Berkat Kebaikan-Nya
Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra
Berkat Kebaikan-Nya
Mungkin koreksi terbesar dalam hidup saya sejak saya sembuh dari kanker adalah keputusan untuk mengejar pewahyuan akan kebaikan Tuhan yang lebih besar. Sekarang saya menyadari, pemahaman saya tentang kebaikan Tuhan amat terbatas. Saya kerap lebih peduli, memperdebatkan masalah doktrinal daripada menikmati Tuhan dalam kehidupan saya.
Kemudian saya sampai pada pemahaman, bahwa iman berkaitan dengan cara kita memandang Tuhan. Bagaimana kita melihat Dia mempengaruhi bagaimana kita “mendengar- Nya”. Jika kita melihat Tuhan sebagai Tuhan yang temperamental, pemarah, dan tidak pernah puas, kita akan hidup di level pasang surut yang sangat dangkal, pertanyaan dan keraguan menghantui, dan menimbulkan kurangnya iman serta kedamaian. Apa yang kita “dengar” kemungkinan besar adalah hati nurani kita sendiri, yang menuduh dan menunjukkan kelemahan kita.
Begitu kita benar-benar fokus pada kebaikan Tuhan, dan hati-Nya yang penuh kasih bagi kita, sifat-Nya terpancar di dalamnya. Buah Roh benar-benar merupakan manifestasi dari mengalami kebaikan dan kasih-Nya. Dalam lingkungan ini, iman menjadi sesuatu yang normal. Kepercayaan atau iman adalah kondisi default kami, terprogram secara otomatis. Kekhawatiran dan ketakutan hilang. Itulah sebabnya Daud berkata:
Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takut akan Dia, lalu meluputkan mereka.
Mazmur 34:8 TB
Dalam menyatakan kebaikan-Nya, kita tidak mendengar tentang Dia seperti sebelumnya. Kita beralih dari kehidupan yang diterpa badai untuk mempertanyakan Dia (“Apakah Engkau tidak peduli bahwa kami binasa?”) kepada kehidupan yang damai dalam situasi apa pun (Tetapi Dia berada di buritan, tertidur di atas bantal).
Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya.
Yesaya 32:17 TB
Ketika kita benar-benar bisa melihat kebaikan Tuhan, kita akan memiliki dasar yang kuat untuk hidup, dan memiliki sebuah “pohon” yang dapat dimakan oleh orang lain.
Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
Mazmur 1:3 TB
Pewahyuan akan kebaikan Tuhan akan menenangkan hati Anda, mengilhami iman Anda, dan memberi Anda kedamaian di dunia yang sudah jatuh dalam dosa ini.
Sesungguhnya, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup!
Mazmur 27:13 TB
“The Blessing of His Goodness” – Barry Bennett.
Saya sungguh mengalaminya!
Dulu jika ada masalah, galaunya bukan main. Tetapi sekarang muncul keyakinan dalam hati, semua akan baik-baik saja.
Terlebih saya paham, masalah yang saya alami, jika saya berespon sesuai kehendak Tuhan, akan menyatakan kemuliaan-Nya!
Saya tidak pernah berjalan sendiri. Allah menggandeng saya.
Kalau saya yang menggandeng Allah, pegangan saya bisa terlepas saat ada goncangan.
Namun saat Allah yang menggandeng, tidak akan mungkin pernah terlepas!
Bahkan pada situasi berbahaya, Allah menggendongku.
Allah yang melewati jalan yang terjal, menyeberangi lautan dengan ombak menderu, dan saya hanya perlu terus memeluk-Nya.
Semakin memahami Kasih-Nya, semakin aman kita menjalani kehidupan.
Iman yang teguh tercipta dengan sendirinya. Bukan karena kehebatan atau sucinya kita, melainkan karena kesadaran, jika anak-Nya yang tunggal, Tuhan Yesus, dikorbankan Allah bagi kita, demi menyelamatkan kita…. Menebus dosa kita, memulihkan hubungan kita dengan Allah…
Apa sich yang gak Tuhan berikan buat kita?
Yuk kita lebih lagi mendekatkan diri kepada-Nya….
Kebahagiaan sejati ada di dalamnya.
“Wait on the Lord” is a constant refrain in the Psalms, and it is a necessary word, for God often keeps us waiting. He is not in such a hurry as we are, and it is not his way to give more light on the future than we need for action in the present, or to guide us more than one step at a time. When in doubt, do nothing, but continue to wait on God. When action is needed, light will come.”? J.I. Packer, Knowing God.
“Nantikanlah Tuhan” adalah pengulangan konstan dalam Mazmur, dan kata itu diperlukan, karena Tuhan kerap membuat kita menunggu. Dia tidak terburu-buru seperti kita. Dan bukanlah cara-Nya, memberi kita lebih banyak cahaya agar kita bisa melihat masa depan daripada cahaya yang kita butuhkan untuk bertindak di masa sekarang, atau untuk membimbing kita lebih dari satu langkah pada setiap waktu. Jika ragu, jangan lakukan apa pun, tetapi teruslah menantikan Tuhan. Karena ketika tindakan diperlukan, terang itu akan datang.”? J.I. Packer, Mengenal Tuhan.
YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN