“Anak Orang Kaya Pasti Sukses?Ini Jawabannya!
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
“Anak Orang Kaya Pasti Sukses?Ini Jawabannya!
Siklusnya jadi begini :
Anak orang kaya > bisa sekolah bagus > bebas beli buku2 bagus dan aneka kursus2 bagus > otak makin pintar > makin inovatif > makin kaya
Anak miskin > akses pendidikan murahan > kualitas belajar buruk > otak agak stagnan > tetap miskin.
Sad but true.
Demikian tulisan ini muncul di laman sosmed.
Benarkah demikian?
Dari pengalaman hidup, yang beneran sukses, makmur dan berhasil, tidak selalu lulusan sekolah terbaik dengan fasilitas yang aduhai.
Tidak sedikit orang yang drop out, seperti Steve Jobs, justru sukses luar biasa.
Jobs merasa dia salah jurusan. Tidak sesuai dengan mimpinya.
Pada tahun 1976, ia keluar dari kuliah dan belajar kaligrafi. Kelihatannya, sama sekali tidak ada gunanya. Tetapi karena kaligrafi yang dipelajarinya, hingga sekarang kita memiliki font cantik di komputer kita.
Jobs mendirikan Apple bersama teman sekolah menengahnya, Steve Wozniak, saat mereka masih berusia 20-an.
Perjalanan penuh liku-liku yang membawanya menjadi perancang komputer dan eksekutif perusahaan Steve Jobs, yang salah satu pendiri Apple Computers. Dengan visinya, menciptakan komputer pribadi yang terjangkau, maka ia meluncurkan salah satu industri terbesar dalam beberapa dekade terakhir, saat masih berusia awal dua puluhan. Ia tetap menjadi salah satu pemikir paling berdaya cipta kreatif dan energik dalam teknologi Amerika.
Tidak hanya di Amerika, tetapi setiap kali reuni, terbukti teman yang saat sekolah kelihatan sangat biasa bahkan seolah tidak punya masa depan yang menjanjikan, justru berhasil luar biasa. Menciptakan lapangan pekerjaan yang luas bagi masyarakat. Sedangkan yang sangat pintar, tidak sedikit yang menjadi ilmuwan.
Benarkah kekayaan dan fasilitas menjadi faktor penentu yang signifikan?
Ternyata tidak!
Kadang kala anak-anak yang terbiasa dengan berbagai fasilitas justru tidak tahan banting dan cenderung mudah menyerah.
Beberapa anak yang baru pulang kuliah dari luar negeri, kongsi membangun resto. Masing-masing mengumpulkan modal beberapa Milyar. Resto cantik, bagus namun tidak laris. Karena merasa kurang prospek, dengan enteng ditutup dan ganti coba-coba bisnis lainnya. Terlalu mudah memperoleh modal, membuat anak-anak muda ini kurang tekun, dan kurang mau berjuang.
Di sisi lain, anak-anak dengan fasilitas yang terbatas, kerapkali lebih berani, ulet, tangguh dan tahan banting. Klo mereka gak berjuang, ya gak hidup. Jadilah dengan tekun, siang malam, berusaha untuk menjadikan kehidupannya lebih baik.
Sesungguhnya, hal ini lebih ditentukan oleh karakter masing-masing, bukan soal anak orang kaya atau orang miskin.
Karakter, integritas, kemampuan untuk membangun hubungan dengan orang lain, kreativitas, sifat pantang menyerah itu menentukan sekali.
“Failures are the most important thing in life, because Success does not teach you as much. It boosts your ego. ” ~ Virat Kohli
“Kegagalan adalah hal terpenting dalam hidup, karena kesuksesan tidak mengajarkan banyak hal kepada Anda. Sukses hanya meningkatkan ego Anda.” ~ Virat Kohli
Sebaliknya, Kesuksesan tidak dibangun di atas keberhasilan. Kesuksesan dibangun di atas kegagalan. Kesuksesan dibangun di atas frustrasi. Terkadang, kesuksesan dibangun di atas bencana, ujar Sumner Redstone.
Gagal tetapi bangkit kembali, belajar dari kegagalannya, belajar dari orang-orang yang lebih sukses, dan berjuang menciptakan sesuatu terobosan yang lebih baik. Kadang dibutuhkan inovasi dan ketekunan hingga menemukan, mengapa resto itu kurang diminati. Menemukan titik kreatifnya, apa yang dibutuhkan oleh pasar, yang dicari oleh customer, menemukan momentum yang membuatnya menjadi resto yang berhasil.
Barangsiapa setia pada perkara yang kecil, dia akan dipercaya dalam perkara-perkara yang besar.
Ketika kita melibatkan Tuhan dalam setiap prosesnya sejak awal, Dia akan mempertemukan kita dengan orang-orang yang tepat. Membukakan jalan yang tidak terpikirkan.
Tidak berarti segala sesuatu mulus bak jalan toll, tetapi Tuhan tengah memproses dan menyiapkan kita menjadi wadah yamg memiliki kapasitas lebih besar, agar dapat menampung serta mengelola berkat-berkat-Nya.
Tuhan senantiasa memberkati dengan apa yang ada di tangan kita. Sesuatu yang kecil, sederhana, ditambah faktor Tuhan, akan menjadi luar biasa.
Tongkat gembala di tangan Musa, membelah Laut Merah. Dipakai memukul batu dan air mengalir deras, menjadi solusi kekeringan yang dihadapi.
Batu dan umban di tangan Daud, mengalahkan Goliat, tentara terlatih yang ditakuti. Karena batu kali dan umban itulah akhirnya Daud menjadi menantu raja dan endingnya, menjadi raja yang terkenal.
Tuhan memberkati kita, dengan tujuan agar kita dapat menjadi berkat bagi orang lain. Menjadikan ‘dunia’ sekitar kita menjadi lebih baik karena kehadiran kita. Nama Tuhan dipermuliakan.
Mau? Yuk…. manfaatkan apa yang ada di tangan kita dengan efisien dan efektif.
Unless the Lord builds the house, They labor in vain who build it; Unless the Lord guards the city, The watchman stays awake in vain. It is vain for you to rise up early, To sit up late, To eat the bread of sorrows; For so He gives His beloved sleep.
Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah — sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.
YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN
#seruputkopicantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan