The Power of Words!
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
The Power of Words!
Kerapkali saat bercanda antar teman, tidak sedikit yang sengaja membully, dengan nada guyonan sedikit ‘merendahkan’ rekannya. Atau justru ada orang yang suka merendahkan dirinya untuk melucu.
Sesuatu yang biasa terjadi di masyarakat dan saya pun menganggap itu biasa saja.
Dan sungguh mengejutkan ketika saya belajar sebuah prinsip
baru: Alam roh tidak bisa membedakan, apakah kata-kata kita itu sungguh-sungguh atau sekedar candaan. You don’t mean it. Kita tidak berniat sungguh-sungguh dengan apa yang kita ucapkan. Berkat dan Kutuk ada di mulut kita, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya. Meski bercanda, perkataan sia-sia akan tercipta.
Dieeeenk……
Meski sekedar candaan, setiap perkataan mempunyai kuasa untuk menciptakan sesuai dengan perkataan itu. Dan memprogram di alam pikiran bawah sadarnya, apa yang dikatakannya itu.
Budi beberapa kali jatuh dari motornya saat masih remaja. Lalu dia kerap mengatakan, sial selalu mengikutinya. Karena berulang-ulang Budi mengatakannya, maka perkataan itu menjadi keyakinannya. Dan sejak remaja hingga dewasa, hidup Budi berjalan dari satu kesialan kepada kesialan yang lain.
Semakin terjadi, semakin Budi yakin, memang itu sudah suratan takdirnya.
Hingga Budi mengenal Tuhan, belajar kebenaran firman-Nya.
Sadar ketika dia mempercayai Tuhan, dia menjadi ciptaan baru. DNAnya sekarang bukan DNA ayah ibunya lagi, melainkan DNA Allah dengan masa depan yang penuh harapan menanti.
Meski sekarang Budi memiliki mindset baru yang berkemenangan, namun tidak serta merta hidupnya berubah dalam sekejap.
Why?
Ibarat orang yang mengendarai mobil, ketika akan putar balik, tentu tidak bisa serta merta…
Kecepatan dikurangi dulu, hingga cukup lambat untuk putar balik dengan mulus.
Budi perlu mengubah kata-katanya sesuai pribadi dengan DNA Allah yang positif, sesuai dengan doanya, masa depan yang berkemenangan dan penuh harapan.
Perlu waktu bagi Budi untuk mengubah program yang ada di pikiran bawah sadarnya, tentang jati dirinya yang baru. Pada awalnya, hanya merupakan perkataan atau deklarasi dari kepalanya semata.
Tetapi dengan berjalannya waktu, semakin tertanam dalam rohnya, hingga menjadi perkataan & deklarasi imannya.
Maka terjadilah menurut imanmu.
Ketika Budi konsisten mempraktikkannya, secara bertahap hidupnya berubah. Kemenangan demi kemenangan diraih dan keberhasilan pun tercipta.
******
Teman lain, sebut saja Ani, yang sakit parah dan tak tersembuhkan menurut dokter.
Ketika mendengar bahwa mujizat kesembuhan masih ada hingga kini, dia antusias untuk memperolehnya.
Apa yang Ani lakukan?
Menonton kesaksian orang-orang yang sembuh dari betbagai penyakit yang menurut medis ‘tidak dapat disembuhkan’ namun terbukti sembuh.
Semakin banyak menontonnya, semakin Ani yakin bahwa dia pasti sembuh juga.
Harapan menyala di dalam hatinya.
Ani terus belajar dan mendengarkan pengajaran tentang kesembuhan. Mengambil prinsip-prinsipnya, lalu mempraktikkannya. Menabur Benih Firman, tanpa menanamnya di dalam hatinya, tidak akan ada hasilnya.
Ani memilih fokus pada firman dan kebenaran saja, dan menolak untuk membaca, browsing google tentang penyakitnya, atau bergaul dengan teman-teman yang negatif serta tidak berpengharapan. Ani mencipta kesembuhan.
Banyak orang gagal menerima kesembuhan Ilahi karena bergaul dengan orang-orang yang salah: orang yang tidak percaya kesembuhan Ilahi. Perlu memiliki lingkungan yang mendukung apa yang ingin kita ciptakan.
Sesungguhnya, siapa orang yang paling kita percayai di dunia ini?
Diri kita sendiri!
Ketika Ani memahami prinsip ini, mulailah dia mendeklarasikan janji-janji kesembuhan Tuhan dengan bersuara hingga telinganya mendengar dengan jelas, apa yang diucapkannya.
Saat sendiri, Ani membiasakan diri berkata-kata kepada dirinya sendiri, keyakinan akan kesembuhannya.
Kebanyakan orang berkata seolah yakin dan percaya akan menerima kesembuhan Ilahi, tetapi saat sendiri, pikirannya berputar-putar meragukannya. Itulah sebabnya, kesembuhan tidak terjadi. Perasaan mendominasi.
Tuhan memberi perasaan untuk mewarnai hidup kita agar manis dan menarik. Tetapi perasaan TIDAK diciptakan untuk memimpin hidup kita. Hanya Firmanlah yang menjadi standar kebenaran dan Tuhan sendiri yang memimpin hidup kita. Itulah kunci Hidup yang Berkemenangan!
Ketika bersekutu dengan Tuhan, Ani kerap membicarakan firman-Nya dengan Allah. Menjadikannya lifestyle hidupnya dan ucapan-ucapan yang keluar dari mulutnya, firman yang menghidupkan.
Dengan konsisten Ani melakukan langkah-langkah di atas, dan sembuh.
Anugerah kesembuhan Ilahi sudah dikaruniakan Tuhan di dalam roh orang percaya, tetapi dibutuhkan respon iman untuk merealisasikannya.
Siap praktik?
“Don’t look at what the devil has done, LOOK AT WHAT GOD IS DOING.” – Kenneth Copeland.
“Jangan lihat apa yang iblis lakukan, LIHATLAH APA YANG TUHAN LAKUKAN.” – Kenneth Copeland.
YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN
#seruputkopicantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan