Endorsement & Kacang Lupa Kulitnya…
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Endorsement & Kacang Lupa Kulitnya…
“Kacang memang mesti lupa kulitnya kalo mau ‘dimakan’
Konon.. orang yang tak mengakui kebaikan temannya apalagi orang tuanya, ujung-ujungnya ” dimakan ” orang.
Kok bisa Ko Tom? Bukannya dia udah pinter??
Ya, dia memang jadi pinter, tapi dia kehilangan orang yang bisa memandu arah, kehilangan mentor/ teman baik yang bisa peringati kalo dia salah
Ujung-ujungnya dia dimakan sama orang yang lebih pintar” tulis Tommy Wong di Grup Tanya Mentor …
Diiieeeennnnkkkk….
Ungkapan yang tajam dan membuat saya merenung beberapa hari ini.
Terlebih lagi ada pertanyaan seorang ibu,
“Bu Yenny, tolong tanya apakah seorang anak seharusnya berterima kasih pada orangtuanya, karena jasa-jasa orangtua memelihara dan mendidik sejak kecil? Atau memang wajar jika anak menikmati kesuksesannya tanpa ingat orangtuanya?”
Apalagi sang ibu yang sudah berkorban membesarkan cucu-cucunya, sementara sang anak memburu karirnya.
Pertanyaan-pertanyaan yang sulit dijawab. Kita secara naluri tahu bahwa semestinya sebagai manusia kita seharusnya tahu berterima kasih baik kepada Tuhan, mau pun orang-orang yang berjasa dalam hidupnya. Apalagi dengan orangtua yang membesarkannya sejak bayi.
Tetapi semakin modern dunia ini, semakin langka orang-orang yang tahu berterima kasih. Dunia yang sudah jatuh dalam dosa, fokusnya hanya pada dirinya sendiri.
“Apa untungnya bagi diriku?”, itu yang dipentingkan.
“Tuhan baik banget kirim orang-orang terduga” ujar seorang teman dengan penuh syukur.
Jangan lupa, Tuhan yang mengarahkan namun ada orang yang taat menjalankan perintah-Nya. Itu jasa teman kita!
Orang itu bisa datang dan diperkenalkan dengan kita, itu ada yang mereferensikannya. Karena orang yang mereferensikan itu memberi informasi yang baik tentang kita, maka orang itu datang kepada kita. Artinya, ada yang bayar harga Bung!
Orang yang mereferensikan kita, bisa mempengaruhi orang itu karena sebelumnya dia sudah banyak berinvestasi di dalam orang itu. Mungkin memberi buku, traktir makan dll. sehingga orang yang mereferensikan bisa mempengaruhi orang itu agar datang kepada kita. Ada perjalanan panjang, karena orang itu percaya kepada orang yang mereferensikan kita, maka orang itu berharap kita sebaik orang yang mereferensikan kita. Ini dalam pertemanan.
Ibaratnya dalam bidang kepenulisan disebut Endorsement.
Ketika menulis buku, umumnya kita membutuhkan endorsement. Tetapi marak di dunia sosmed yang dikenal dengan istilah endorsement.
Apa itu endorsement?
Dukungan atau sokongan. Endorsement, istilah yang populer di dunia marketing, yang merupakan bentuk promosi sebuah barang atau jasa di media sosial. Biasanya berbayar. Endorsement ini adalah taktik bisnis yang dilakukan produsen, agar produknya laris dibeli konsumen.
“Tujuannya untuk marketing, Bu Yenny, jadi minta endorsement dari tokoh-tokoh yang dikenal masyarakat agar mendukung penjualan buku ibu. Para tokoh ini yang memberikan referensi bahwa buku Bu Yenny, layak dibaca,” demikian. P. Edy Zakheus guru menulis saya, memberikan arahannya.
Tidak mudah memperoleh Endorsement dari tokoh-tokoh terkenal. Dengan adanya Endorsement ini, penulis yang belum punya nama, bisa dikenal. Tidak jarang, orang-orang membeli buku karena mengenal orang yang meng-endorse dan tertarik membaca komentarnya tentang buku tersebut.
Pelajarannya, Tidak Ada Orang Yang Bisa Naik Ke Atas Sendirian
Dalam segala kemudahan yang kita terima, Ada orang yang berjasa membuat kita sampai titik tertentu. Orangtua, guru-guru sekolah, guru-guru kehidupan, pembimbing rohani, teman, mentor dll.
Seruput Kopi Cantik bisa tercipta karena jasa MDC Surabaya yang mendorong dan memberi saya tempat di Warta Jemaat.
Itulah sebabnya, ketika menulis Seruput Kopi Cantik, saya Dengan Sengaja kerap menyebut nama, dengan cara demikian saya bisa mengucapkan terima kasih untuk jasa dan kebaikan yang saya terima,kepada publik. Dan ini lho perbuatan baik yang patut diteladani.
Salah satu tips dalam hidup adalah rajin-rajinlah bersyukur dan berterima kasih atas kebaikan yang kita terima.
Tulis besar-besar kebaikan orang lain, tetapi saat menceritakan keburukan orang, jangan sebut nama. Cukup dengan nama samaran sebagai pembelajaran kehidupan. Apa yang kita tabur, itu yang kita tuai.
“I’ve learned that people will forget what you said, people will forget what you did, but people will never forget how you made them feel.” – Maya Angelou.
“Saya belajar ternyata orang akan melupakan apa yang Anda katakan, orang akan melupakan apa yang Anda lakukan, tetapi orang tidak akan pernah melupakan perasaan mereka karena Anda” – Maya Angelou.
Saya membiasakan diri, mengucapkan terimakasih atas kesempatan yang diberikan. Saat mengajar gratis, misalnya.
Orang itu segera menjawab, kami yang harus berterima kasih. Tetapi orang itu tidak akan lupa, bagaimana saya menghargai dia. Memuji betapa baiknya dia sudah mengatur semuanya sebagai host.
Itu benih kebaikan yang ditabur, kelak pasti berbuah. Mungkin bukan untuk keuntungan kita tetapi menjadi teladan kecil. Berterima kasih itu wajib.
Kebiasaan berterimakasih membuat kita sadar, butuh teman-teman untuk menjaga kita. Kita butuh mentor, yang mengingatkan kita saat ada bahaya yang mendekat. Jika kita terbiasa berterima kasih, tidak menganggap diri kita lebih hebat daripada yang lain, teman-teman tidak sungkan mengingatkan kita.
Tommy Wong bilang, klo kacang lupa kulitnya, pada gilirannya akan dimakan oleh orang yang lebih pintar daripada dirinya. Takabur bikin lupa diri dan celaka.
P. Timotius Talip itu sahabat yang dengan telaten menjagai saya.
“Hati-hati bu klo si A telpon, sedang ada masalah bla.. bla… bla…” Thanks P. Talip.
Dalam hubungan dengan Allah, kita juga kerap di endorse…. Istilahnya diberi perkenanan alias Favor.
Favor ini tidak bisa dibeli atau diberikan sebagai upah. Favor ini anugerah. Sesuatu yang kita tidak layak, tetapi diberikan karena kasih-Nya pada kita.
Favor Tuhan membuat kita berada di tempat yang tepat, pada saat yang tepat, menjadi orang yang tepat untuk dipromosikan dan berhasil. Ada hal-hal yang sepele tetapi karena diperkenankan Tuhan maka memberi dampak yang dahsyat.
Karena favor Tuhan, kita mengalami percepatan dan hal-hal yang nampak natural tetapi supernatural.
Karena itu, biasakanlah bersyukur kepada Tuhan. Semua kebaikan, kenyamanan, kesehatan dll, itu anugerah-Nya, syukuri dan rasakan betapa Tuhan mengasihi kita.
Cari Tuhan sungguh-sungguh untuk mengenal-Nya, bukan sekedar mencari berkat-berkat-Nya.
Klo kita menyenangkan hati-Nya, apa sich yang gak dia kasi bagi kita? ‘Tul gak?
Bagaimana jawaban pertanyaan tentang Anak tadi?
Tidak ada orang yang suka dituntut. Apa boleh buat, dari ortu yang sama muncul anak-anak yang berlainan karakternya.
Sastrawan wanita China yang terkenal, Yang Jiang menasehati,
“Tak perlu bingung menunggu kunjungan anak cucu. Mereka memiliki kehidupan pribadi yang harus diurus. Mereka seperti gasing yang tak berhenti berputar. Terjepit antara orang tua & anak-anak. Yang tua seperti matahari senja, yang muda bak matahari pagi. Dan tentu saja yg muda lebih mendapatkan banyak perhatian. Itu sudah hukum alam. Itulah siklus perjuangan hidup anak manusia yang tak seorangpun bisa menyangkalnya. Ingatlah bahwa anak-anak kita selalu lebih sibuk daripada kita.”
Sungguh sebuah nasehat yang sangat bijak!
Saya belajar prinsip penting: Jangan berharap pada manusia, termasuk anak, tetapi berharaplah kepada Tuhan saja. Jadikan Allah itu pusat kehidupan kita maka seluruh aspek hidup kita akan menjadi baik.
Tuhan bisa menjamah anak kita atau siapa saja, agar mengasihi kita dengan cara-Nya yang unik, yang paling sesuai dengan apa yang kita butuhkan.
Jangan berharap anak akan mengasihi kita, dengan cara yang kita inginkan. Kita akan kecewa!
Kecewa = Jarak antara Harapan & Kenyataan.
Kita melahirkan anak untuk membesarkan dan melepaskannya.
Ketika tidak mengharapkan sesuatu, maka kebaikan kecil, perhatian anak, akan kita terima dengan ucapan syukur.
Sadarkah kita bahwa hidup manusia itu sesungguhnya, seorang diri? Lahir ke dunia, sendiri… saat meninggal pun sendiri. Siapa yang senantiasa menyertai kita? Hanya Allah saja…!
Fokus kepada Allah, Sang Kehidupan sejati maka seluruh hidup kita akan memancarkan terang-Nya.
Dan terang itu menarik banyak orang kepada kita, mengasihi, menemani karena semua orang rindu pada Terang Allah.
Praktik yuk…..
You don’t choose your family. They are God’s gift to you, as you are to them.- Desmond Tutu
Anda tidak memilih keluarga Anda. Mereka adalah hadiah Tuhan untuk Anda, seperti Anda juga untuk mereka -Desmond Tutu.
YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK-
PEDULI KESEHATAN