Staying In Tune With God.
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Staying In Tune With God.
Staying In Tune with God – tetap selaras dengan Tuhan, tidak melindungi kita dari tantangan hidup, namun perbedaannya sangat signifikan.
Tuhan tidak pernah menjanjikan hidup bak di jalan tol… hidup tanpa tantangan dan permasalahan.
Why?
Dunia sudah jatuh ke dalam dosa. Di dunia yang tidak sempurna ini, tantangan dan permasalahan sesuatu yang alami.
Namun tantangan yang sama, akan memberi dampak yang baik atau buruk, tergantung bagaimana setiap kita meresponi dan menanganinya.
Ada orang yang kita temui dalam kehidupan, untuk menguji, sebagian untuk mengajar, sebagian lagi untuk memanfaatkan kita, sebagian lagi untuk membuat potensi kita yang terbaik bisa keluar dan termanifestasi.
Tidak ada gaun cantik tercipta, tanpa kain menjerit kesakitan saat terkena gunting.
Setelah semua proses berlangsung, kain sederhana dan yang nampak biasa saja, menjadi gaun yang anggun, indah dan mahal.
Semua ini tercipta jika kita meresponinya dengan bijak, karena keselarasan kita dengan Tuhan.
Saat berproses itulah, kita dapat mempraktikkan prinsip-prinsip kebenaran firman Tuhan yang sebelumnya sudah kita pelajari teorinya.
Bagaimana caranya memperbaharui pikiran sesuai dengan firman-Nya sehingga kita tidak lagi berpikir sesuai pikiran natural kita, melainkan mengadopsi pikiran Allah. Memandang tantangan dan permasalahan sesuai dengan perspektif Allah.
Pikiran diatur dan didisiplinkan, agar damai sejahtera senantiasa menguasai hati dan pikiran.
Karena hanya dalam tinggal tenang dan percaya, terletak kekuatan kita.
Roh Kudus akan mengingatkan pola kerja Tuhan yang sudah kita pelajari dalam firman-Nya. Strategi mana yang paling cocok untuk mengatasi permasalahan saat ini.
Suara Tuhan yang lembut terdengar dalam keheningan.
Suara Tuhan itulah kunci kemenangan kita, saat mentaatinya.
Hanya pikiran yang baik, penuh sukacita, dan ketenangan yang menyaring pertimbangan dalam pikiran kita yang sudah terlatih, maka keputusan yang diambil pun, berdasarkan pertimbangan yang bijaksana.
Dengan demikian, tantangan dan permasalahan ini telah diubah Tuhan untuk membangun karakter kita dan potensi kita yang terbaik bisa keluar dan termanifestasi.
Menang mengatasi situasi dan keadaan.
Di sisi yang berlawanan, ada orang-orang yang hanya menyalahkan keadaan, mengasihani diri sendiri dan mengharapkan dunia yang menyesuaikan dengan dia…
Tentu saja mustahil bin mustahal….
“Hanya ketika ombak keluar, maka Anda bisa melihat siapa yang berenang telanjang” – Warren Buffett.
Pandai mengutip firman sebagai asesoris dalam percakapan, namun saat menghadapi tantangan tidak ada rasa manis yang keluar.
Zig Ziglar sering menggunakan analogi jeruk yang diperas untuk menekankan karakter di bawah tekanan. Ia menjelaskan, ketika jeruk diperas, yang keluar hanyalah sari jeruk—karena itulah yang ada di dalamnya.
Demikian pula, ketika orang menghadapi tekanan, sifat asli mereka terungkap. Apa yang ada di dalam hatinya, meluap. Jika seseorang dipenuhi dengan kedamaian, kebaikan, dan kepositifan, itulah yang akan muncul, bahkan di masa-masa sulit.
Penting dicatat, jeruk yang manis karena sudah masak. Itu tidak terjadi dalam sekejap melainkan butuh waktu, proses, pembentukan, hingga menjadi masak.
Demikian pula saat kita dibentuk. Tidak cukup hanya sekali dua kali belajar. Sebulan dua bulan. Tetapi seumur hidup. Targetnya, semakin hari semakin serupa dengan Tuhan.
Dibutuhkan konsistensi, kemauan untuk merenungkannya siang dan malam lalu mempraktikkannya dengan penuh kerendahan hati, kemauan untuk dibentuk, diproses, jatuh bangun namun tetap memilih maju terus.
Senantiasa ada orang yang mengenal Tuhan lebih baik daripada kita. Belajarlah.
Bergaul dengan orang-orang yang mengejar pengenalan akan Dia, dan terus membicarakan firman dan kebenaran-Nya.
Saat kita terus menerus menabur benih firman dengan berbagai cara, menghidupinya selangkah demi selangkah, berita baiknya, kita akan mengalami perubahan tanpa usaha. Efforless Change.
Rasa manis mengalir dari kehidupan kita, membuat orang-orang ingin menikmatinya dan mengenal Allah kita. Buah dari hidup yang In Tune with God – selaras dengan Tuhan.
Mau? Yuk belajar sama-sama.
“When we come to God, we’re no longer the most important person in the world to us; God is. Instead of living only for ourselves, we have a higher goal: to live in tune with God.” – Billy Graham.
Ketika kita datang kepada Tuhan, kita bukan lagi orang yang paling penting di dunia; Tuhanlah yang terpenting! Alih-alih hidup hanya untuk diri sendiri, kita memiliki tujuan yang lebih tinggi: hidup selaras dengan Tuhan. – Billy Graham.
YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN
#seruputkopicantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan