Pengelolaan Keuangan.”
Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra
“Pengelolaan Keuangan.”
Ada sikap “anti-kemakmuran” di gereja saat ini, namun kebanyakan orang yang bersikap seperti itu, didalam hatinya ingin menjadi makmur. Ada alasan mengapa sikap ini begitu umum.
Beberapa guru kemakmuran menjalani gaya hidup yang memang layak mendulang kritik. Kita bisa memahaminya. Tetapi iman timbul karena mendengarkan Firman Tuhan (Roma 10:17), dan iman untuk meraih kemakmuran, timbul karena mendengarkan pengajaran tentang kemakmuran.
Kita perlu tahu apa yang Alkitab katakan tentang kemakmuran.
1 Tawarikh 29:12 (TB) mengatakan,
“Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu dan Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya; dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan; dalam tangan-Mulah kuasa membesarkan dan mengokohkan segala-galanya.”
Tuhan berkata bahwa mereka yang percaya kepada-Nya tidak akan kekurangan hal yang baik (Mazmur 34:10).
Mempercayai diri sendiri atau sistem dunia ini adalah resep untuk menuai bencana. Manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya. (Yer. 10:23(TB) ). Ada cara yang lebih baik, dan itulah cara Tuhan.
Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini.
Ulangan 8:18 (TB).
Tuhanlah yang memberi kita kekuatan untuk mendapatkan kekayaan. Perhatikan Dia tidak memberi kita kekayaan secara langsung. Dia memberi kita kekuatan, atau kemampuan, untuk mendapatkan kekayaan. Disadari atau tidak, Tuhan adalah sumber kemakmuran kita. Mungkin saja kita berkata, “Tapi saya bekerja untuk memperoleh uang ini. Tuhan tidak memberikan ini padaku. Saya yang mendapatkannya.”
Izinkan saya mengajukan pertanyaan ini:
Apa yang kita lakukan sehingga dilahirkan pada masa paling makmur dalam sejarah ini?
Kita bisa saja terlahir sebagai budak atau di negara yang tidak memiliki peluang ekonomi. Kita tidak memberikan kepada diri kita sendiri baik bakat mau pun kemampuan. Kita dapat mengembangkan bakat kita, tetapi masing-masing dari kita memiliki karunia yang diberikan kepada kita oleh Tuhan.
Kita tidak dapat mengembangkan apa yang tidak Tuhan berikan kepada kita.
Jika bahan kimia di otak kita sedikit berbeda, kita bisa menjadi sangat marah. Jika kita memiliki cacat yang melemahkan, kita tidak akan bisa bekerja. Jadi, sekali lagi saya katakan, disadari atau tidak, Tuhan adalah sumber kemakmuran kita.
Kemakmuran finansial bukanlah berarti Tuhan memberi kita uang; Dia memberi kita urapan yang memungkinkan kita menjadi makmur. Aset yang sesungguhnya bukanlah uang—bukan rumah, bukan mobil, bukan benda-benda fisik yang berwujud—melainkan urapan dari Tuhan untuk menghasilkan kekayaan. Aset yang sesungguhnya adalah nikmat Allah. Uang bukanlah kemakmuran; uang adalah produk sampingan dari kemakmuran. Banyak orang Kristen jatuh ke dalam perangkap untuk mengukur kemakmuran dengan jumlah barang yang mereka miliki. Menjadi makmur adalah mengandalkan Tuhan sebagai sumber Anda.
Ada orang yang makmur tanpa mempercayai Tuhan, tetapi biasanya ada harga yang harus dibayar, yang ‘menghancurkan’ hidup mereka (1 Timotius 6:9).
Mereka mengalami kesulitan, stres, bermasalah dalam perkawinannya, dan seterusnya (1 Timotius 6:10).
Mereka mungkin kaya, tetapi ada harga yang harus dikorbankan di bidang lainnya. Jika kita berhasil di jalan Tuhan, berkat Tuhan akan membuat kita kaya, dan tidak ada kesedihan yang akan ditambahkan padanya (Amsal 10:22).
Saya percaya bahwa langkah pertama menuju kemakmuran adalah mengakui bahwa kita adalah sekedar penatalayan bagi keuangan Tuhan. Ini membutuhkan perubahan pola pikir yang lebih besar daripada cara dunia memandang uang.
Dunia mendorong kita untuk menjadi pemilik dan bukan penatalayan. Tapi itu bukan terserah apa maunya kita dalam menentukan apa yang akan kita lakukan dengan uang yang ada di tangan kita. Tuhan telah mempercayakan keuangan pada kita sehingga kita sekarang mempercayai-Nya dengan cara mengelolanya sesuai kehendak-Nya. Kemudian Dia akan membuat kita beruntung. Saya tahu kedengarannya terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, tetapi memang begitu adanya.
Tuhan mempunyai rencana atas hidupmu. Mulailah dari posisi penatalayanan, dan biarkan Dia menjadi pemilik.
Maka kita akan diberkati, diberkati, dan diberkati.
Ketika Tuhan menjadi sumber kita, Dia akan menyediakan semua kebutuhan kita. Dan itu tidak akan sesuai dengan hukum ekonomi dunia ini, yang dilengkapi dengan semua depresi dan resesinya. Namun kebutuhan kita akan dipenuhi sesuai dengan ekonomi ala Tuhan. Itu dahsyat!
Filipi 4:19 mengatakan,
“Tetapi Allahku akan memenuhi segala kebutuhanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya oleh Kristus Yesus.”
Tuhan berkata Dia akan menyediakan semua yang kita butuhkan! Dan itu tidak sesuai dengan sistem dunia ini.
Ketika Tuhan menjadi sumber keuangan kita, maka kita tidak hanya memiliki kemakmuran supernatural tetapi juga kedamaian yang tidak dimiliki orang-orang di dunia.
Ketika orang memberi perpuluhan, banyak dari antara mereka merasa bahwa mereka memberi dari apa yang telah mereka peroleh. Lagi pula, merekalah yang bekerja untuk mendapatkan gaji. Tetapi segalanya akan berubah bagi mereka jika mereka melihat diri mereka sendiri sebagai penatalayan, sementara yang menangani sumber daya adalah Tuhan. Penatalayan adalah orang-orang yang melihat diri mereka bertanggung jawab atas apa yang telah Tuhan percayakan kepada mereka.
Mempercayai Tuhan dalam bidang keuangan adalah langkah kecil iman. Dan jika Anda tidak dapat mempercayai Dia dengan apa yang paling kecil, maka menurut apa yang Yesus katakan dalam Lukas 16, Dia tidak dapat mempercayai kita dengan kekayaan surgawi:
“Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.
Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya?”
Lukas 16:10-11 (TB).
Beberapa orang tidak disembuhkan karena mereka tidak pernah mengembangkan iman mereka di bidang keuangan. Jangan salah paham—saya tidak mengatakan bahwa kita dapat membeli kesembuhan Anda. Itu salah. Tetapi ada orang-orang yang tidak mengalami kesembuhan dimanifestasikan, karena mereka tidak pernah mempercayai Tuhan “dalam hal yang terkecil” (Lukas 16:10).
Itu mungkin tidak berlaku dalam setiap kasus, tetapi sering kali menjadi masalah. Inilah tempat awal. Kita tidak dapat melewatkan hal ini.
Jika kita memahami pengelolaan keuangan dengan benar, itu akan memungkinkan kita menjadi berkat bagi orang lain.
Dan seperti yang dikatakan 2 Korintus 9:8 (TB).
“Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.”
Alasan Tuhan melimpahkan kasih karunia kepada kita, agar kita berkerlimpahan—memberi—untuk setiap pekerjaan baik. Motif sebenarnya di balik keuangan bukanlah untuk mendapatkan—melainkan untuk memberi.
Ini adalah titik kritis.
Banyak orang yang menolak pengajaran tentang kemakmuran Alkitabiah melakukannya karena mereka melihatnya sebagai egois atau serakah. Mereka berkata, “Saya sudah cukup. Saya mungkin tidak kaya, tetapi saya memiliki atap di atas kepala saya dan kebutuhan dasar saya terpenuhi. Saya tidak ingin atau membutuhkan lagi.” Tapi itulah sikap egois.
Jika kita memiliki semua yang kita butuhkan, percayalah lebih banyak lagi kepada Tuhan sehingga kita dapat membantu orang lain. Pikiran yang mengatakan “Saya sudah cukup—lupakan orang lain” adalah sikap yang benar-benar egois.
Kita perlu makmur, bukan agar kita dapat memiliki lebih banyak, tetapi agar kita dapat menjadi berkat yang lebih besar.
Tuhan memberi tahu Abram bahwa Allah akan memberkati dia dan menjadikannya berkat (Kejadian 12:2).
Kita tidak dapat memberikan apa yang tidak kita miliki.
Abram tidak bisa menjadi berkat bagi orang lain sampai dia diberkati.
Demikian juga, Anda dan saya tidak dapat memenuhi tujuan Tuhan bagi hidup kita tanpa menerima kemakmuran-Nya. Kerajaan Allah tidak dapat maju tanpa umat Allah menjadi makmur. Kita membutuhkan pewahyuan ini. Kita perlu tahu bagaimana memakmurkan jalan Tuhan.
Saya telah dipanggil oleh Tuhan untuk mendirikan Charis Bible College, yang akan mengubah kehidupan puluhan ribu orang yang, pada gilirannya, akan mempengaruhi tubuh Kristus di seluruh dunia. Ini sesuatu yang besar, dan diperlukan banyak uang untuk mencapainya. Saya berdoa agar Anda, rekan-rekan saya, akan mengizinkan Tuhan untuk mencapai kepuasan-Nya terhadap Anda dengan cara memakmurkan Anda dengan setiap pekerjaan yang baik (Mazmur 35:27).
[Repost : “Financial Stewardship”, – Andrew Wommack, diterjemahkan oleh Yenny Indra].
YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN
Klik:
https://mpoin.com/