Ini Dia, Rahasia Menyelesaikan Masalah Dengan Efektif
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Ini Dia, Rahasia Menyelesaikan Masalah Dengan Efektif
Siapa orang yang paling tepat, untuk kita ajak membicarakan masalah yang kita hadapi?
Sahabat?
Pasangan?
Konselor?
Pemuka agama?
Bukan!
Psikolog? Mesti bayar ini!
Bukan juga.
Lalu siapa dong?
Orang yang dengannya kita sedang bermasalah.
Dia yang tahu persis masalahnya. Hanya dengan dia kita perlu membereskannya. Kita hanya perlu memengaruhi cara pandang serta pola pikirnya, agar masalah yang kita hadapi bisa segera diselesaikan.
Sederhana, jelas dan tepat sasaran.
Ada saran langka dari Andrew Wommack, dalam pelajaran How To Get Along With People- Bagaimana Cara Membangun Hubungan Dengan Orang Lain:
“Apakah Ini Salahku?”
adalah pertanyaan yang harus ditanyakan pertama kali ketika berselisih dengan orang lain.
Astaga …
Biasanya ketika bermasalah dengan orang lain, paling umum adalah menyalahkan orang lain.
Bahkan kecenderungannya, seluruh dunia bisa salah, kecuali aku…
Akulah pusat dunia
Ternyata cara menyelesaikan masalah yang terbaik, pertama-tama adalah menyingkirkan dulu balok di mata kita.
Kalau itu memang salahku, harus diri kita dulu yang memperbaiki diri dan meminta maaf.
Hhmm… Gak populer rasanya…
Tapi jika kita bersedia taat, hubungan kita dengan sesama menjadi baik dan bonusnya, hubungan dengan Tuhan pun kian dekat.
Seberapa taat, murni dan tulusnya hati kita, ternyata berbanding lurus dengan kepekaan kita dalam mendengar suara-Nya, memahami kehendak-Nya serta menerima berkat-Nya.
Berkat terbesar bukanlah soal uang dan hal-hal materi. Tetapi damai sejahtera yang melampaui segala akal. Semakin kita melekat dengan Tuhan, yang belum kita ucapkan saja sudah Tuhan sediakan. Berkat mengejar orang yang hidup benar.
Dahsyat bukan?
Satu hal penting lagi yang saya pelajari dari pelajaran ini, ketika terjadi masalah dengan seseorang, bicarakan dulu dengan orang yang bermasalah, sebelum membicarakan tentang orang itu dengan orang lain.
Sebaiknya justru gak usah menceritakan masalah kita pada orang yang tidak berkepentingan. Supaya tidak jadi gossip.
Wow….
Yang sering terjadi, jika bermasalah dengan Ani, misalnya, kita membicarakan tentang Ani dengan Ratna.
Padahal membicarakan dengan Ratna tentang Ani, tentu tidak akan menyelesaikan masalah.
Yang dicurhati, memberi saran sesuai data yang disampaikan. Padahal yang disampaikan bisa jadi gak utuh ceritanya. Makin runyam jadinya.
To the point membicarakan dengan Ani, memberikan kesempatan kepada Ani untuk menjelaskan apa yang dimaksud olehnya. Mungkin saja kita yang salah mengerti. Selain itu kita bisa memahami cara pandang dari sisi Ani.
Dan Ani juga bisa membela dirinya.
Membuat masalah lebih jelas, tentunya memudahkan kita untuk mengambil solusi yang tepat. Dan berdamai tentunya.
Tetapi pastikan, jangan berbicara saat hati masih dipenuhi kemarahan dan emosi. Tunggu hati tenang dan bawa permasalahan kepada Tuhan. Doakan dulu, tunggu waktu tepat untuk membicarakannya.
Saat merasa perlu minta saran dari sahabat terpercaya, yang dewasa rohani tentunya, – saya prefer menunjukkan chat pembicaraan dengan orang yang bermasalah. Klo bisa disertai bukti dan apa pun yang berupa fakta, tujuannya sahabat ini bisa membantu saya melihat permasalahan dari sisi pandang yang berbeda. Dengan harapan, bisa menemukan solusi apik yang tidak terpikirkan sebelumnya.
Mengutip istilah Steven Covey, menemukan alternatif ketiga, yang sama-sama menang untuk ke dua belah pihak.
Biasakan untuk menyelesaikan langsung, jangan melalui email atau chat di sosmed.
Banyak orang akan menuliskan kata-kata yang kejam, memuntahkan segala kemarahannya, bahkan pikiran ‘curiganya’ yang belum tentu benar, secara tertulis, yang tidak akan dikatakannya saat berhadapan muka, face to face.
Dengan demikian akan menghindarkan dari luka dan sakit hati yang tidak perlu.
Disadari atau tidak, 75% komunikasi itu non verbal.
Artinya, 75% dari apa yang dimaksud seseorang, tidak disampaikan melalui kata-kata. Kita harus membaca bahasa tubuh seseorang dan mencoba mengerti apa yang sesungguhnya dimaksud, dibalik kata-kata yang terucap. Mencari akar permasalahan yang sesungguhnya.
Dari pengalaman, sebelum lulus dalam ‘ujian’ masalah tertentu, maka masalah serupa akan terus muncul dengan kasus berbeda & orang berbeda. Better segera diselesaikan, lulus & naik kelas.
Belajar tentang cara membangun relationship, akan menambah ketrampilan hidup. Tanpa disadari, membuat hidup kita lebih mudah dan bahagia.
Bagaimana pendapat Anda?
I will answer them before they even call to me. While they are still talking about their needs, I will go ahead and answer their prayers!
Aku (Tuhan) akan menjawab mereka bahkan sebelum mereka memanggil-Ku. Sementara mereka masih membicarakan tentang kebutuhan mereka, Aku akan melanjutkannya dengan mengabulkan doa mereka!
YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK-
PEDULI KESEHATAN