Gambaran Kasih Allah, Bapa Yang Peduli….
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Gambaran Kasih Allah, Bapa Yang Peduli….
“Semua sudah sampai rumah masing-masing dengan selamat..,’ ujar P. Indra ketika saya membuka mata pagi ini.
Sekitar pukul 04.58.
Sebelumnya, sekitar pukul 12 malam, ketika saya terbangun, P. Indra berkomentar,
“P. Dolfi sudah sampai rumah… yang lain belum”
Rupanya P. Indra berkali-kali terbangun dan terus memonitor perjalanan beberapa teman-teman TLW & fam, yang mampir ke villa kami di Tawangmangu, menginap semalam lalu kembali ke Jakarta. Mereka sehabis berlibur ke Jawa Timur.
Khas Budaya Jawa, kami bersukacita mendengar teman-teman akan mampir Tawangmangu dan kami sudah mempersiapkan villa, yang baru selesai direnovasi, sejak seminggu sebelumnya. Berusaha melayani sebaik-baiknya. Bukankah kasih itu melayani dan memberikan yang terbaik?
Terbang dari Jakarta 2 hari sebelumnya. P. Indra berusaha mencari tahu tempat-tempat wisata yang baru dan populer saat ini. Survey dulu, cari info harga, lokasi dan berbagai pernak-perniknya. Ternyata ada Jeep yang bisa mengantar ke beberapa tempat wisata sekaligus. Wow… efisien sekali.
Sebelum mereka datang, P. Indra mengajak saya menunggu di Lawu Pass, perbatasan Jatim & Jateng…
Jadi ingat cerita bagaimana sang Bapa menyambut anak yang hilang, kembali… dari kejauhan sudah ditungguin dan disambut. Ini menggambarkan hati Allah yang begitu mengasihi kita, anak-anak-Nya….
Padahal teman-teman masih di Magetan…. duh, lucunya…
Jadilah kami makan sate dulu…masih 1 jam lagi.
Bak guide, di tengah waktu yang serba terbatas, berusaha bisa memberi teman-teman gambaran: ini lho Tawangmangu… Effort menjadi tuan rumah yang baik. Apalagi Denny & Marlina akan liburan dengan teman-teman kantornya.
Pagi-pagi mbok pecel dari Sarangan sudah datang. Lengkap dengan ketan bubuk dan gula jawanya. Kami sudah pesan jauh-jauh hari. Sederhana tapi inilah tanda kasih dan kepedulian. We did our best.
Saat mereka akan pulang, P. Indra berusaha membantu agar
seefisien mungkin, mereka bisa mengunjungi berbagai tempat wisata sambil menuju jalan pulang ke Jakarta.
“Nanti jangan naik ke jembatan layang, ambil jalur kiri, putar kolong, langsung masuk toll Jakarta.”
Maksud P. Indra supaya semuanya lancar & efisien. Klo salah jalan, segera diberitahu supaya tidak ‘kebablasan’ terlalu jauh. Tetapi kadang perhatian seperti ini dimaknai ingin ‘mengontrol’, ada yang justru tersinggung. Ada orang-orang yang lebih senang, klo salah, jangan ketahuan. Malu…
Teringat quotes P. Prasetya M. Brata, khas Provokasi Grup Tercinta:
“Segala sesuatu Tidak Punya Makna Hingga Kita yang Memberinya Makna. – The Meaning You Give, The Life You Live” Ssttt… saya punya koleksi kaos dengan quotes tsb. lengkap dengan parkanya yang keren juga lho… 🙂
Semakin lama berjalan bersama Tuhan, saya memilih, jika salah, secepat mungkin diperbaiki. Menghindari kerusakan lebih besar. Bertobat dan segera berbalik ke arah yang benar, adalah keputusan yang cerdas.
Allah memberi yang terbaik dan sempurna bagi Adam & Hawa. Apa pun yang dibutuhkan, Tuhan yang mencukupi. Sedemikian baik hubungan mereka dengan Allah, hingga hikmat Allah mengalir dengan sempurna. Adam tidak memiliki kesulitan memberi nama ribuan hewan. Tidak pernah kekurangan ide & kreatifitas.
Berjalan-jalan sambil bercengkerama dengan Allah di hari sejuk… Wow… betapa menyenangkan!
Hidup yang indah, tanpa masalah, tanpa penyakit, tanpa kekurangan, karena tidak ada dosa. Profesi dokter, polisi, hakim, penjara, bahkan pagar pun tidak diperlukan…
Segala sesuatu sempurna….
Adam diciptakan serupa dan segambar dengan Allah. Mereka SUDAH seperti Allah.
Tetapi sudah menjadi karakter manusia sejak jaman purba, kita kerap tidak menyadari dan kurang menghargai, fasilitas yang kita miliki ….sebaliknya, menginginkan milik orang lain.
Sampai saat P. Dolfi memotret kami semua…
Lho koq bagus ya?
Kapan saya terakhir foto disini? Lupa! Tepok jidat.
Dengan cara yang sama, ketika setan menggoda dengan pertanyaan yang menggelitik, menggoda Hawa, dia bisa menjadi seperti Allah, dimakanlah buah pohon pengetahuan baik & jahat. Tidak sadar mereka SUDAH seperti Allah, serupa bahkan segambar. Kurang apa coba?
Apakah Adam & Hawa berdosa karena makan buah terlarang? Sebagian ya… tetapi sesungguhnya yang terpancar dari tindakan mereka adalah motivasi yang ada di dalam hatinya: Tidak Mempercayai Allah, yang dibuktikan dengan melanggar perintah Allah.
Allah itu Bapa yang penuh kasih, yang sebelumnya sudah memberi rambu-rambu bagi anak-anak-Nya dalam firman-Nya agar hidup anaknya mulus, baik, lancar….
Perintah “jangan berzinah”, itu untuk kepentingan manusia, bukan kepentingan Allah. Karena Dia tahu betapa merusaknya akibat dosa itu.
Tetapi kecenderungan kita tidak menghargai nasihat & apa yang sudah disiapkan orangtua. Tidak percaya! Curiga!
“Pasti ada yang lebih baik daripada apa yang disiapkan papa.”
Justru bangga jika bisa berbeda dengan orangtuanya, ‘sedikit memberontak’ & merasa lebih macho karenanya…. Kadang memilih Asal Beda pula.
“Ah, papa itu kuno…. ini jaman millenial!”
Bangga klo bisa bayar mahal, pertanda masa kini, modern & hebat… bukan seperti jaman papa & mama yang serba hemat & sederhana.
Relate?
Termasuk saya juga… dulu suka bandel, membantah juga,
sampai saya menjadi orangtua, baru sadar…sekarang mengalami dan memahami apa yang dirasakan papa & mama dulu.
Kadang menyesal….
Penyesalan itu selalu datang terlambat…
Kalo duluan utu namanya Down Payment… wkwkwk…
Makanya sekarang sungguh-sungguh ikut Tuhan, belajar taat, kapok merasakan sakitnya jatuh bangun gara-gara jalan sendiri. Sekarang pilih God’s Way, cara Tuhan semaksimal mungkin.
Berusaha konsisten menulis, agar pengalaman-pengalaman ini bisa menjadi pembelajaran bagi teman-teman, terutama generasi muda.
Why?
Supaya mereka tidak usah mengalami jatuh bangun yang saya alami, cukup ambil pembelajarannya. Itulah karakter orang yang cerdas.
Harapannya, Seruput Kopi Cantik bisa menjadi warisan abadi bagi generasi mendatang. Mimpinya, suatu saat cucu or cicit saya membacanya, -saat saya sudah di surga-, lalu mereka belajar, dan bangga hidup mereka berbeda, karena ada neneknya, YennyIndra, yang memilih sungguh-sungguh cinta Tuhan…. sehingga please yang share ulang artikel Seruput Kopi Cantik, judul dan nama penulis jangan dihilangkan ya.. 🙂
Mari teman-teman kita tuliskan dalam hidup yang hanya sekali ini, warisan terbaik bagi generasi yang mendatang yuk….
“Carve your name on hearts, not tombstones. A legacy is etched into the minds of others and the stories they share about you.” – Shannon Alder.
“Ukir nama kita di hati orang lain, bukan di atas batu nisan. Warisan yang terukir di benak orang lain dan kenangan yang mereka bagikan tentang kita.” – Shannon Alder.– Shannon Alder.
YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN