To Control It.*
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
*We Have Power To Control It.*
Seorang teman merasa kecewa, saat dalam sebuah permainan, mendapati tokoh yang selama ini dikaguminya, ternyata melakukan ‘kecurangan’ kecil demi memenangkan pertandingan.
Konon jika ingin melihat karakter seorang pria, lihatlah di dalam permainan.
Semua orang ingin menang… ?
Itu hal yang lumrah dan wajar ala dunia.
*****
Namun saat kita mengenal Allah secara pribadi, dan menyadari bahwa kita memiliki roh, jiwa dan tubuh, itu mengubah banyak hal lho…
Awalnya pemahaman ini hanyalah sebagai teori yang semata sebagai pengetahuan di kepala, namun saat dipraktikkan, ternyata menjadi kekuatan yang tak terduga.
Semakin kita konsisten mengisi pikiran dan hati kita dengan firman-Nya, semakin kita menyerap karakter, ketenangan, hikmat-Nya yang tanpa disadari, mengubah cara kita meresponi berbagai hal dalam kehidupan kita.
Ada kalanya kita kewalahan menghadapi beratnya masalah yang seolah meneror dari segala jurusan.
Menggoda agar segera bereaksi, mengambil sikap secara otomatis, mengikuti perasaan saat itu.
Itu normalnya respon kita dulu.
Dengan memahami pengertian roh, jiwa dan tubuh, kemudian kita disadarkan,
“Oh, emosi… kemarahan ini artinya yang beroperasi itu jiwa kita. Jiwa terdiri dari pikiran, emosi, kehendak dan imajinasi.
Jika saya meresponi dari jiwa, berarti tidak berjalan bersama Tuhan dong… Allah itu roh, jika berespon selaras dengan Tuhan, maka seharusnya kita berespon sesuai dengan roh, bukan jiwa.
Buah roh itu apa saja?
Kasih, sukacita, damai Sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri.
Hhhmmm… berarti respon emosi, marah, tersinggung itu di luar Tuhan.”
Dengan menyadari hal ini, kita bisa mundur dulu beberapa langkah, melihat dan mempertimbangkan kembali, sebelum mengambil keputusan.
Dan teknik sederhana ini, menghindarkan kita dari ribuan pertempuran yang tidak perlu.
Tentu saja semua itu tidak terjadi begitu saja, perlu latihan.
Bahkan meski sudah sukses mengendalikan diri selama berkali-kali, tidak berarti akan sukses selamanya.
Kadang kita bisa tergoda untuk kembali berespon dari jiwa, saat lelah, kurang nyaman dan berbagai penyebab lainnya.
Komplain untuk urusan kecil-kecil…. rasanya wajar koq..
Ah, lupa…. hidup kita itu dilihat orang lain dan diharapkan menjadi teladan.
Nach lho!
Jadi kita tidak bisa menyombongkan diri, sudah menjadi pribadi yang dewasa rohani. Segala pencapaian itu bisa diraih, jika kita terus menerus di dalam Tuhan, bukan karena hebatnya kita.
*******
Teknik untuk menguasai diri adalah Fokus pada apa yang bisa kita kontrol.
– Kita hanya bisa mengontrol kata-kata kita, dan tidak bisa mengontrol kata-kata orang lain.
Saat orang lain melontarkan kata-kata negatif, tuduhan dll, entah benar atau tidak, pilihan di tangan kita: respon apa yang kita ambil?
Dilawan, dibiarkan atau ditanggapi nanti setelah suasana lebih kondusif?
– Kita hanya bisa mengontrol sikap kita dan tidak bisa mengontrol sikap orang lain.
Semakin kita mengenal Tuhan, ke mana pun kita pergi, diharapkan agar saat orang melihat kita, mereka melihat Tuhan di dalam kita. Wow…. ini benar-benar tanggungjawab yang tidak mudah. Tanpa menempel erat pada Tuhan, nyaris mustahil untuk dicapai.
– Kita hanya bisa mengontrol keputusan kita, bukan keputusan orang lain.
Cengli or gak cengli. Masuk akal atau tidak, jika itu keputusan orang lain, kita tidak bisa memaksanya berubah. Kita hanya bisa mempengaruhi seseorang, tetapi keputusan ada di tangan masing-masing.
Nach sekarang tergantung kita dalam menanggapinya, ending seperti apa yang yang hendak diambil, di tengah kondisi yang mungkin saja tidak menyenangkan hati kita.
– Kita tidak bisa mengontrol pendapat orang tentang kita, tetapi kita dapat mengontrol pendapat kita tentang diri kita sendiri.
Kerap orang terluka dengan label dan pendapat orang lain tentang dia. Entah pendapat itu benar atau tidak. Kita tidak bisa mengontrolnya.
Ada teman yang sangat terluka dengan ayahnya, dilabeli ‘bodoh’ hanya karena kurang jago matematika. Tetapi teman ini seorang pemain musik yang handal.
Sesungguhnya, monyet tidak bisa berenang dan ikan tidak bisa memanjat.
Teman ini tidak bisa memaksa ayahnya mengubah pendapatnya, tetapi dia bisa membangun kepercayaan dirinya, dengan menyadari Tuhan nenciptakannya secara khusus dan berbeda dengan saudaranya yang lain. Setiap orang punya keunikan dan kelebihan masing-masing.
Tuhan tidak pernah salah!
Dengan membangun pemahaman siapa jati dirinya di dalam Tuhan, teman ini dapat meraih prestasi besar di dalam Tuhan, sehingga pada waktunya, ayahnya dapat menghargainya.
Bukan dengan memaksa, terluka, mengasihani diri lalu menanggapinya secara emosi. Jangan menunggu penerimaan orang lain.
Kita sendiri yang menentukan pendapat kita tentang diri kita sendiri dan merealisasikannya. Tuhan menciptakan setiap kita menjadi pribadi yang unik, limited edition, ga ada duanya di dunia ini. Seberapa tinggi kita naik, tidak ada yang bisa menghalanginya, asalkan kita berkolaborasi dengan Tuhan.
Berita baiknya, lakukan saja yang terbaik yang kita bisa, Tuhan akan menjadikannya luar biasa saat kita depend on God, bergantung kepada-Nya.
Setuju?
Yuk…. jadi pribadi terbaik yang kita bisa. Hidup hanya sekali dan tidak bisa diulang. Jangan disia-siakan!
Make sure you don’t see yourself through the eyes of those who don’t value you. Know your worth even if they don’t. – Thema Davis.
Pastikan Anda tidak melihat diri Anda dari sudut pandang orang yang tidak menghargai Anda. Ketahuilah nilai Anda meskipun mereka tidak melakukannya. – Tema Davis.
YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN
#seruputkopicantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan