Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan. 2 Timotius 1:12 TB
Saat saya merenungkan ayat ini baru-baru ini, saya melihat sesuatu yang “baru.” Itu sering terjadi dan membuat persekutuan dengan Dia dalam Firman menjadi menyenangkan!
Paulus berkata, “Aku tahu siapa yang kupercayai.” Kata “telah percaya” adalah bentuk lampau dan tampaknya muncul sebelum “Aku tahu siapa”.
Saya merasakan bahwa percaya dan mengetahui (mengenal-Nya) adalah dua hal yang berbeda. Sebagian besar dari kita, memulai perjalanan dengan Tuhan dengan mempercayai doktrin dan memperbarui pikiran kita pada Kebenaran. Ini penting. Tetapi Paulus menambahkan gagasan mengenal Dia.
Mengetahui dan mengenal, adalah tingkat pewahyuan yang lebih dalam daripada sekadar percaya. Kita dapat memercayai hal-hal tentang seseorang, tetapi apa yang kita yakini akan terkonfirmasi atau tidak saat kita semakin mengenalnya. Kita sering memiliki sistem kepercayaan mental, tetapi sangat sedikit pengetahuan tentang Tuhan yang berasal dari persekutuan. Keyakinan mental tidak dapat mulai memuaskan kebutuhan akan pengenalan pengetahuan spiritual.
Paulus kemudian menambahkan, “dan saya diyakinkan.” Ketika saya merenungkan hal ini, saya melihat bahwa “diyakinkan sepenuhnya” seperti Abraham (Roma 4:20-21), adalah hasil dari “percaya”, kemudian “mengetahui / mengenal”.
Kita semua berada di tempat yang berbeda dalam perjalanan kita dengan Tuhan, tetapi tampaknya “diyakinkan sepenuhnya” adalah tujuan yang kita inginkan. Itu adalah tempat dimana iman yang tak tergoyahkan. Di situlah keadaan tidak menggoyahkan kita. Saat itulah kata-kata kita membawa kekuatan penuh yang mampu mereka lakukan.
Namun karena kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis: ”Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata”, maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata. 2 Korintus 4:13 TB
Semangat iman berasal dari percaya, mengenal Dia, dan yakin sepenuhnya akan maksud baik Allah untuk menyelamatkan, menyembuhkan, melepaskan, memberkati, dan memakmurkan kita.
Mengetahui sifat sejati Tuhan dan hati-Nya bagi kita lebih dari sekadar memercayai kebenaran doktrinal. Itu adalah persekutuan yang mengubah hidup yang akan membangun Anda di atas batu karang iman.
Barry Bennett –
Di Sekolah Charis, guru-guru Charis senantiasa menekankan, hubungan pribadi kami dengan Tuhan adalah dasar dari segala sesuatu.
Pelayanan yang bisa dilakukan, haruslah berasal dari kelimpahan hubungan ini, sehingga Kasih Kristus yang mengalir melalui kehidupan kami. Bukan dari kepandaian atau pengalaman manusia.
Barry Bennett menegaskan, iman yang tak tergoyahkan itu buah dari hubungan pribadi kita dengan Tuhan. Pola pikir yang sudah terbentuk karena Tuhanlah yang menjadi pusat kehidupan kita. Wow….
Tuhan lebih memperhatikan karakter kita daripada prestasi kita. Prestasi memiliki kepentingan hanya dalam waktu nyata saat di dunia ini. Karakter itu abadi. Itu menentukan akan menjadi apa kita melalui kekekalan.
Mari terus menghidupi firman-Nya dan semakin hari semakin mengenal dan intim bersama Tuhan.
“Once you become aware that the main business that you are here for is to know God, most of life’s problems fall into place of their own accord.” ? J.I. Packer, Knowing God
“Begitu Anda menyadari bahwa tujuan utama Anda berada di sini adalah untuk mengenal Tuhan, sebagian besar masalah hidup akan terjadi dengan sendirinya.” – JI. Packer
YennyIndra TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC MPOIN PLUS & PIPAKU PRODUK TERBAIK PEDULI KESEHATAN
“Bu Yenny, koq bisa terus memiliki ide menulis?”, tanya seseorang?
Jawabannya, bergaullah dengan orang-orang yang berkualitas maka info yang didapat pun berkualitas. Bukan yang receh-receh bikin pusing kepala. Jadi mudah menuliskannya. Idenya datang darimana saja.
“Bu Yenny, bagaimana cara mendengar suara Tuhan?”
“Tuhan mengirim orang-orang yang tepat yang dipakai Tuhan untuk menyampaikan pesan khususnya. Yang rutin ya dari Firman Tuhan kan Firman itu bahasa Tuhan dalam berkomunikasi. Klo hati selaras dengan Tuhan, satu frekuensi, ternyata Tuhan senantiasa berbicara dengan kita.
Chat masuk dari Ps. Bobby Setiawan Surabaya.
ABOUT BOUNDARIES
Lagi dengerin buku “Do Hard Things” by Steve Magness, di dalamnya dia menceritakan 1 percobaan yang dilakukan di tahun 1974 oleh dua peneliti, Don Dutton and Arthur Aron, yang akhirnya dipublikasikan “Some Evidence for Heightened Sexual Attraction Under Conditions of High Anxiety”(is considered something of a classic in psychology circles, and is regularly cited in textbooks and pop-psychology books.)
Beberapa Bukti Ketertarikan Seksual Meningkat Dalam Kondisi Kecemasan Tinggi”* (dianggap sesuatu yang klasik di kalangan psikologi, dan secara teratur dikutip dalam buku teks dan buku psikologi pop.)
Inti percobaannya, beberapa laki2 di suruh lewat Capilano Suspension Bridge (a wood-and-cable bridge suspended 70-137 metres above a rushing river) di Vancouver, Canada, yang mana setelah melewatinya dengan jantung berdebar keras & keringet dingin disambut perempuan [menarik] yg minta si laki2 ini mengisi survey, kemudian diakhir survey, si perempuan tsb menuliskan nomor telp-nya di secarik kertas survey tersebut dengan kasih hint “call me” … 50% dari laki2 menelpon si perempuan itu.
Dibandingkan percobaan serupa, dengan perempuan yang sama tapi laki-laki yang lain, kali ini setting-nya di jembatan yang aman & kuat, guess berapa % yang menelpon? 12.5% saja yg telp.
Di sini mereka menyimpulkan bahwa teori “Misattribution of Arousal” – yang mana laki-laki (dan perempuan) bisa SALAH MENGARTIKAN ketertarikan dengan orang lain hanya karena ada tanda-tanda serupa seperti jatuh cinta… jantung berdebar, keringat dingin di tangan, dll. (Di mana ini bisa ditemukan dalam olah raga 🙂 )
Jadi kita perlu buatkan batasan-batasan yang jelas dalam ber-olah raga dan beraktifitas seperti horror movies, arung jeram & amusement park rides etc. dengan lawan jenis yang bukan pasangan kita… karena bisa menimbulkan ketertarikan yang salah.
Oleh sebab itulah SYMBIS di salah satu halamannya memberi catatan untuk para isteri, bahwa laki2 “enjoyed lots of share activity… [they] place surprising importance on having their wife as recreational companion. [They] connect emotionally by doing things together.” – menikmati banyak aktivitas bersama… [mereka] secara mengejutkan menempatkan istri mereka sebagai teman rekreasi yang sangat penting. [Mereka] terhubung secara emosional dengan melakukan berbagai hal bersama.”
(Supaya fair, bagi para suami, ketahuilah para perempuan perlu disayangi lebih dari yang kamu pikirkan… [dia] akan lebih bergairah & intim denganmu saat dia merasa disayang”– juga dari SYMBIS.)
So, husband & wife – let’s build boundaries & maintain them… they’re like fence to our garden. Jadi, suami & istri – mari bangun batasan dan pertahankan… bagaikan memasang pagar di kebun Anda.
So it’s true when Edwin Louis Cole said: “Boundaries are to protect life, not to limit pleasures.” – Batasan adalah untuk melindungi kehidupan, bukan untuk membatasi kesenangan.”
Tentang batasan, Raja Salomo mengingatkan “Kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka.”
The prudent sees danger and hides himself, but the simple go on and suffer for it.
Saya masuk kamar Michelle, putri bungsu, sedang menonton Andrew Womack.
“Ketika mengikuti reuni highschool, saya bertemu dengan teman wanita, mantan teman dekat saya dulu. Entah darimana tiba-tiba ada pikiran tersirat: Bagaimana jadinya jika saya menikah dengannya?” Andrew bercerita, “Langsung saya menyadari. endingnya akan ke mana kalau saya membiarkan pikiran saya mengembara? Segera saya memutuskan sepakat dengan Tuhan, bahwa Jammie (Istri Andrew) yang terbaik dari Tuhan”
Andrew menjelaskan betapa banyaknya masalah-masalah yang tidak diinginkan menimpa kita, karena membiarkan pikiran ‘sampah’ dibiarkan di entertain, dinikmati… Timbullah godaan, yang menjadi emosi-emosi yang mengharubirukan perasaan, jangka panjangnya, terjadilah perselingkuhan. Dan semua dimulai dari Memikirkan Pikiran-Pikiran Yang Tidak Penting.
Salah satu kehebatan manusia, karena kita punya kemampuan memilih pikiran
Ketika seolah-olah jatuh cinta, hati berdebar-debar, sensasinya wow sekali…. Coba dipikir ulang, beneran jatuh cinta atau deg-degan sehabis melewati jembatan yang mengerikan?
Klo beneran tertarik pada lawan jenis, dipikir ulang, ini sesuai dengan kehendak Tuhan ga? Kan identitasku sebagai anak Tuhan yang mempermuliakan nama-Nya. Jadi Terang & Garam ga?
Setelah itu, dipikir from the End, kata Steven Covey… Klo terus dibiarkan, endingnya ke mana? Rumah tangga hancur, anak-anak terluka dsb.
Ingat, jadi pria atau wanita yang mudah tergoda, itu ada di mana-mana… istilahnya, berceceran di pasar-pasar. Tetapi menjadi pribadi yang bisa jadi panutan, jaga integritas, nach itu baru berharga! Langka! Karena itu jadilah yang outstanding, langka, itu baru berharga…
Dan hikmat terbesar yang saya pelajari adalah menolak memikirkan yang tidak bisa saya ubah.
Sebagai ibu, dulu saya suka kepikiran, takut jika anak-anak salah memilih. Saya mengatur, memproteksi dan berusaha semampunya menjadi ‘pahlawan’ keluarga.
Sampai saya sadar sesadar-sadarnya, bahwa Saya BUKAN Tuhan. Tuhan bilang, Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
Ya sudah nurut. Taat. Kalau sudah saya serahkan kepada Tuhan, ya gak usah dipikiri. Biarkan Tuhan yang memikirkannya. Titik.
Dengan menghidupi prinsip ini, tekanan darah saya normal. Dulu saat suka kepikiran, tekanan darah pernah sampai 180…. Minum Norvask 10 mg pun gak mempan. Perlu ditambah obat lain lagi.
Ternyata dengan mengatur pikiran dengan bijak, Berserah penuh kepada Tuhan, semua jadi normal. Biarkan Tuhan betul-betul menjadi Allah atas hidup kita. Dan kita bergantung sepenuhnya kepada-Nya. Hiduplah pada saat ini, nikmatilah setiap detiknya. Bersyukur….
Praktik Yuk….
God, grant me the serenity to accept the things I cannot change, Courage to change the things I can, And wisdom to know the difference.
Tuhan, berilah aku ketenangan untuk menerima hal-hal yang tidak dapat kuubah,* Keberanian untuk mengubah hal-hal yang bisa saya ubah, Dan beri kebijaksanaan untuk membedakannya.
YennyIndra TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC MPOIN PLUS & PIPAKU PRODUK TERBAIK- PEDULI KESEHATAN
Begitu banyak yang mencoba dan memahami kekristenan dari tempat yang minim pengetahuan, lalu dicampur dengan perasaan dan emosi mereka sendiri. Pendekatan ini biasanya membawa frustrasi dan bahkan keputusasaan.
Seorang ibu bercerita, dia sudah lelah berdoa, katanya. Karena sudah bertahun-tahun berdoa, tetapi tidak ada hasilnya. Lho? Kemudian saya bertanya, bagaimana caranya berdoa? Ternyata setiap berdoa ya curhat. “Apakah ibu membaca Firman Tuhan?” “Lalu bagaimana ibu tahu kehendak Tuhan?” Si ibu terdiam. Bengong.
Firman Tuhan adalah Allah sendiri. Ketika kita membaca Firman Tuhan, itu ibarat sedang menabur benih. Nach berdoa dan berpuasa itu ibarat pupuk dan airnya.
Jika si Ibu hanya memupuk dan menyiram tanah, TANPA menabur benihnya, sampai kapan pun tidak akan pernah panen. Butuh biji (benih) yang bertumbuh agar bisa panen. Makes sense?
Ada kebenaran mendasar yang perlu dipahami agar Firman Tuhan menjadi hidup bagi kita dan mengaktifkan iman kita.
Apakah kita mengerti perbedaan antara hukum dosa dan hukum maut, serta hukum Roh kehidupan di dalam Kristus Yesus? Kita harus memahami perbedaan besar antara akibat dosa Adam, dan akibat dari karya paripurna Kristus bagi kita.
Jika kita dilahirkan kembali, apakah kita memahami Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru? Begitu banyak yang tidak bisa membedakan kedua perjanjian itu dan menjadi bingung ketika mencoba memahami Injil yang benar.
Apakah kita memahami kekuatan kegelapan vs. Kerajaan Allah? Kita harus menyadari bahwa kita telah dipindahkan dari kuasa kegelapan ke dalam Kerajaan Allah jika kita akan mulai belajar bagaimana hidup dalam Kerajaan-Nya.
Tahukah kita, ketika kita dilahirkan kembali, kita dijadikan ciptaan baru dan Allah/Kristus/Roh Kudus datang untuk berdiam di dalam kita? Kita adalah ciptaan baru. Kita tidak lagi dibatasi oleh pikiran, emosi, dan kemauan kita sendiri. Kita memiliki Roh Tuhan di dalam hati!
Apakah kita memahami dibenarkan oleh iman? Apakah kita sadar, bahwa Kristus menanggung dosa dan kutukan kita di kayu salib dan Dia telah menganugerahi kita kebenaran-Nya? Yesus duduk di sebelah kanan Allah karena Allah puas dengan kemenangan-Nya atas dosa, setan, dan maut. Kami sekarang telah menerima karunia kebenaran-Nya!
Apakah kita memahami sifat Iblis dan sifat Tuhan? Kita harus tahu bahwa Tuhan bukanlah “pencuri” yang datang untuk mencuri, membunuh, dan membinasakan! Tuhan ada untuk kita, ingin memberkati kita, dan memberi kita kerajaan Allah!
Kebenaran-kebenaran ini perlu dipahami dalam hati kita agar kehidupan iman dan kemenangan menjadi nyata.
Umat-Ku binasa karena kurangnya pengetahuan. (Hosea 4:6)
Belajar yuk….
“The greatest enemy of knowledge is not ignorance, it is the illusion of knowledge.”? Daniel J. Boorstin
“Musuh terbesar pengetahuan bukanlah ketidaktahuan, melainkan ilusi pengetahuan.” – Daniel J. Boorstin
Barry Bennett –
YennyIndra TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC MPOIN PLUS & PIPAKU PRODUK TERBAIK PEDULI KESEHATAN
“Kacang memang mesti lupa kulitnya kalo mau ‘dimakan’
Konon.. orang yang tak mengakui kebaikan temannya apalagi orang tuanya, ujung-ujungnya ” dimakan ” orang.
Kok bisa Ko Tom? Bukannya dia udah pinter??
Ya, dia memang jadi pinter, tapi dia kehilangan orang yang bisa memandu arah, kehilangan mentor/ teman baik yang bisa peringati kalo dia salah
Ujung-ujungnya dia dimakan sama orang yang lebih pintar” tulis Tommy Wong di Grup Tanya Mentor …
Diiieeeennnnkkkk….
Ungkapan yang tajam dan membuat saya merenung beberapa hari ini.
Terlebih lagi ada pertanyaan seorang ibu, “Bu Yenny, tolong tanya apakah seorang anak seharusnya berterima kasih pada orangtuanya, karena jasa-jasa orangtua memelihara dan mendidik sejak kecil? Atau memang wajar jika anak menikmati kesuksesannya tanpa ingat orangtuanya?” Apalagi sang ibu yang sudah berkorban membesarkan cucu-cucunya, sementara sang anak memburu karirnya.
Pertanyaan-pertanyaan yang sulit dijawab. Kita secara naluri tahu bahwa semestinya sebagai manusia kita seharusnya tahu berterima kasih baik kepada Tuhan, mau pun orang-orang yang berjasa dalam hidupnya. Apalagi dengan orangtua yang membesarkannya sejak bayi.
Tetapi semakin modern dunia ini, semakin langka orang-orang yang tahu berterima kasih. Dunia yang sudah jatuh dalam dosa, fokusnya hanya pada dirinya sendiri. “Apa untungnya bagi diriku?”, itu yang dipentingkan.
“Tuhan baik banget kirim orang-orang terduga” ujar seorang teman dengan penuh syukur.
Jangan lupa, Tuhan yang mengarahkan namun ada orang yang taat menjalankan perintah-Nya. Itu jasa teman kita!
Orang itu bisa datang dan diperkenalkan dengan kita, itu ada yang mereferensikannya. Karena orang yang mereferensikan itu memberi informasi yang baik tentang kita, maka orang itu datang kepada kita. Artinya, ada yang bayar harga Bung!
Orang yang mereferensikan kita, bisa mempengaruhi orang itu karena sebelumnya dia sudah banyak berinvestasi di dalam orang itu. Mungkin memberi buku, traktir makan dll. sehingga orang yang mereferensikan bisa mempengaruhi orang itu agar datang kepada kita. Ada perjalanan panjang, karena orang itu percaya kepada orang yang mereferensikan kita, maka orang itu berharap kita sebaik orang yang mereferensikan kita. Ini dalam pertemanan. Ibaratnya dalam bidang kepenulisan disebut Endorsement.
Ketika menulis buku, umumnya kita membutuhkan endorsement. Tetapi marak di dunia sosmed yang dikenal dengan istilah endorsement. Apa itu endorsement? Dukungan atau sokongan. Endorsement, istilah yang populer di dunia marketing, yang merupakan bentuk promosi sebuah barang atau jasa di media sosial. Biasanya berbayar. Endorsement ini adalah taktik bisnis yang dilakukan produsen, agar produknya laris dibeli konsumen.
“Tujuannya untuk marketing, Bu Yenny, jadi minta endorsement dari tokoh-tokoh yang dikenal masyarakat agar mendukung penjualan buku ibu. Para tokoh ini yang memberikan referensi bahwa buku Bu Yenny, layak dibaca,” demikian. P. Edy Zakheus guru menulis saya, memberikan arahannya.
Tidak mudah memperoleh Endorsement dari tokoh-tokoh terkenal. Dengan adanya Endorsement ini, penulis yang belum punya nama, bisa dikenal. Tidak jarang, orang-orang membeli buku karena mengenal orang yang meng-endorse dan tertarik membaca komentarnya tentang buku tersebut.
Pelajarannya, Tidak Ada Orang Yang Bisa Naik Ke Atas Sendirian
Dalam segala kemudahan yang kita terima, Ada orang yang berjasa membuat kita sampai titik tertentu. Orangtua, guru-guru sekolah, guru-guru kehidupan, pembimbing rohani, teman, mentor dll. Seruput Kopi Cantik bisa tercipta karena jasa MDC Surabaya yang mendorong dan memberi saya tempat di Warta Jemaat.
Itulah sebabnya, ketika menulis Seruput Kopi Cantik, saya Dengan Sengaja kerap menyebut nama, dengan cara demikian saya bisa mengucapkan terima kasih untuk jasa dan kebaikan yang saya terima,kepada publik. Dan ini lho perbuatan baik yang patut diteladani.
Salah satu tips dalam hidup adalah rajin-rajinlah bersyukur dan berterima kasih atas kebaikan yang kita terima. Tulis besar-besar kebaikan orang lain, tetapi saat menceritakan keburukan orang, jangan sebut nama. Cukup dengan nama samaran sebagai pembelajaran kehidupan. Apa yang kita tabur, itu yang kita tuai.
“I’ve learned that people will forget what you said, people will forget what you did, but people will never forget how you made them feel.” – Maya Angelou.
“Saya belajar ternyata orang akan melupakan apa yang Anda katakan, orang akan melupakan apa yang Anda lakukan, tetapi orang tidak akan pernah melupakan perasaan mereka karena Anda” – Maya Angelou.
Saya membiasakan diri, mengucapkan terimakasih atas kesempatan yang diberikan. Saat mengajar gratis, misalnya. Orang itu segera menjawab, kami yang harus berterima kasih. Tetapi orang itu tidak akan lupa, bagaimana saya menghargai dia. Memuji betapa baiknya dia sudah mengatur semuanya sebagai host. Itu benih kebaikan yang ditabur, kelak pasti berbuah. Mungkin bukan untuk keuntungan kita tetapi menjadi teladan kecil. Berterima kasih itu wajib.
Kebiasaan berterimakasih membuat kita sadar, butuh teman-teman untuk menjaga kita. Kita butuh mentor, yang mengingatkan kita saat ada bahaya yang mendekat. Jika kita terbiasa berterima kasih, tidak menganggap diri kita lebih hebat daripada yang lain, teman-teman tidak sungkan mengingatkan kita.
Tommy Wong bilang, klo kacang lupa kulitnya, pada gilirannya akan dimakan oleh orang yang lebih pintar daripada dirinya. Takabur bikin lupa diri dan celaka.
P. Timotius Talip itu sahabat yang dengan telaten menjagai saya. “Hati-hati bu klo si A telpon, sedang ada masalah bla.. bla… bla…” Thanks P. Talip.
Dalam hubungan dengan Allah, kita juga kerap di endorse…. Istilahnya diberi perkenanan alias Favor.
Favor ini tidak bisa dibeli atau diberikan sebagai upah. Favor ini anugerah. Sesuatu yang kita tidak layak, tetapi diberikan karena kasih-Nya pada kita.
Favor Tuhan membuat kita berada di tempat yang tepat, pada saat yang tepat, menjadi orang yang tepat untuk dipromosikan dan berhasil. Ada hal-hal yang sepele tetapi karena diperkenankan Tuhan maka memberi dampak yang dahsyat. Karena favor Tuhan, kita mengalami percepatan dan hal-hal yang nampak natural tetapi supernatural.
Karena itu, biasakanlah bersyukur kepada Tuhan. Semua kebaikan, kenyamanan, kesehatan dll, itu anugerah-Nya, syukuri dan rasakan betapa Tuhan mengasihi kita. Cari Tuhan sungguh-sungguh untuk mengenal-Nya, bukan sekedar mencari berkat-berkat-Nya. Klo kita menyenangkan hati-Nya, apa sich yang gak dia kasi bagi kita? ‘Tul gak?
Bagaimana jawaban pertanyaan tentang Anak tadi? Tidak ada orang yang suka dituntut. Apa boleh buat, dari ortu yang sama muncul anak-anak yang berlainan karakternya.
Sastrawan wanita China yang terkenal, Yang Jiang menasehati, “Tak perlu bingung menunggu kunjungan anak cucu. Mereka memiliki kehidupan pribadi yang harus diurus. Mereka seperti gasing yang tak berhenti berputar. Terjepit antara orang tua & anak-anak. Yang tua seperti matahari senja, yang muda bak matahari pagi. Dan tentu saja yg muda lebih mendapatkan banyak perhatian. Itu sudah hukum alam. Itulah siklus perjuangan hidup anak manusia yang tak seorangpun bisa menyangkalnya. Ingatlah bahwa anak-anak kita selalu lebih sibuk daripada kita.”
Sungguh sebuah nasehat yang sangat bijak!
Saya belajar prinsip penting: Jangan berharap pada manusia, termasuk anak, tetapi berharaplah kepada Tuhan saja. Jadikan Allah itu pusat kehidupan kita maka seluruh aspek hidup kita akan menjadi baik.
Tuhan bisa menjamah anak kita atau siapa saja, agar mengasihi kita dengan cara-Nya yang unik, yang paling sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Jangan berharap anak akan mengasihi kita, dengan cara yang kita inginkan. Kita akan kecewa!
Kecewa = Jarak antara Harapan & Kenyataan.
Kita melahirkan anak untuk membesarkan dan melepaskannya. Ketika tidak mengharapkan sesuatu, maka kebaikan kecil, perhatian anak, akan kita terima dengan ucapan syukur.
Sadarkah kita bahwa hidup manusia itu sesungguhnya, seorang diri? Lahir ke dunia, sendiri… saat meninggal pun sendiri. Siapa yang senantiasa menyertai kita? Hanya Allah saja…! Fokus kepada Allah, Sang Kehidupan sejati maka seluruh hidup kita akan memancarkan terang-Nya. Dan terang itu menarik banyak orang kepada kita, mengasihi, menemani karena semua orang rindu pada Terang Allah.
Praktik yuk…..
You don’t choose your family. They are God’s gift to you, as you are to them.- Desmond Tutu
Anda tidak memilih keluarga Anda. Mereka adalah hadiah Tuhan untuk Anda, seperti Anda juga untuk mereka -Desmond Tutu.
YennyIndra TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC MPOIN PLUS & PIPAKU PRODUK TERBAIK- PEDULI KESEHATAN
Ada dua pewahyuan yang akan menentukan jalan hidup Anda. Jika salah satu dari dua pewahyuan ini tidak lengkap atau salah, tidak mungkin kita dapat berjalan dalam iman, dan kita tahu, tanpa iman tidak mungkin menyenangkan Dia (Ibr. 11:6).
Dua pewahyuan yang harus kita miliki adalah, 1) kebaikan Allah, dan 2) apa artinya memiliki Kristus di dalam kita.
Saya menemukan, semakin saya memahami kebaikan Tuhan, semakin saya beriman. Iman merupakan tanda bahwa kita mengenal-Nya dengan sungguh-sungguh. Semakin mengenal-Nya, semakin kita mempercayai-Nya. Saya tidak perlu “meningkatkan” iman. Saya mengetahui Dia dengan baik, dan kebaikan-Nya adalah dasar bagi hidup saya.
Iman dan takdir yang kita alami tidak akan pernah melampaui pemahaman kita tentang sifat Allah, dan kehadiran-Nya dalam kehidupan kita. Selama Tuhan itu misterius dan berada “di luar sana”, kita akan bergumul dalam kehidupan dan tidak pernah tahu apa yang mungkin terjadi.
Hidup kita terbatas pada persepsi kita tentang Tuhan. Kita hanya mengejar apa yang kita yakini, bahwa Tuhan ingin kita memilikinya. Jika kita tidak yakin, Dia ingin memberkati kita, menyembuhkan kita, atau memakmurkan kita, maka kita tidak akan memiliki iman untuk berkat-berkat itu. Begitu banyak orang bergumul untuk menerima dari Tuhan karena mereka tidak yakin Dia sebaik itu!
Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? Roma 8:32 TB
Kita semua harus merenungkan ayat ini selama berjam-jam dan berhari-hari. Itu akan mengubah hati dan pikiran kita.
Yesus bertanya kepada Bartimeus yang buta, : ”Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Markus 10:51 TB
Pertanyaan yang sama itu masih “hidup dan aktif” hari ini. Kita harus dapat menanggapi dengan pasti, mengetahui bahwa Dia sebaik itu, dan Dia telah memilih untuk tinggal di dalam kita!
Iman bukanlah subjek untuk dipelajari, tetapi ekspresi kepercayaan dan keyakinan mutlak pada Dia yang mencintai saya, telah mati untuk saya, dan yang sekarang hidup di dalam saya. Sampai kita yakin bahwa Dia ada untuk kita, iman akan terus menjadi pergumulan.
“Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu.” Lukas 12:32 TB
Setuju?
And this is eternal life, that they may know You, the only true God, and Jesus Christ whom You have sent. John 17:3 NKJV
Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. Yohanes 17:3 TB
Barry Bennett –
YennyIndra TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC MPOIN PLUS & PIPAKU PRODUK TERBAIK PEDULI KESEHATAN