Social Media Isn’t Real! – Media Sosial Itu Tidak Nyata!
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Social Media Isn’t Real! – Media Sosial Itu Tidak Nyata!
Cuplikan pelajaran Dr. Creflo Dollar sungguh menggelitik, dan mendorong kita untuk sungguh-sungguh bercermin diri. Inikah pribadi kita yang sesungguhnya?
“Kamu cantik, kamu bahkan tidak menyadarinya. Karena kamu membandingkan dirimu dengan orang yang berdandan yang bahkan tidak terlihat seperti itu saat riasannya dihapus. Dia tidak terlihat seperti itu. Kamu membandingkan tubuhmu dengan tubuh orang lain yang mengenakan semacam bodysuit. Kamu benar-benar tidak berpikir bulu mata tumbuh sepanjang itu, bukan? Tentunya kamu tidak bisa berpikir seperti itu. Tapi entah bagaimana kita bisa.
Dulu ketika aku tumbuh dewasa, kamu tahu siapa yang rambutnya kusut dan kamu tahu siapa yang rambutnya bagus.
Sekarang semua orang punya rambut bagus. Semuanya bagus. Semua orang punya rambut impor khusus dari India. Semuanya bagus.
Dan aku tidak punya masalah dengan itu.
Itu menjadi masalah, jika kamu menggunakannya karena kamu berjuang dengan harga dirimu sendiri dan kamu mengatakan aku harus terlihat seperti itu, agar aku merasa baik tentang diriku sendiri.
Sayangku….. sampai kamu bisa melepas wig, melepas bulu mata tempelanmu, melepas bodysuit, dan bercermin dan berkata: “Aku suka kamu. Apa adanya….”
Barulah kamu dapat menerima dirimu sendiri seutuhnya.”
Oleh: Dr. Creflo Dollar
********
Ada beberapa teman yang tidak berani bertemu orang lain tanpa make up. Gak Pede. Olahraga pagi pun mesti pakai make up dulu.
Kita sudah terbiasa dengan segala bunga rampai yang menempel hingga kadang kesulitan menerima diri kita yang asli.
Sudah jadi trend jaman ini, setiap orang menampilkan hal-hal yang WOW di sosmed. Bahkan makin ke belakang, menjadi trend dunia, orang-orang flexing – menunjukkan kemewahan top agar dipercaya orang dan bisa menggaet follower agar ‘bisnisnya’ maju. Terbukti, banyak yang tertipu bisnis abal-abal dengan berbagai bunga rampainya.
Hingga P. ‘Wepe’ Wahyu Pramudya mengingatkan agar setiap kita juga mengerjakan bagian kita, agar di kehidupan nyata, hidup kita juga secantik tampilan di sosmed.
“Karena banyak sekali pasangan yang menampilkan kemesraan berlebihan untuk menutupi masalah yang sesungguhnya dalam pernikahan mereka”, nasihat P. Wepe,
“Atau orang yang menampilkan kesan sebagai pengusaha yang sukses, padahal kenyataannya justru kebalikannya.”
Ada motivator yang bercerita, karena dia pasang fotonya dengan berbagai pejabat tinggi, konglomerat, pengusaha sukses dan orang-orang terkenal, maka tarifnya naik.
Intinya, kita harus dikenal orang. Bahkan motivator lain berujar, ‘dosa’ besar kalau nama kita diketik di google dan gak muncul info apa pun. Harus dikenal orang dan usahakan jadi terkenal.
“Personal Branding itu penting dan wajib,” ujarnya tegas.
*******
Semakin mengenal Tuhan lebih intim, dengan menggali firman dan saat teduh, hidup jadi berubah.
Tidak lagi mengejar Self Confidence – Percaya Diri Sendiri, sekarang mengejar God Confidence – Percaya Diri karena Tuhan.
Sesungguhnya, Rasa Percaya Diri kita ditentukan oleh kesadaran kita akan Identitas kita di dalam Tuhan.
Tidak lagi bergantung pada kekuatan diri sendiri, melainkan bergantung kepada kekuatan Tuhan.
Sikap kita yang benar sebagai orang-orang yang beriman kepada Tuhan adalah
Tanpa Tuhan aku tidak dapat berbuat apa-apa, tetapi bersama Tuhan aku dapat melakukan segala perkara karena Dia ada di dalamku.
Kunci kesuksesan kita justru ‘End of yourself.’ Akhir dari diri kita sendiri.
Yang Tuhan mau, visi-Nya dilakukan sesuai _God’s way_.
Membangun hubungan dengan-Nya, jauh lebih penting daripada visi dan kehendak-Nya. Ketika kita merealisasikan visi Tuhan dengan cara Tuhan, maka Tuhan yang akan mengatur serta menyediakan apa pun yang diperlukan.
It’s all about Him, not me. Ini semua tentang Tuhan, bukan saya!
Kita mengerjakan hal-hal yang kita bisa sesuai tuntunan-Nya dengan sebaik-baiknya. Artinya, setiap saat mesti connect dengan Tuhan agar bisa terus mengikuti arahan-Nya.
Lalu menyerahkan yang kita tidak bisa ke dalam tangan-Nya. Membiarkan Allah bekerja membereskannya.
Ini menuntut kesabaran dan kemauan untuk Waiting on The Lord. – Menantikan Tuhan -.
Jika kita sulit menantikan Tuhan, itu adalah indikasi bahwa harapan kita tertuju pada sesuatu yang lain. Diperlukan disiplin yang tinggi – jiwa yang sejahtera – untuk menantikan Tuhan, di saat orang lain atau pikiran alamiah kita menyodorkan pilihan yang masuk akal atau meyakinkan.
Butuh kesabaran dan iman.
Sehingga saat kita mencapai kesuksesan dalam pandangan dunia, kita tahu persis, ini Tuhan, bukan kita.
Maka segala pujian syukur kita persembahkan bagi Nama Tuhan.
Dengan cara demikian, kita mendemonstrasikan kebaikan dan kebesaran Tuhan melalui kehidupan kita.
Orang-orang di sekeliling kita terpukau karena mereka melihat Tuhan berkarya, maka kesuksesan ini seukuran Allah, bukan seukuran kita.
Mereka bisa mengikuti Peta Jalan kita, menjadi jalan mereka juga.
Allah itu tidak pilih kasih. Dia Allah yang Maha-Adil.
Kalau kita ditolong dan sukses, teman-teman kita juga.
Dengan demikian, gelombang orang-orang yang mengandalkan Tuhan terus bergulir, harapannya dunia di sekeliling kita menjadi lebih baik karena pengaruh orang-orang yang sudah mengalami Tuhan dan terus mengandalkan-Nya.
Inilah yang disebut menjadi Terang dan Garam Dunia.
Menarik bukan? Praktik yuk….
Self-Confidence has limited potential. God-Confidence has unlimited possibility. – Renne Swope.
Kepercayaan Diri memiliki potensi yang terbatas. Keyakinan kepada Tuhan memiliki kemungkinan yang tidak terbatas. – Renne Swope.
YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN
#seruputkopicantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan