Kesombongan, Akar Segala Pertengkaran. Masa???
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Kesombongan, Akar Segala Pertengkaran. Masa???
Ini perkataan Raja Salomo / Sulaiman yang terkenal sebagai manusia paling bijaksana yang pernah hidup di muka bumi.
Hhhmmm… Tentu kita tersinggung bukan jika dikatain sombong?
Setiap orang merasa dirinya rendah hati, termasuk saya.
Benarkah?
Ternyata yang dimaksud sombong bukanlah sekedar merasa lebih baik daripada orang lain. Merasa lebih rendah, lebih buruk, tidak sebaik orang lain pun itu termasuk kesombongan.
Lho?
Definisi kesombongan adalah hidup yang berpusat pada diri sendiri.
Rendah hati adalah hidup yang berpusat pada Allah.
Kecenderungan kita, kalau kita memperlakukan orang lain dengan baik, harapannya tentu orang itu memperlakukan kita dengan cara yang sama.
Ketika orang itu tidak bersikap baik kepada kita, mengapa kita tersinggung?
Karena pusatnya pada diri kita sendiri.
Kita merasa berhak diperlakukan dengan baik. Menuntut, tetapi kerap tanpa disadari.
Coba digeser sedikit, pusat hidup kita adalah Allah sesuai kehendak-Nya.
Tidak penting teman ini membalas kebaikanku atau tidak, yang penting teman ini bisa mengenal Tuhan dengan baik.
Bukankah saya berbuat baik karena saya mengasihi Tuhan?
Tuhan yang akan membuat benih-benih yang saya tabur, kelak membuahkan kebaikan, bagi kita atau anak cucu kita.
Mengapa semua ingin tampil di panggung? Biar dilihat semua orang. Terkenal.
Itulah sebabnya kita bangga foto-foto dengan orang top, biar kelihatan top juga.
Dikritik? Ngamuklah.
Padahal kenyataannya memang begitu, sadar pula, ga ada manusia yang sempurna. Klo gak mau memperbaiki, endingnya di mana coba?
Tapi gengsi gak mau turun sedikit pun… Justru mencari alasan, menyalahkan orang lain, membenarkan diri.
Pusatnya di mana? Diri sendiri!
Butuh kerendahan hati agar bisa mengakui, “Saya salah”, TITIK!
Tanpa memberi sejuta alasan.
Promosi datang dari Tuhan. Kalau saya dilupakan, itu karena saya masih butuh diproses, hingga oneday siap menjadi peralatan yang siap dipakai oleh Allah. Ini waktu pembentukan. Sakit tapi hasilnya sepadan.
Taat saja dibentuk sesuai kehendak-Nya.
Dengan cara pandang ini, ketersinggungan luntur…
Ketika kita bersaksi, pusatnya bukan diri kita, melainkan Allah.
Tidak harus kisah sukses yang gebyar – gebyar….
Biarkan orang-orang di sekeliling kita bisa juga melihat kesalahan, kegagalan, pergumulan yang kita alami, lalu ceritakan bagaimana dengan menjadikan Tuhan sebagai pusat kehidupan kita, lalu hidup kita berubah.
It’s all about God, not me.
Kita berani melakukan banyak hal, bukan karena merasa hebat, sempurna, atau lebih baik daripada orang lain..
Tetapi karena ada Allah di dalam roh kita.
Allah yang dahsyat, mengerjakannya melalui kita.
Saya hanyalah pensil di tangan Tuhan.
Salah seorang guru kami, Wendell Par. Beliau pernah ke Indonesia beberapa tahun lalu. Sepuh, sabar, santai…
Opa Wendell, demikian kami menyebutnya.
Wendell itu salah satu founder Sekolah Charis, selain Andrew Wommack.
Lucu sekali saat beliau bercerita, bagaimana dia merasa ditugaskan Tuhan untuk bergabung dengan Andrew untuk membangun Sekolah Charis.
Pelayanan Wendell sebelumnya sukses besar, punya gedung megah, ditinggalkannya karena Tuhan memberinya tugas yang baru.
Ketika meeting dengan Andrew, Wendell berpikir semua sudah siap dan settled, ternyata Andrew masih gak tau apa-apa tentang membangun sekolah.
Wendell tepok jidat….
Wendell bersama Linda, istrinya, yang merintis Sekolah Charis di United Kingdom (UK). Hingga sekarang memiliki beberapa sekolah baru di berbagai tempat, termasuk Scotlandia.
Hhhmmm… Tentunya ini jasa besar Wendell dan istrinya bukan?
Bahkan Andrew kerap meledek Wendell, sudah berpengalaman mengajar 300 tahun….
Wendell tertawa saja…
Sekarang Charis sudah mendunia. Tersebar di 21 negara di luar Amerika.
Bagaimana dengan posisi Wendell?
Ternyata jabatannya sekarang hanya menjadi Charis Ambassador.
Jabatan – jabatan penting diisi oleh pendatang-pendatang baru, bahkan oleh bekas muridnya.
Jadilah beberapa waktu lalu, Wendell harus memberi laporan kepada Barry Bennett saat Barry menjadi Dekan di Charis. Barry orang baru dibanding Wendell tentunya.
Setelah Barry sudah turun jabatan, Wendell harus memberi laporan kepada Carrie Pickett, bekas muridnya yang sekarang menempati posisi penting di Charis.
Tersinggungkah Wendell?
Sama sekali tidak!
Dia melakukannya dengan penuh sukacita karena dia tahu jati dirinya di dalam Tuhan serta paham tujuan hidupnya. Dia aman dengan dirinya. Wendell respek pada otoritas yang ada. Dan taat.
Wendell bercerita, pada tahun 1973, dia kerap melihat bagaimana kehidupan orang lain dan membandingkan hidupnya.
Namun Tuhan memberinya pewahyuan bahwa setiap orang punya tujuan hidup yang berbeda.
Nach kebahagiaan dan kepuasan sejati tercapai ketika menggenapi tujuan hidup yang sudah ditetapkan Allah bagi setiap kita.
Ada tujuan umum bagi semua orang, yaitu menjadi serupa dengan Allah.
Allah itu kasih. Jika kita mengasihi orang lain, kita menjadi serupa dengan-Nya…. Dst.
Banyak karakter Allah lainnya yang bisa kita temukan di dalam firman-Nya. Seharusnya kita menghidupinya, agar serupa dengan Allah. Saat orang melihat kita, mereka melihat Allah di dalam kita.
Tetapi ada tujuan khusus Allah bagi kita.
Wolfgang Von Goethe, filsuf Jerman, menegaskan peran kita tak tergantikan, unik dan satu-satunya.
Karena itu, jangan meniru orang lain. Kita tidak punya kasih karunia di sana.
Teman saya, Ms. Dacy punya karunia guru dan cinta anak-anak. Mengajar anak-anak sesuatu yang mudah.
P. Dolfi & B. Nini punya karunia gembala. Ada yang curhat subuh bahkan tengah malam, mereka bisa menanggapinya dengan sabar. Ada kasih karunia Tuhan di sana.
Beda klo curhat dengan saya, langsung kasi buku, suru baca. Selesai baca, baru kita diskusi lagi… Wkwkwk
Bagaimana kita dapat menemukan tujuan khusus itu?
Dengan membangun hubungan yang intim dengan Tuhan. Semakin paham kasih-Nya, kehendak-Nya, makin kita dituntun ke arah tujuan-Nya bagi hidup kita. Karena tujuan hidup kita kan selaras dengan karakter-Nya serta tujuan besarnya Tuhan.
Kita menjadi bagian kecil dari rencana Tuhan yang besar, dan harus bekerja sama dengan orang lain.
Tidak bisa one man show.
Tugas kita tidak seumur hidup di tempat yang sama. Mungkin setelah sekian tahun, Tuhan mengarahkan kita untuk tugas lainnya. Yang jelas, pengalaman kita tidak pernah sia-sia. Semua diramu Tuhan, – termasuk kesalahan dan kegagalannya-, diubah sebagai bekal untuk menapaki kehidupan yang lebih dahsyat.
The best is yet to come….
Yang terbaik masih ada di depan sana…
Nach kuncinya, nempel terus sama Tuhan.
Geser hidup kita, sekarang Tuhan menjadi pusatnya.
Mari kita menjadi pribadi yang aman seperti Wendell Par…. Sungguh keteladanan yang luar biasa.
Sikap seorang yang aman dengan dirinya, tahu tujuan hidupnya, dan tidak tergiur oleh gegap gempita dunia….
Siap????
It was pride that changed angels into devils; it is humility that makes men as angels.- Augustine.
Kesombonganlah yang mengubah malaikat menjadi iblis; sedangkan kerendahan hati mengubah manusia seperti malaikat.- Agustine
YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN