Monthly Archives: Jul 2022

Articles

Milik Siapakah Kita?

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Milik Siapakah Kita?

Ayam Serama kami ada sekitar 13 ekor sekarang tetapi ada 2 ekor yang menjadi kesayangan P. Indra.
Why?
Kedua ayam ini tahu sekali cara mengambil hati P. Indra. Jika dipanggil langsung datang dan keduanya hinggap di tangan P. Indra.
Sesungguhnya, pada awalnya semua ayam diperlakukan sama, tetapi kedua ayam ini mendapatkan ‘revelation/ pewahyuan’ lebih betapa dia dikasihi sehingga dia meresponi P. Indra lebih daripada ayam-ayam lainnya.

Nach sama dengan hubungan kita dengan Allah. Semua orang dikasihi Allah dengan ukuran yang sama tetapi ada yang meresponi, melatihnya, dan berusaha memahami kehendak Allah lebih baik daripada lainnya, jadilah dia memperoleh pewahyuan kasih Allah yang lebih besar. Endingnya, setiap aspek hidupnya berkelimpahan.

Hhhmmmm… Ilustrasi lainnya, ini lebih jelas.
Setiap manusia lahir dengan otot yang sama. Jumlah otot saya sama dengan otot Ade Rai pada waktu lahir.
Bedanya, Ade Rai melatih ototnya hingga menjadi binaragawan top, sementara saya olahraga hanya sesekali.
Respon kitalah yang membedakan apa yang kita terima.
Makes sense?


P. Indra membeli 5 Ayam Serama dari P. Imam, yang mengerjakan renovasi di rumah kami.
P. Imam kadang masih suka menjenguk ayam-ayam yang dijualnya. Dia sayang pada ayam-ayam itu.

“Ayam-ayam ini serasa di surga P. Indra, bisa bermain – main di halaman yang luas, makanannya juga terjamin. Kalau di kampung mereka hanya di kandang saja,” ujar P. Imam.

Setiap minggu, 2-3 kali diberi ulat jerman. Bagian saya untuk order. Saya baru paham ternyata ulat ada 2 macam, ulat Hongkong kecil-kecil dan panas di tubuh ayam. Jadi gak boleh banyak-banyak.
Ada lagi ulat Jerman, konon kepompongnya kupu-kupu. Ini lebih aman, proteinnya tinggi.

“Masa kalau di kampung, ayam-ayam ini juga dikasi ulat jerman rutin?,” tanya saya.

“Mungkin sekali-sekali… Tapi klo rutin diberi ulat jerman, proteinnya cukup, bulu ayam jadi mengkilap,” jawab P. Indra.

Jadilah saya wajib beli ulat jerman 2-3 kali setiap minggu!
Belum lagi Pur makanan ayam, P. Indra minta yang merk terkenal. Konon gizinya terjamin. Mahal juga biaya perawatan ayam….
Ternyata yang menikmati bukan hanya ayam serama, burung gereja pun setiap hari mampir menikmati…
Ada juga burung kutilang, selain makan makanan ayam, pepaya kami juga dilahapnya.
Jadilah berebut dengan kutilang. Kalah cepat, pepaya sudah berlubang di sana sini.

Ayam Serama konon campuran Ayam Kate dan Merpati, jadi ayam ini bisa terbang. Kesukaannya tidur di atas dahan.
Ada yang di dahan kelengkeng merah dan ada yang tidur di dahan sawo.
Nach… Di kedua pohon itu juga dipasang tenda kafe warna warni, supaya sang ayam tidak kehujanan.

Kalau hujan deras, dengan telaten P. Indra memakai payung, memastikan ayam-ayam terlindung di bawah payung tenda. Ayam itu meski kehujanan cuek saja…
Justru P. Indra yang sibuk memindahkannya.
Pokoknya fasilitas ayam beneran istimewa…


Apa bedanya Ayam Serama di kebun kami dan Ayam Serama di kampung?
Tidak ada bedanya!
Yang membedakan adalah pemiliknya.

Ayam Serama milik P. Indra mendapat perlakuan lebih spesial, dihargai, dikasihi dan hidup menurut tatacara ala kami.
Karena ayam-ayam ini milik P. Indra.

Dengan cara yang sama, apakah kita lebih baik daripada teman-teman lainnya?
Sama sekali tidak!

Kalau hati kita dipenuhi damai sejahtera, mendapatkan berbagai keberuntungan serta pertolongan, itu karena kita ini milik Allah.
Ketika kita meresponi Allah sesuai dengan kehendak-Nya, secara alami hal-hal baik terjadi dalam kehidupan kita.
Persyaratannya dipenuhi, otomatis janji-janji-Nya terealisasi.
As simple as that.

Allah tidak berubah baik dahulu, sekarang sampai selama-lamanya.
Matahari tidak pernah ingkar janji selalu terbit dan tenggelam pada waktunya.

Dalam hidup, kita diberi pilihan:
menjadi milik dunia atau milik Allah.
Jadi milik dunia, bebas semaunya sendiri… Kekinian…
Boleh menikmati segala ‘kesenangan’ dunia padahal hasilnya justru hal-hal yang merusak. Bikin penyakit. Kacau balau… Tanpa aturan yang jelas.

Jadi milik Allah, harus berkomitmen, disiplin, submit menundukkan diri, konsisten dan mau diajar.
Seolah-olah ribet, banyak aturannya….. Gak bebas.
Tetapi sesungguhnya semua itu demi kebaikan kita sendiri.
Allah yang menciptakan manusia, Allah yang paling tahu apa yang terbaik untuk kita serta bagaimana menjalani hidup dengan bijak.
Sehingga hidup dipenuhi damai sejahtera, ketenangan dan ketenteraman.
Allah yang berperang bagi kita, bahkan Dia menyediakan hidangan bagi kita, di hadapan lawan-lawan kita!
Wow…. Mantaaaappp…

Nach…. Ketika bersedia mentaatinya, hasilnya seperti Ayam Serama P. Indra.
Bulunya cantik mengkilap, tubuhnya sehat, berkecukupan, tinggal di taman yang indah…. Apa pun yang dibutuhkan, sudah tersedia…

Ssstt…. Ayam-ayam bahkan gak usah mikirin kapan mesti beli Pur dan Ulat, justru saya yang mesti mikir dan repot.

Semua fasilitas ini bisa dinikmati karena ayam ini milik P. Indra….
Dengan pertanyaan yang sama:
Kita milik siapa?
Aturan mainnya berbeda, hasil akhirnya juga berbeda.
Terserah Milik Allah or milik dunia?
kita pilih yang mana?


Sebagai penutup, ada kisah manis…
Karena ayamnya banyak, pukul 04:00 sudah mulai berkokok.
Komplainlah anak-anak…
P. Indra membelikan kandang 3 susun diletakkan di depan rumah, sehingga jauh dari kamar.
Apartemennya ayam, kata Elisa. 🙂
Sekarang anak-anak kecil suka mampir melihat ayam… 🙂
Sambil disuapin, jalan-jalan sore, anak-anak atau cucu tetangga suka nonton ayam.

Kami punya 2 ekor kelinci yang ditaruh di depan rumah juga. Ada anak perempuan India yang cantik sekali, suka sekali dengan kelinci….
Gak mau pulang… Lucunya 🙂

Life is good….
Happy lies in simple things.
Hidup itu indah…
Kebahagiaan sesungguhnya terletak pada hal-hal yang sederhana.
Setuju?

“I used to ask God to help me. Then I asked if I might help Him. I ended up by asking God to do His work through me.” – Hudson Taylor.

“Dulu saya meminta Tuhan untuk membantu saya. Kemudian saya bertanya apakah saya bisa membantu-Nya. Saya akhirnya meminta Tuhan untuk melakukan pekerjaan-Nya melalui saya.” – Hudson Taylor.

YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

https://mpoin.com/

SeruputKopiCantik

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles

Berhenti? Malas Itu….

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Berhenti? Malas Itu….

Demikian pemikiran kebanyakan orang, termasuk saya, dulu…
Sampai saya belajar sesuatu yang baru.
Pendidikan dari orangtua, orang hidup itu harus rajin dan kerja keras agar sukses.
Jadilah merasa bersalah jika beristirahat.
Merasa malas.

Berbeda dengan millenial, yang ogah kerja keras.
“Yang betul, kerja cerdas Ma….”
Sebagian betul, tapi tekun dan ulet alias tough wajib juga.

Bagaimana kata Tuhan?
Ternyata Tuhan menghendaki agar ada hari kita yang dipergunakan untuk beristirahat, Hari Sabat.
Tuhan sendiri mencipta alam semesta 6 hari lamanya, lalu beristirahat di hari yang ke tujuh.
Ternyata perhentian itu mendatangkan berkat.

Terbukti bukan berarti yang bekerja paling keras yang paling sukses.
Pekerja bangunan meski bekerja berat dan keras, hasilnya gak seberapa.
Artinya, untuk mendapatkan hasil yang paling optimal, selain perlu kerja cerdas, tekun, rajin, perlu mengandalkan Tuhan dan mengikuti caranya Tuhan.
Cara Tuhan justru memberi kita istirahat atau perhentian, serta kesempatan menikmati hasil kerja kita.
Keren bukan?

Apa yang Tuhan inginkan agar kita lakukan di perhentian?

Tuhan ingin kita membangun hubungan dengan-Nya. Tuhan tahu, manusia tidak dapat hidup sendiri.
Sejak awal penciptaan, Adam diciptakan untuk terus membangun hubungan dengan Tuhan. Dikatakan di Taman Eden, saat hari sejuk, Adam bercakap-cakap dengan Allah.
Segala kebutuhan Adam sudah disediakan Allah, sebelum Allah menciptakan manusia.
Allah sudah mencukupi seluruh kebutuhan kita, jangan kuatir…

Caranya?
Biarkan hati tenang, dipenuhi damai sejahtera Allah.
Saat hati tenang, suara Allah jelas terdengar.
Kita bisa bercakap-cakap menikmati ciptaan-Nya, bercanda, mengikuti arahan-Nya.

Gunakan waktu di perhentian untuk mengenal Allah lebih dalam lagi dengan membaca dan merenungkan firman-Nya.
Karena firman itu adalah Allah sendiri.

Perhentian itu ibarat HP yang sedang di charge, ketika baterai full, fungsi HP menjadi maksimal.
Tidak berarti di perhentian kita tidak mengerjakan apa-apa, bersikap pasif atau malas, melainkan secara aktif dituntun Tuhan mengerjakan bagian kita, namun dengan hati yang tenteram karena sadar Allah senantiasa menyertai kita.

Perhentian adalah tempat di mana kita melepaskan segala kekhawatiran, kemarahan, masalah, persoalan dan berbagai beban berat dan meletakkannya di kaki Tuhan.

“Nak, kamu tidak akan mampu menjalani hidup sendirian,” kata Tuhan,
“Mari jalani hidup bersama – Ku, biarkan aku yang menggandengmu. Ketika melewati tempat yang terjal, mari naik ke atas gendongan-Ku… Aku yang berjalan mengatasi segala rintangan di hadapanmu.”

Bersikap tenang saat menghadapi krisis, masalah berat, bertentangan dengan logika manusia.
Bahkan dulu saya merasa bersalah, wong masalah yang dihadapi sedemikian berat, koq gak mikir…
Klo gak stress rasanya gak wajar. Gak normal, bahkan gak waras.
Jadi stress diterima sebagai kewajaran.

Sampai saya belajar hidup dengan menggunakan kacamata Allah.
Itulah sebabnya Tuhan mengatakan damai sejahtera dan ketenangan yang Ia berikan, tidak sama dengan yang ditawarkan dunia.

Setiap teringat akan masalah berat yang menimpa, Tuhan mengingatkan akan peristiwa di Laut Merah. Musa dan bangsanya tentu ketakutan, terjepit…. Di depan Laut Merah, di belakang tentara Firaun dan kereta kudanya yang mengejar dengan senjata lengkap…
Betapa mengerikan!
Tetapi jalan Tuhan di luar akal pikiran manusia: Laut Merah terbelah, Musa dkk berjalan di tanah kering.
Amazing!

Dengan cara yang sama, Tuhan akan menyelamatkan kita.
Allah tetap sama, dahulu, sekarang dan selama-lamanya.
Jalan keluar supernatural tersedia bagi kita.
Bahkan Andrew Wommack mengatakan, jika hidup kita tidak supernatural, artinya hubungan kita dengan Allah hanyalah artifisial alias tidak benar-benar mengenal-Nya.

Masa kita hanya berdoa dan berserah saja?
Tentu tidak! Ada hal- hal natural yang harus kita kerjakan.
Tuhan bilang, orang yang tidak bekerja jangan makan.
Kita mengerjakan bagian kita, sesuai hikmat Allah, tetapi dengan hati yang tenteram, bebas dari kecemasan.

Permasalahannya bukan di pihak Allah, melainkan di pihak kita:
Maukah kita menyerahkan hidup kita sepenuh hati kepada-Nya dan hidup mengikuti jalan-jalan-Nya?

We tend to use prayer as a last resort, but God wants it to be our first line of defense – Oswald Chambers

Kita cenderung menggunakan doa sebagai upaya terakhir, tetapi Tuhan ingin doa menjadi garis pertahanan pertama kita – Oswald Chambers

YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

https://mpoin.com/

SeruputKopiCantik

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
1 3 4 5