Kasih & Disiplin Yang Seimbang.
Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra
Kasih & Disiplin Yang Seimbang.
Suatu ketika ada acara di sekolah, dan saya terlambat daftar. Waiting list. Ingin sekali hadir, mulailah cari akal… untunglah menjelang hari H, ada yang batal hadir, jadi saya bisa ikutan.
Nach Sari, teman sekelas sekaligus sohib, yang bertanggungjawab dalam acara itu bilang, klo gak daftar, beneran gak boleh masuk….
Saya cerita, klo gitu saya bantuin bagian multi media biar bisa hadir. Dengan tegas Sari bilang, tetap ga boleh!
Apa pun alasannya…. karena saya bukan team multimedia.
Gubraaaak…
Itulah Sari Pitaloka! Disiplin abis. Pokoknya aturan gak boleh dilanggar.
Bukan hanya terhadap saya, terhadap teman lain pun begitu.
Padahal urusan snack, saya rukun baget dengan Sari. Duduk di kelas pun selalu duduk di belakangnya.
Menyebalkan?
Sejujurnya iya…. Maaf Sari… 🙂
Untuk apa Aturan atau Regulasi dibuat?
Dalam Kamus Collin Dictonary, diartikan aturan yang dibuat untuk mengontrol cara sesuatu dikerjakan atau cara orang berperilaku.
Tujuan utama regulasi adalah untuk menciptakan aturan dan batasan yang mengatur tindakan dan kegiatan yang dapat memengaruhi kepentingan umum, sekolah, keamanan, kesehatan, lingkungan, atau ekonomi.
Nach untuk itulah Sari menegakkan peraturan, agar kegiatan berjalan lancar dan semuanya tertib & teratur.
Jika peraturan di sana sini diberikan perkecualian, jadi percontohan bagi yang lain, akhirnya peraturan tidak jalan. Lalu apa gunanya ada peraturan?
Dengan kata lain, meski pun saya sohib dalam urusan snack dengan Sari, TIDAK Berarti saya dapat privilege untuk hadir tanpa mendaftar.
Ini dua hal yang berbeda dan tidak bisa dicampuradukkan.
Dan kami kan sekolah, memang bayar uang sekolah untuk belajar dan dididik menjadi pribadi yang lebih baik, disiplin serta menyerupai Kristus, jadi mau gak mau ya mesti taat.
Itu bagian dari proses menjadi murid: pembentukan karakter, ketaatan terhadap otoritas, belajar disiplin, rela dibentuk dsb.
Sekolah Charis itu sekolah pemuridan.
Saat lulus, wajib karakter murid-murid jauuuh lebih menyerupai Kristus daripada saat masuk.
Makes sense bukan?
Ada beberapa teman atau adik kelas yang curhat, tidak cocok dengan aturan sekolah. Saya sebisanya mempengaruhi mereka, agar taat.
Peraturan memang diadakan agar semua mentaati.
Tanpa terkecuali!
Jangan memilih menjadi pemberontak…. gak masuk tanah perjanjian nantinya.
Orang yang tidak dapat patuh, tidak dapat memimpin – Benjamin Franklin
Hanya seorang murid yang dapat menjadikan seorang murid. –A.W. Tozer
*******
Ketika melayani di masyarakat, tidak semudah itu menerapkannya. Mereka bukan ‘murid sekolah’.
Mengapa kita tidak menikmati janji-janji Tuhan: sehat & makmur berkelimpahan?
Karena ada sesuatu yang kita ‘miss’ belum melakukan apa yang Tuhan kehendaki.
Nach saat memuridkan, jika benar-benar ingin menolong murid berkemenangan, menikmati janji-janji Tuhan, kita harus ‘berani’ terbuka, mengoreksi, mendisiplin seperti Sari, menerapkan aturan dengan tegas, menunjukkan kesalahannya dsb. Tidak ada perkecualian – privilege.
Bukan karena lebih hebat, namun setelah 6 tahun sekolah di Charis, kami tahu duluan dan ingin membagikan apa yang kami pelajari di Charis.
“Insanity is doing the same thing over and over and expecting different results.” – Albert Einstein.
“Kegilaan adalah melakukan hal yang sama berulang-ulang namun mengharapkan hasil yang berbeda.” – Albert Einstein.
Einstein menegaskan, jika tidak ada perubahan mindset or tindakan, selamanya keadaan tidak akan pernah berubah, alias janji Tuhan tidak termanifestasi. Kadangkala, bukannya orang yang kita layani tidak mau berubah, tetapi mereka tidak tahu. Tidak pernah diajari. Belum sekolah di Charis.
Beranikah kita menyampaikannya dengan jujur?
Itu dilemanya!
Setiap kita ingin dipuji baik, penuh kasih, selalu positif…. klo bisa orang lain melihat kita seperti ‘malaikat putih’ yang cakep…..
Tidak ada orang yang mau dikritik.
Kritikan senantiasa mengorek hati seseorang.
Bahkan meski orang itu melanggar peraturan yang sudah ditetapkan bersama, alias regulasi, saat mengingatkannya, orang bisa tersinggung dan merasa dihakimi. Kita dianggap kurang mengasihi & tidak berjiwa besar.
Yang lebih berat lagi, dulunya kita dianggap ‘malaikat cantik’, saat mengoreksi langsung dianggap ‘iblis’ yang dibenci pula…. Berani gak?
Sebagian memilih yang aman-aman saja… dibiarkan.
Gak berani ambil resiko. Tapi muridnya ya gak bertumbuh maksimal.
Sejujurnya, saya pun tidak selalu berani… Dieeenk….
Dikasihi & diperhatikan itu lebih menyenangkan….
Amanat Agung intinya Mengabarkan Kabar Baik dan Memuridkan.
Tidak bisa memuridkan tanpa adanya koreksi.
Barry Bennett mengajarkan bagaimana bersikap, membangun hubungan, mengkomunikasikan dengan bijak dsb. Tentu saja kami akan berusaha semaksimalnya menyampaikan kebenaran dan koreksi dengan kasih & semanis mungkin, namun alangkah baiknya jika setiap kita memang sudah menyiapkan diri, bersedia menerima koreksi dengan lapang dada.
Bukankah tujuan kita dimuridkan bukan sekedar lulus test tertulis atau sekedar memiliki pengetahuan di kepala?
Tetapi tujuan utamanya, agar hidup kita benar-benar berbuah, dan buahnya bisa dinikmati oleh orang-orang di sekeliling kita. Hidup yang memberi dampak, memiliki pengaruh yang semakin hari semakin besar, karena Yesus ada di dalam kita, maka setiap kita adalah pemimpin. Entah kita punya jabatan atau pun tidak, itu nomor dua.
Karena sesungguhnya, pemimpin itu masalah pengaruh & memberi pengarahan positif agar naik level.
Jika kita mampu menggenapi tujuan itu, Amsal 3:16 (TB) Umur panjang ada di tangan kanannya, di tangan kirinya kekayaan dan kehormatan, tergenapi secara natural.
Menjadi Terang & Garam dunia. Orang-orang melihat Kristus melalui kita.
Mau? Yuk….
The RULES apply to EVERYONE. This includes YOU. – Unknown
PERATURAN berlaku untuk SEMUA ORANG. Termasuk KITA. – Anonim
YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN
#gospeltruth’s truth
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan