Apakah Tabur Tuai Otomatis Terjadi?
Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra
Apakah Tabur Tuai Otomatis Terjadi?
Sejak dulu saya berpikir, jika kita kasi makan orang, artinya berbagi, maka Apa yang Kita Tabur Pasti Kita Tuai.
Terlebih lagi saat pandemi, makin semangat. Asal bagi-bagi makanan ke sana ke mari.
Sampai saya belajar hal yang baru.
Selama ini saya sudah merasa cukup ‘pintar’ dengan menghidupi pepatah kuno,
“Berikan ikan kepada seseorang, Anda memberinya makan untuk sehari. Ajari dia memancing dan Anda memberinya makan seumur hidup.”
Pepatah ini menjadi pegangan kami, sehingga P. Indra kekeuh melatih anak-anaknya agar bisa ‘memancing’. Mumpung orangtua masih bisa membimbing, kami mati-matian berusaha melatih mereka, jika si anak mau.
Tetapi begitu belajar dari David Briggs, saya merasa terlalu kuno…. Pandangan saya terlalu sempit, berpikirnya keciiiilll sekali!
“Berikan ikan kepada seseorang, Anda memberinya makan untuk sehari. Ajari dia memancing dan Anda memberinya makan seumur hidup. Ajari dia mendirikan bisnis perikanan, maka Anda tidak hanya memberinya makan seumur hidup, tetapi juga mendatangkan manfaat bagi keluarga dan komunitasnya.”
Dieeeenkkkk….. Ini baru cara berpikir Besar!
Ditambah pula, ternyata Orang menjadi Miskin, BUKAN Kekurangan Uang, melainkan Kurang Pengetahuan.
Ga percaya?
Anak-anak muda sekarang yang memiliki ide brilian dan tahu cara mengeksekusinya, investor pun berdatangan.
Itulah sebabnya Tuhan Memerintahkan untuk Memuridkan, sekedar diberi makan justru membuat orang jadi malas.
Di Amerika, warga yang tidak mampu diberi tunjangan sosial tetapi Andrew Wommack mengajarkan jangan hidup dari tunjangan sosial.
Why?
Tuhan itu memberkati melalui apa yang dikerjakan oleh tangan seseorang. Jika Tidak Bekerja, Tuhan Tidak Bisa Memberkati.
The LORD will open the heavens, the storehouse of his bounty, to send rain on your land in season and TO BLESS ALL THE WORK OF YOUR HANDS. You will lend to many nations but will borrow from none. Deuteronomy 28 :12 NIV
TUHAN akan membuka tingkat-tingkap langit, gudang perbendaharaan karunia-Nya, untuk mengirimkan hujan ke tanahmu pada musimnya dan MEMBERKATI SEMUA PEKERJAAN TANGANMU. Kamu akan memberi pinjaman kepada banyak negara tetapi kamu tidak akan memita pinjaman dari siapa pun. Ulangan 28 :12 NIV
Banyak yang berpikir, asalkan menabur benih (kebaikan, pemberian) maka dengan sendirinya akan panen.
Benarkah?
Prinsip Tabur Tuai itu digambarkan dalam Lukas 8:5-8 (TB) “Adalah seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu
• diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai habis.
Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan
•setelah tumbuh ia menjadi kering karena tidak mendapat air.
Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, dan
• semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya sampai mati.
Dan sebagian jatuh di
• tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat.”
Setelah berkata demikian Yesus berseru:
“Siapa Mempunyai Telinga untuk Mendengar, Hendaklah Ia Mendengar!”
Terbukti, dari 4 jenis tanah yang ada, hanya 1 jenis tanah yang berbuah lebat hingga 100 X lipat.
Ketiga tanah lainnya, membuat benih itu mati sebelum sempat berbuah.
Sesungguhnya, hal yang sama kita alami di dunia natural, jika kita menabur benih sembarangan, terbukti banyak taburan yang tidak berbuah.
Oleh karena itu, Amanat Agung memerintahkan:
*Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa MURID-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan AJARLAH mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”
Matius 28:19?-?20 TB
Karena tanpa diajar dan dimuridkan, Benih Kebenaran Firman Tuhan tidak akan bertumbuh maksimal dan berbuah dengan lebat.
Lebih penting memiliki mentor, pembimbing atau guru yang bisa menunjukkan jalan menuju keberhasilan, serta menjadi teladan dalam menghidupinya.
Daripada sekedar diberi uang lalu harus jalan sendiri.
Terbukti banyak yang gagal.
Dari pengalaman menaman 2 pohon mangga di kebun kami, yang satu tetap sehat berbuah hingga kini, sementara yang satu lagi, meski sempat berbuah, tumbuh jamur-jamur putih di batangnya, lalu mati.
Jamur ini bisa menggambarkan ketakutan, galau, berita-berita dunia, pikiran-pikiran negatif yang dibiarkan mendominasi pikiran kita, lama kelamaan membuat pohon mangga itu mati.
Yesus berseru:
“Siapa Mempunyai Telinga untuk Mendengar, Hendaklah Ia Mendengar!”
Ternyata kunci agar buahnya lebat, ditentukan oleh Apa yang kita Dengarkan.
Tanpa dirawat dan dipelihara, benih akan mati.
Perlu dipupuk, disiram dan disiangi agar rumput liar, benalu serta hama tidak mematikan pohonnya.
Jadi Hukum Tabur Tuai tidak terjadi secara otomatis. Ada bagian yang harus kita lakukan, yaitu merawatnya dengan konsisten dan cara yang benar.
Artinya harus belajar.
Kami butuh guru, mentor, pembimbing yang sudah terlebih dahulu berhasil, untuk mengajari cara memelihara pohon mangga agar tumbuh subur dan berbuah lebat.
“Salah satu manfaat terbesar dari keselamatan kita adalah mendengar Allah berbicara kepada kita secara pribadi. Tidak ada hubungan intim dengan Bapa surgawi kita tanpanya. Namun, semudah kita berbicara kepada-Nya, rata-rata orang Kristen kesulitan mendengar suara-Nya. Ini bukanlah cara yang Tuhan maksudkan,” demikian Andrew Wommack menjelaskan,
“Belajar membedakan suara Tuhan dengan jelas sangatlah berharga. Alih-alih menjalani hidup secara membabi buta, karena tidak memiliki hikmat Tuhan yang membimbing dan melindungi kita. Tidak ada satu orang pun yang menerima surat ini yang hidupnya tidak dapat diubah secara radikal dengan mendengarkan suara Tuhan dengan lebih baik.”
Roh Kudus akan mengajar dan mengingatkan firman Tuhan serta mengarahkan pada jalan-jalan-Nya.
Bahkan dengan berdoa berbahasa lidah, Roh Kudus menyampaikan keluhan-keluhan yang kita sendiri kesulitan menyampaikannya kepada Bapa, dan Roh Kudus membawa hikmat Bapa, lalu mendownloadnya ke dalam pikiran kita.
Tiba-tiba secara supernatural kita mengerti kehendak Bapa, punya ide kreatif yang tak terpikirkan dan mendapatkan kebetulan serta hoki yang tak terduga. Itu karena Tuhan.
Lalu ketika kita mendengar hal-hal yang membuat hati kita offended – tersinggung, terluka, ada potensi mengalami kepahitan, segera ambil keputusan untuk mengabaikan perasaan, lalu Pilih Berpikir & Bertindak Sesuai Firman Tuhan. Roh Kudus yang memampukan kita menjadi pelaku firman, bukan sekedar pendengar saja – Be Doers of The Word and Not Hearers Only
Kembalikan fokus hanya kepada Tuhan dan Firman-Nya.
Hidup adalah Pilihan.
Kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. PILIHLAH KEHIDUPAN. Ulangan 30:19 TB
Pilihlah kehidupan, kunci dari Tuhan.
Setuju?
“Do not rush to judge someone unless his/her fruits reveal the truth. However, don’t forget; mostly, it’s not the fault of the tree to produce bitter fruits. Sometimes, the soil determines that; blame the source! Deal with the soil! Don’t deal with the tree!” – Israelmore Ayivor
“Jangan terburu-buru menilai seseorang kecuali buahnya mengungkapkan kebenaran. Namun, jangan lupa; dalam banyak kasus, bukanlah kesalahan pohon jika menghasilkan buah yang pahit. Terkadang, tanahnya yang menyebabkannya; salahkan sumbernya! Tangani tanahnya! Jangan berurusan dengan si pohon!” – Israelmore Ayivor
YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN