Monthly Archives: Nov 2021

Articles

“Jenis Kasih Tuhan dalam Pernikahan.”

Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra

Jenis Kasih Tuhan dalam Pernikahan.”

Sangat sedikit hal-hal di dunia saat ini, yang dulu pernah menjadi bagian dari rencana Allah yang sempurna bagi umat manusia. Sistem pemerintahan yang rumit, dengan semua pengawasan dan keseimbangan serta hukumnya, tidak akan diperlukan jika bukan karena korupsi yang dihasilkan oleh dosa. Sistem moneter, dengan semua pembelian dan penjualan, tidak akan diperlukan di dunia tanpa dosa, dimana setiap orang memperlakukan orang lain seperti mereka ingin diperlakukan. Dan berbagai hal lainnya yang dianggap institusi dalam masyarakat kita saat ini, sesungguhnya tidak pernah dimaksudkan oleh Tuhan. Ini semua diadakan hanya sebagai cara untuk mencoba mengatasi dan mengendalikan penyimpangan yang masuk ke dunia melalui dosa.

Tetapi ada satu hal yang Tuhan tetapkan ketika manusia masih dalam kondisi tidak berdosa dan mengatakan bahwa tidak baik bagi manusia untuk seorang diri saja adalah pernikahan.
Kejadian 2:18 (TB). TUHAN Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.”

Seorang pria sempurna yang tidak memiliki tekanan atau masalah, seperti yang kita ketahui hari ini pun, masih belum lengkap tanpa pasangan. Dan bukan Adam yang mendekati Tuhan sehubungan dengan situasi ini dan meminta pendamping. Adam tidak tahu apa yang dia lewatkan! Tuhanlah yang berinisiatif memulai semuanya, karena Pernikahan adalah rencana-Nya yang sempurna.
Semua ini menekankan betapa Pernikahan seharusnya menempati prioritas tinggi dalam kehidupan kita. Namun, biasanya Pernikahan tidak menempati posisi sepenting itu.

Bahkan orang Kristen saat ini, hanya melakukan sangat sedikit usaha dalam Pernikahannya, oleh karena itu, kita hanya mendapatkan sangat sedikit manfaat pula dalam Pernikahan. Kita telah memiliki visi, apa saja berkat yang Tuhan maksudkan untuk Pernikahan, namun semua itu menjadi kurang diminati, akibat banyaknya contoh Pernikahan yang menyedihkan, yang terjadi di sekitar kita hari-hari ini.

2 Korintus 10:12 (TB) mengatakan: “Memang kami tidak berani menggolongkan diri kepada atau membandingkan diri dengan orang-orang tertentu yang memujikan diri sendiri. Mereka mengukur dirinya dengan ukuran mereka sendiri dan membandingkan dirinya dengan diri mereka sendiri. Alangkah bodohnya mereka!”

Inilah yang telah terjadi selama bertahun-tahun. Kebanyakan pasangan tidak tahu apa yang Tuhan maksudkan dengan Pernikahan, jadi mereka menerima hubungan di bawah standar yang sama, yang mereka lihat telah dialami orang lain. Mereka berpikir konflik hanyalah bagian normal Pernikahan; dan pasangan yang hanya hidup berdampingan tanpa pertempuran lahiriah, dianggap sebagai pasangan yang ideal, meski pun pasangan itu mungkin mengalami perang dingin yang berkecamuk. Bagaimana pun, semua orang mengalami masalah dengan Pernikahan mereka hari ini.

Yah, saya dengan senang hati mengumumkan bahwa tidak semua orang mengalami masalah dengan Pernikahan mereka pada hari ini! Tuhan bergerak dengan kuat di area ini, dan terlepas dari apa yang dialami oleh pasangan lain di seluruh dunia, orang Kristen dapat memiliki yang terbaik dari Tuhan di dalam rumah tangga mereka. Tuhan menetapkan Pernikahan, jadi Dia pasti tahu bagaimana membuatnya bekerja dengan benar. Satu-satunya alasan dua dari tiga Pernikahan di Amerika berakhir dengan perceraian adalah karena orang-orang yang terlibat di dalamnya, tidak mengikuti petunjuk yang Tuhan berikan tentang Pernikahan. Sesederhana itu. Solusinya tidak mudah, tetapi sesederhana itu.

Apa yang Tuhan katakan tentang pernikahan?
Dari Efesus 5:22-23 (TB). “Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh; kita mendapatkan cukup banyak petunjuk.”

Artikel ini tidak memberikan ruang yang cukup bagi kita untuk membahas semua hal yang disampaikan kitab suci ini tentang Pernikahan, tetapi tentu saja satu prinsip yang terjalin di antara semuanya adalah kasih: jenis kasih Tuhan.
Penting bagi kita untuk menyadari bahwa — lembaga Pernikahan Tuhan hanya akan bekerja dengan jenis kasihnya Tuhan.–

Dalam menasihati ratusan pasangan, saya telah menemukan bahwa banyak orang Kristen, bahkan mereka yang telah dibaptis oleh Roh Kudus, masih melayani satu sama lain dengan kasih duniawi yang sama seperti sebelum mereka menjadi orang Kristen. Dalam banyak kasus, awalnya mereka mulai menerapkan kasih Tuhan kepada saudara dan saudari seiman di dalam tubuh Kristus dan mengembangkan sikap “terbeban bagi yang terhilang”, namun sulit menerapkan cara yang serupa, dalam hubungan dengan pasangan mereka. Jenis kasih Tuhan ini juga harus diterapkan dalam Pernikahan kita.

Salah satu perbedaan yang paling mencolok bagi saya antara kasih dunia dan jenis kasih Tuhan adalah, kita dapat mengajar diri kita sendiri untuk beroperasi di dalam kasih Tuhan.
Titus 2:4, mengatakan bahwa wanita yang lebih tua harus mengajar wanita yang lebih muda “untuk mengasihi suami mereka, untuk mengasihi anak-anak mereka.”
Kasih duniawi sepenuhnya dimotivasi oleh emosi atau indera, tetapi kasih Tuhan datang dari hati, meski perasaan pasti terpengaruh, mereka tidak memotivasi atau menghalangi kasih Tuhan.

Cinta duniawi digambarkan oleh seorang anak laki-laki telanjang, kecil, gemuk yang berkeliling menembaki orang-orang dengan panah untuk menyebabkan mereka “jatuh” cinta atau “mabuk” karena cinta. Itu sama sekali bukan cinta sejati.

Kasih Tuhan tetap sama kemarin, hari ini, dan selamanya. Begitulah Tuhan (Ibrani 13:8) dan Tuhan adalah kasih (1 Yohanes 4:8). Orang yang mengasihi satu menit, kemudian suasana hatinya berubah dan mereka bertindak sebaliknya pada menit berikutnya, sama sekali tidak beroperasi dalam kasih Tuhan. Mungkin saja kita ingin bereaksi dengan kemarahan, tetapi kita bisa memilih untuk bertindak dalam kasih.

Banyak orang bingung tentang hal ini dan berpikir, saya tidak bisa bertindak mengasihi mereka, jika saya tidak merasakannya. Oh, kita bisa!
Firman Tuhan memberitahu kita untuk mengasihi bahkan pada musuh kita (Maius. 5:44). Ini sebuah perintah.
Dia tidak mengatakan, untuk melakukannya jika kita menginginkannya. Jika kita memilih melakukan apa yang Tuhan perintahkan, perasaan kita akan mengikuti.
Kita dapat mengajar diri kita sendiri untuk mengasihi dengan jenis kasihnya Tuhan.

Seseorang yang benar-benar lahir baru, ingin melakukan apa yang Tuhan katakan walau pun dia tidak selalu merasa ingin melakukannya. Perasaan kita telah dirusak oleh kehidupan lama, sebelum kita datang kepada Kristus. Sekarang kita berada didalam Kristus, kita memiliki janji-Nya bahwa roh kita telah diubahkan secara total (2 Korintus. 5:17) dan menjadi seperti Dia.
Galatia 5:22 mengatakan, kasih adalah bagian dari buah Roh. Ini secara khusus berbicara tentang Roh Kudus; manusia baru kita lahir dari Roh, jadi sungguh benarlah kasih Tuhan telah dicurahkan ke dalam roh kita juga. Kita memang memiliki kasih Tuhan dalam diri manusia baru kita. Namun, perasaan kita tidak secara otomatis berubah. Perasaan kita akan terus bertindak, sebagaimana kita diajar untuk bertindak, hingga kita menaklukkannya dan membawanya di bawah kendali manusia roh kita. Tidaklah munafik untuk bertindak dalam kasih, meski kita tidak merasakannya. Justru sungguh munafik untuk bertindak berdasarkan apa yang kita rasakan, alih-alih bertindak sesuai dengan siapa kita sebenarnya di dalam Kristus Yesus.

—Jenis kasih Tuhan adalah pilihan yang kita ambil, berdasarkan apa yang Tuhan katakan, dan kemudian bertindak dengan iman sampai menjadi kenyataan dalam roh, jiwa, dan tubuh kita.—

Jika kita dapat menerima kebenaran dasar tentang kasih Tuhan ini, maka kita dapat mulai konsisten dalam mengasihi pasangan kita, —karena kasih kita didasari pada pilihan yang telah kita putuskan, bukannya berdasarkan apa yang mereka lakukan.—
Inilah akar penyebab dari hampir semua perselisihan di dalam pernikahan. Semuanya baik-baik saja sampai salah satu pasangan melakukan kesalahan pada yang lain, dan terjadilah pertengkaran.
Tidakkah kita senang, karena Tuhan tidak memperlakukan kita seperti itu?
Roma 5:8 mengatakan, “Allah menyatakan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” Puji Tuhan!
—Kasih Tuhan tidak didasarkan pada apa yang telah kita lakukan untuk-Nya atau apa yang pantas kita terima, tetapi pada pilihan-Nya untuk mengasihi kita. Itulah yang terjadi secara lengkap!—
Kita tidak melakukan apa pun untuk mendapatkan kasih Tuhan. Dia yang memilih untuk memberikannya. Kita dapat memilih untuk menerima kasih semacam itu dan kemudian memberikannya kepada orang lain dengan cara yang sama.

Cara lain untuk mengatakannya, bahwa kasih Tuhan tidak bersyarat. Yesus tidak menunggu sampai kita layak atau telah bertobat sebelum Dia menyerahkan diri-Nya untuk menebus dosa-dosa kita. Dia memberikan diri-Nya bagi kita ketika kita masih berdosa dan hidup dalam pemberontakan melawan Dia (Roma 5:8). Kasih yang sama diperluas hingga menjangkau Hitler, sama seperti kasihnya kepada kita. Perbedaannya terletak pada penerimaan atau penolakan kita terhadapnya, bukan pada tawaran kasih-Nya. Kasih Tuhan tidak bersyarat.

Kita harus menerapkan kasih Tuhan yang tak bersyarat ini dalam Pernikahan kita. Jika tinggal bersama seseorang dalam jangka waktu yang lama, kita akan menemukan kesalahan mereka. Jika kasih kita bersyarat, maka kita akan mulai memberi mereka apa yang pantas mereka dapatkan, yaitu masalah. Dan kita pun yakin, ketika melakukan kesalahan, kita akan menuai apa yang telah kita tabur.

Saya dulu bekerja di ruangan gelap di studio fotografi. Kami bercanda tentang wanita-wanita ini yang akan datang untuk melihat bukti dalam foto mereka, lalu melontarkan komentar tentang betapa buruknya foto mereka. Mereka akan berkata, “Gambar ini tidak menggambarkan saya yang sesungguhnya!” Jawaban kami adalah, “Nyonya, Anda tidak membutuhkan penghakiman, Anda membutuhkan belas kasihan.”

Begitu juga di dalam pernikahan.
Pasangan kita, yang melihat kita dalam keadaan terburuk, harus memberi kita belas kasihan, bukan penghakiman. Kegagalan di bidang inilah akar dari sebagian besar masalah pernikahan. Banyak pasangan benar-benar menggunakan kasih yang bersyarat sebagai senjata untuk menekan dan memotivasi pasangan mereka untuk melakukan sesuatu.
Itu akan menghancurkan Pernikahan.

Jika alasan yang membuat pasangan kita tetap bertahan adalah ketakutan karena kita meledak marah jika mereka mengacau, maka kita menyiksanya.
Itulah yang dikatakan 1 Yohanes 4:18, “Ketakutan mendatangkan siksaan.”
Kita mungkin melihat beberapa hasil melalui metode itu, tetapi itu adalah fakta, bahwa kita sedang membangun kebencian serta penolakan di dalamnya, dan cepat atau lambat, itu akan meledak.

Kasih Tuhan tidak bersyarat.

[Repost : “God’s Kind of Love in Marriage”, – Andrew Wommack, diterjemahkan oleh Yenny Indra].

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

Klik:
https://mpoin.com/

gospeltruth’scakes

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles

Cermin & Saya: Lho Apa Hubungannya?

https://mpoin.com/

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Cermin & Saya: Lho Apa Hubungannya?

Hati-hati lho ya kalo beli Cermin sekarang!!!

KUALITAS CERMIN SEKARANG MUTUNYA JELEK BANGET

Menurutku dari semua barang produksi sekarang, mutunya yang paling jelek adalah kaca cermin.

Kalo kaca cermin tahun 1970, 1980 dulu, sangat bagus buat ngaca… Aku ngaca, kelihatan Muda, Ganteng, Menawan & Menarik.

Tapi cermin-cermin keluaran sekarang, sungguh gak bermutu, kualitasnya rendah… terbukti setiap aku ngaca, kelihatan Keriput… Tua… dan Peot… Seperti kakek-kakek.


Ah… Dasar P. Mindi, nama panggilan P. Mindiarto Djugorahardjo… 🙂 🙂 🙂

Kita tertawa terbahak-bahak, lucu… 🙂
Tetapi sesungguhnya, itu yang sering kita lakukan: menyalahkan cermin, tidak sadar bahwa apa yang ada di cermin ya memang seperti itulah diri kita.
Sudah menjadi kebiasaan, foto di edit. Biar kelihatan langsing dan muda. Senaaang…
Ssst… Termasuk saya… Wkwkwk 🙂

Saat masalah terjadi, langsung jari kita menuding orang lain. Seluruh dunia boleh salah, asal jangan saya!.

“Nanti dulu, ada alasannya mengapa saya berbuat begitu…,” begitulah yang umum dilontarkan.
Tersinggung ketika kebenaran disodorkan, meski pun memang itu faktanya.

Ternyata itu memang ciri khas manusia yang sudah jatuh dalam dosa. Tidak hanya terjadi sekarang, tetapi sudah sejak jaman Adam dan Hawa.
Adam sudah diberitahu Tuhan, jangan makan buah pohon pengetahuan baik dan jahat, pada saat makan, kamu akan mati. Manusia diberi free will, kehendak bebas.

Tetapi saat ditanya Tuhan, Adam menjawab, “Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.”

Padahal saat Hawa memberikan buahnya, Adam memang memilih ikut memakannya. Kan Adam punya free will juga.
Menyalahkan orang lain adalah ciri khas orang-orang yang hidup di dunia yang sudah jatuh dalam dosa.


” Some people create their own storms then get upset when it rains… Beberapa orang menciptakan badai mereka sendiri, lalu marah saat hujan turun…”, ujar Crefo Dollar, “Other’s don’t understand just how pervasive the effects of Sin are! Yang lainnya tidak mengerti betapa luas dampak dosa yang dilakukannya.”

Lucunya lagi, tidak sedikit yang dengan sadar melakukan sesuatu, lalu menyalahkan Tuhan saat badai itu menerpa. Mereka lupa, bahwa setiap perbuatan, ada konsekuensinya. Apa yang ditabur, itu yang dituai.

Tidak ingat Tuhan ketika berbuat dosa, tetapi marah pada Tuhan saat buah dosa itu menyulitkan hidupnya.

Mungkin di surga Tuhan tepok jidat, “Salahku opo Jal? Salah-Ku apa coba? Koq jadi Aku yang kena getahnya?”


Dan penyelesaian masalahnya, sesungguhnya very simple. Dimulai dengan keberanian untuk bertanggung jawab, tanpa menuding ke kanan dan ke kiri.
Itulah yang disebut sebagai momen pertobatan.

“Tuhan, ini salahku! Aku butuh pertolongan-Mu…”

Teringat akan kisah yang diceritakan oleh guru saya, Rick McFarland.

Pada suatu ketika, 5 orang anak asyik berenang di laut. Cuaca cerah dan pemandangan pun sangat indah. Mereka sangat menikmatinya sambil bermain riang, lalu tiba-tiba seorang anak terseret dan nyaris tenggelam.
Teman-temannya segera berenang ke tepian, mencari penjaga pantai dan minta pertolongannya.
Sang penjaga pantai segera melihat ke laut… Nampak anak itu berjuang keras menyelamatkan diri.
Sang penjaga pantai bergeming.

“Mengapa Anda tidak segera menolongnya?”
Penjaga pantai tetap diam, namun matanya terus menatap ke laut.

Nampak si anak makin kuat berusaha lepas dari jeratan air sambil berteriak minta pertolongan.

“Cepatlah, tolong dia …”, Teriak orang-orang yang melihatnya dengan hati miris. Teman-teman anak ini kebingungan tetapi mereka merasa tidak mampu menolong juga.

Penjaga pantai diam seribu bahasa. Matanya dengan konsentrasi penuh melihat ke laut.
Nampak anak itu makin lemah…. Kehabisan tenaga.
Begitu si anak nyaris tenggelam, sang penjaga pantai segera melompat, menangkap anak itu dan membawanya ke tepi pantai lalu memberikan pernafasan buatan serta menolongnya.

“Mengapa engkau membiarkan anak ini nyaris mati baru engkau menolongnya?”

“Selama anak ini masih memberontak, berusaha dengan kekuatannya sendiri untuk menyelamatkan diri, maka saya tidak bisa menolongnya. Saya sudah berpengalaman puluhan tahun. Justru saya bisa kehabisan tenaga, hanya untuk mengatasi pemberontakan anak ini. Berbahaya baik untuk anak ini, mau pun saya. Saat sang anak sudah menyerah, barulah saya bisa menolongnya. “

Banyak orang yang ingin mendapatkan pertolongan dari Tuhan, tetapi mereka masih sibuk memberontak, melawan, menuding kanan kiri. Alasan ini itu untuk mengurangi kadar kesalahannya dan menutupi rasa malunya. Ketika emosi yang mendominasi, justru makin banyak hal-hal yang seharusnya tidak perlu dilakukan, tetapi ditindaklanjuti. Kesalahan makin banyak, melebar ke sana ke mari.
Masalah yang sesungguhnya cukup kecil dan masih bisa diselesaikan sesaat, ketika melebar, menjadi tidak memungkinankan untuk dibereskan lagi.
Tumpukan kesalahan yang tumpang tindih.

Tuhan ‘berkata’, seperti sang penjaga pantai, “Sampai kamu menyerah, barulah Aku dapat menolongmu…”

Lelah menanti doa belum juga terjawab?
Mungkin ini saat yang tepat untuk menyerah, bertobat dan berhenti ingin mengatur Tuhan.
Serahkan masalah kita kepada Tuhan, tunduk, taat dan ikuti cara-Nya, bukan memaksa-Nya mengikuti cara kita.

“God can do in a split second what might otherwise take you many years. -Tuhan dapat melakukan dalam sepersekian detik mengubah sesuatu, yang secara normal mungkin membutuhkan waktu bertahun-tahun.” quotes Joel Osteen terngiang-ngiang di telinga saya.

Daripada jungkir balik terlalu lama menderita, pikir-pikir lebih mudah menyerahkan permasalahan kepada Tuhan, Ahlinya. Tuhan tahu jalan terpendek, tercepat dan terbaik untuk menyelesaikan masalah saya.
Syaratnya, hanya bersedia menyerah dan mengakui saya ini salah, gak mampu, gak bisa apa-apa tanpa Dia.

Kalau harus mengaku salah dan minta maaf kepada orang lain, ya sudah lakukan.
Gengsi?
Walah… Gengsi sekarang dijual seribu tiga biji, goda teman saya. 🙂 🙂 🙂

Lebih enteng klo salah ya ngaku salah, gak usah banyak alasan. Tidak ada orang yang steril dari kesalahan.
Pasrah ‘bongkokan’ alias pasrah sepenuh hati pada Tuhan dan maunya Tuhan.

Firman Tuhan itu cermin, yang membuat kita sadar, Sudahkah kita hidup sesuai dengan standar-Nya?
Berhenti menyalahkan cermin!

Saya pun memilih bertobat dan berserah kepada Tuhan.
Bagaimana dengan Anda?

Unhappiness does not come from the way things are, but from the difference between how things are and how we think they should be – Crefo. A. Dollar.

Ketidakbahagiaan tercipta bukan disebabkan keadaan itu apa adanya, tetapi karena perbedaan antara keadaan yang ada dengan bagaimana keadaan itu seharusnya menurut pemikiran kita – Crefo. A.Dolar.

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

https://mpoin.com/

SeruputKopiCantik

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles

“Beberapa pemikiran tentang penyembuhan.”

Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra

Beberapa pemikiran tentang penyembuhan.”

Kita tahu bahwa kesembuhan tersedia bagi seluruh umat manusia seperti halnya pengampunan dosa mau pun keselamatan. Segala sesuatu yang berhubungan dengan penebusan, tersedia dan diterima melalui iman.
Dalam pengalaman saya sendiri, saya mengerti bahwa iman bukanlah apa yang saya ketahui tentang penebusan. Pengetahuan bukanlah iman. Iman bukanlah sekedar pikiran. Di sinilah banyak orang menjadi bingung dan putus asa. Mereka mengetahui Firman dan mereka “percaya” dengan pikiran mereka. Tetapi iman berasal dari hati (Roma 10:10), bukan di kepala. Iman adalah hal rohani, bukan pikiran.

Ada saatnya dimana saya disembuhkan secara instan atau sangat cepat karena Firman telah dihidupkan dalam hati saya, namun ada saat-saat pula dimana saya harus bergumul karena saya mencoba untuk “meningkatkan iman” di dalam kepala saya.
Penyembuhan bukanlah soal kehendak Tuhan lagi tetapi hanya masalah “menyambungkan” pada apa yang sesungguhnya sudah tersedia. (note: ibarat tinggal mencolokkan steker pada sumber listrik)
Sebagian besar dari kita terbentur dan kehilangan petunjuk di bagian ini.
Banyak yang bertanya, “Mengapa Tuhan tidak menyembuhkan saya?” kemudian responnya menunjukkan ternyata mereka tidak memahami tentang penebusan atau iman. Tuhan sudah menyediakan kesembuhan bagi semua orang. Oleh sebab itu, Dia tidak bertanggung jawab atas kesembuhan kita lagi. Kitalah yang harus melakukan bagian kita.

Ada kalanya iman pribadi dapat menyembuhkan kita, namun ada saatnya pula, kita membutuhkan iman orang lain dalam tubuh Kristus. Saya telah belajar, ketika iman saya lemah, maka saya dapat meminta orang lain untuk bangkit dan berdiri dalam iman untuk saya. Kita melihat contoh ketika empat pria membawa teman mereka di atas tandu dan menurunkannya melalui atap, sang perwira yang beriman untuk pelayannya, dan wanita bukan Yahudi yang beriman atas nama putrinya. Ini bukan tentang menemukan orang yang merasa kasihan dan mengungkapkan “pemikiran serta doa” mereka menyertai kita. Melainkan menemukan mereka yang sungguh-sungguh tergerak ingin melihat kita sembuh, apa pun yang terjadi.
Saya pikir kita kehilangan banyak kesempatan memperoleh kesembuhan karena mengabaikan kuasa penyembuhan di dalam tubuh Kristus.

Teruslah mendengarkan Tuhan untuk diri Anda sendiri, namun jangan mengabaikan agar orang lain yang benar-benar mendukung Anda. Jika Anda dekat dengan seseorang yang sedang berjuang untuk meraih kesembuhan, lihatlah diri Anda sebagai sarana kesembuhan. Bergeraklah untuk mereka dan gunakan iman Anda atas nama mereka.

[Repost : “Some thoughts about healing”, – Barry Bennett, diterjemahkan oleh Yenny Indra].

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

Klik:
https://mpoin.com/

gospeltruth’scakes

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles

Benarkah Bisa Sukses Bisnis Dengan Cara Rohani? Gak Percaya? Ini Buktinya!

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Benarkah Bisa Sukses Bisnis Dengan Cara Rohani? Gak Percaya? Ini Buktinya!

Sejak dulu, klo belajar sesuatu dan merasakan manfaatnya, saya ingin orang lain juga merasakan manfaat dan berkat yang sama, seperti yang saya alami. Karena itu saya hobi bagi-bagi buku, menulis Seruput Kopi Cantik dsb.
“Ini lho… Aku sudah merasakan hasilnya. Percayalah,” rasanya ingin pengumuman seperti itu.
Tapi ternyata gak mudah…
Justru orang-orang terdekat, yang paling sulit percaya.

“Mana mungkin belajar firman Tuhan koq bisa bisnis maju? Gak masuk akal. Seperti sudah tidak menginjak bumi saja.”, kata mereka, “Yang betul itu ikut seminar bisnisnya Bla.. Bla.. Bla… Yang sudah berkaliber international. Bukunya saja dapat Bintang 5 di Amazon. Ini jaman internet, bukan jaman mesin ketik”

“Kalau kita mengutamakan Tuhan, maka Tuhan yang akan buka pintu, kirim orang-orang yang kita butuhkan dan dengan cara-Nya, berkat itu akan mengalir…” kata saya.

“Buktinya mana????”


Seorang sahabat yang saya kenal di sosmed, P. Irsan, namanya dari Binjai, Sumatra Utara, bersaksi dan sangat menguatkan. Beliau satu-satunya sohib yang paling unik. Memanggil saya dengan sebutan Sucouw (nenek guru alias gurunya guru), panggilan ala dunia persilatan Kangouw….
Siapa yang suka baca cerita silat?
Tunjuk jari..
Nach pasti familiar dengan istilah ini.

“Saya mau kesaksian nih …. Tahun lalu sekitar bulan Maret/April, covid melanda. Udah ampun aku…., kredit macet, udah gak tahan, udah mau meledak.
Mau minta tolong ke mana, semua kawan susah, gak ngerti lagi mau gimana?

Ada kawan di Batam, tapi hubungan 15 tahun ini gak pernah di warnai pinjam meminjam maka gak berani buka suara juga.
Ada teman lain, Amin namanya, pernah meminjamkan uang tapi tidak mau dikembalikan.
“Pakai dulu saja…”
Jadi gak berani juga mau pinjam lagi. Malu hati.

Anak-anak udah minum teh manis sebagai pengganti susu. Ekonomi udah hancur pokoknya.  Makan bisa hemat, kredit gak bisa tunda. Di relaksasi kenyataannya cuma diperpanjang jadwal pembayarannya.
Tiba-tiba jumpa renungan Seruput Kopi Cantik, kok sepertinya bicara personal. Makanya ada dorongan pengen kenalan langsung, ini siapa orang hebat yg bisa tulis renungan gitu.
Rohnya sama gitu, ibarat vitamin, saya perlu support dari Tuhan. Roh ketakutan membuat saya tak bisa lagi melihat Tuhan lagi,”
P. Irsan menjelaskan.
“Seiring waktu, Tuhan kasi ketenangan, daya tahan, keuletan, kesabaran, dan jalan keluar sehingga bisa melewati tahun lalu yang berat.
Ketika tak ada tangan yang mau menolong, Tangan Tuhan yang langsung terulur menolong kami.
Sekarang bisnisku mulai pulih.
Anak-anak boleh makan enak tiap hari. Mau roti yang harga 5 RB atau 20 RB  pun ok.  Kalo bukan dari Tuhan, siapa yang mau tolong?


Awalnya saya kirim buku, ternyata dilahap habis. Cari buku lagi, hingga baca sekitar 10 buku.
Ini langka. Orang Indonesia konon kurang suka membaca buku.

Lalu P. Irsan join Sekolah Charis koresponden. Saya berpesan, setiap belajar video pelajaran guru-guru Charis, saya minta dikirimi prinsip atau pewahyuan yang didapat.
Dan P. Irsan betul-betul murid teladan. Setiap pagi saya terima quotes dari beliau dan saya tidak sekedar diingatkan pelajaran lalu, tetapi sangat.. sangat diberkati.

“Sucouw, tolong tanyakan Bu Angeline… Siapa pemegang rekor lulus program koresponden tercepat di Sekolah Charis Indonesia?” pinta P. Irsan. Dia ingin memecahkan rekor itu.

“YennyIndra,” jawab Bu Angeline.

P. Irsan tidak enak hati.
“Janganlah… klo mengalahkan Sucouw.”

“P. Irsan, pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang bisa menghasilkan pemimpin yang lebih baik daripada dirinya. Kalau P. Irsan bisa memecahkan rekor saya, artinya saya seorang pemimpin yang sukses. Pencapaian P. Irsan, itu piala saya. “

“Oke kalau begitu”

Hebatnya P. Irsan, ketika seluruh keluarganya sakit, atau harus ke pesta di Medan dan pulang hingga tengah malam, (P. Irsan tinggal di Binjai), subuh tetap masuk chat WA quotes pelajaran.


“Apakah memang ada manfaatnya belajar firman setekun itu?,” tanya beberapa teman.

“Berkat Tuhan datang sebagai kejutan, seberapa banyak yg bisa di terima, tergantung seberapa besar hati kita mau percaya ! Saya diberkati melampaui harapan-harapan yang saya miliki, ini sungguh terbukti,” P. Irsan mengutip quotes Seruput Kopi Cantik, dalam chatnya.
“Sekedar info, sekitar 2 minggu sebelum pernikahan Chris (anak saya), Amin datang mengunjungi saya. Kami bercengkerama. Dia bertanya, usaha gimana,? Saya bilang bagus, stabil, cuan (untung) terus.
Kelihatannya dia entah ada apa gitu, seolah ada beban. Saya tawarkan pelunasan hutang, dia tetap gak mau.

Tepat hari pernikahan Chris, Amin datang, ambil pelunasan hutang. Lunas saya bayar. Sekarang gantian saya tawarkan pinjaman sebanyak yang pernah dia pinjamkan kepada saya…
Pas dengan renungan hari ini.
Saya diberkati melampaui harapan-harapan yang saya miliki…, ” P. Irsan menceritakan dengan penuh ucapan syukur.

“Saya doakan Amin, sharing bagaimana caranya berkata kepada gunung persoalan. Kalau Tuhan menolong saya, Tuhan pasti menolong Amin juga.

Setahun lalu hidup dalam ketakutan, kecemasan, siapa sangka hari ini hidup saya diberkati melampaui harapan…
Dengar Sucouw beli tanah , tanganku agak gatal juga pengen investasi, ada tanah sekitar setengah hektar dekat ladangku mau dijual, ini masih di jajaki.
Setahun lalu kering kerontang, mana sangka hari ini adalah cash money, investasi kecil-kecilan bisalah… wkwkwk.. 🙂 “

There’s nothing God cannot change, and He can do a whole lot more than you can imagine! – Joyce Meyer.

Tidak ada yang tidak dapat diubah oleh Tuhan, dan Dia dapat melakukan jauh lebih banyak daripada yang dapat Anda bayangkan! – Joyce Meyer.


Wow… Saya terpukau.
Investasi setengah hektar, alias 5000 m2, itu gak kecil P. Irsan… Apalagi siap bayar cash. Mantap!

Sungguh saya diberkati dengan kesaksian P. Irsan. Ini buktinya, ketika seseorang mengutamakan Tuhan dan hidup selaras dengan hukum-hukum Tuhan maka penyediaan Tuhan secara supernatural pun tercipta.

Anugerah dan penyediaan Tuhan sudah tersedia lengkap di dalam roh kita, tetapi untuk menerimanya, kita harus belajar bekerja sama dengan hukum-hukum kerajaan Allah yang tertulis dalam firman-Nya dan memilih untuk melakukan segala sesuatunya dengan cara Allah. Bukan cara kita.
God’s Way, Not My Way…
Ikut cara Tuhan, bukan caranya Frank Sinatra…

Nach ini butuh ketaatan, iman serta penundukkan diri pada Tuhan sepenuh hati.
Pertanyaannya:
Bersediakah kita?

God does not lead His children around hardship, but leads them straight through hardship. But He leads! And amidst the hardship, He is nearer to them than ever before.”— Otto Dibelius

Tuhan tidak sekedar memimpin anak-anak-Nya melewati kesulitan, tetapi menuntun mereka langsung mengatasi kesulitan. Dia memimpin! Dan di tengah kesulitan ini, Dia lebih dekat kepada mereka daripada sebelumnya.”— Otto Dibelius

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

https://mpoin.com/

SeruputKopiCantik

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles

Doa Sudah Lama Belum Juga Terjawab? Mungkin Ini Penyebabnya!

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Doa Sudah Lama Belum Juga Terjawab? Mungkin Ini Penyebabnya!

Alkisah Hiduplah Raja Ahab yang kaya raya dan istrinya Izebel, yang dominan, seorang penyembah berhala.
Mereka tidak takut akan Tuhan.
Pada suatu hari, datanglah Elia. Dia diutus Tuhan untuk menyampaikan kabar yang tidak menyenangkan kepada sang raja.

“Sesungguhnya, tidak akan ada embun atau hujan yang turun pada tahun-tahun ini, hingga kukatakan.”

Sungguh bencana yang mengerikan akan terjadi. Elia mengambil resiko besar untuk menyampaikan hal ini. Bisa saja raja marah dan membunuhnya.

Tuhan tidak menjanjikan apa pun pada Elia, sampai dia menaati perintah-Nya, menyampaikan berita kekeringan kepada raja Ahab.
Lalu Tuhan memerintahkan Elia,
“Pergilah dari sini, berjalanlah ke timur dan bersembunyilah di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan. Engkau dapat minum dari sungai itu, dan burung-burung gagak telah Kuperintahkan untuk memberi makan engkau di sana.”

Tuhan Mengirimkan burung gagak terlebih dahulu, agar Elia tahu di mana persediaan itu disiapkan.
Terbukti, setiap pagi dan petang burung-burung gagak membawa roti dan daging kepadanya, dan ia minum dari sungai itu.

Di Sana, tempat yang tepat yang ditentukan Tuhanlah, di mana penyediaan Tuhan tersedia.
Artinya, kita harus mengikuti tepat seperti apa yang Tuhan kehendaki.

Perhatikan, persediaan TIDAK mendatangi Elia di mana dia BERADA saat itu. Elia yang harus Taat mengikuti arahan Tuhan, melangkah, dan di sana, apa yang dibutuhkan sudah disiapkan.
Bukan separuh taat lalu di mixed dengan cara kita, 100% cara Tuhan. Tunduk, taat sepenuh hati.

Andrew Womack menekankan, sebelum kita menaati perintah Tuhan, penyediaan TIDAK ditemukan. Persediaan ada DI SANA.

Sungguh luar biasa bagaimana burung gagak rutin membawakan roti untuk makanan Elia, pagi dan petang, lalu dia minum dari air di Sungai Kerit.
Secara akal mustahil, tetapi bagi Allah tidak ada yang mustahil.
Tetapi perintah untuk bersembunyi muncul, SETELAH Elia menaati dulu perintah mengabarkan kekeringan pada Ahab.

Saya merenung.
Acapkali saya tidak juga mendapat jawaban doa, meski sudah meminta hingga jungkir balik.
“Mengapa Tuhan, Engkau tidak menjawab doaku?”

Yang tidak saya sadari, sesungguhnya Tuhan sudah memerintahkan saya untuk mengambil langkah pertama, – seperti kasus Elia, menyampaikan berita kekeringan-, tetapi saya terlalu takut pada resikonya.
Saya diam di tempat.
Tuhan pun menunggu… Hingga saya bergerak menaati-Nya, barulah arahan berikutnya datang.

Ini rumus saat berhubungan dengan Tuhan.
Dia tidak akan menjelaskan apa yang akan terjadi A hingga Z di awal. Otak kita yang sebesar kacang, tidak akan memahaminya.
Kita harus mengikuti-Nya langkah demi langkah.
Dan setiap langkah merupakan suatu mukjizat, peningkatan serta pengenalan kita kepada Allah meningkat.

” Tetapi Bu Yenny, saya tidak mendapat perintah apa pun dari Tuhan…”

Jika saja kita sungguh-sungguh mencari Dia melalui doa, firman dan perenungan akan Firman-Nya, tentu kita akan mendengar suara-Nya.
Dia Allah, Dia akan membuat kita mengerti dengan cara-Nya yang unik dan spesial untuk masing-masing kita.
Masalahnya, kerap kita tidak fokus, terlalu memperhatikan suara-suara di sekitar kita dan lebih mempercayai pendapat-pendapat orang-orang yang kita anggap ‘penting, hebat dan keren’ sehingga mengabaikan suara-Nya.

Dari pengalaman saya pribadi, setiap kali salah mengambil keputusan atau tertipu, sesungguhnya hati nurani sudah memberi insting, ini gak benar. Tidak damai.
Tetapi logika menepis ya dengan berbagai alasan.
“Untungnya gede lho… Kapan lagi?”
“Ini pendapat pakar yang berpengalaman… Gak mungkin salah.”
Dsb.
Insting, perasaan tidak sejahtera itulah suara Tuhan yang berusaha memandu kita.

Itulah sebabnya sekarang saya berprinsip, kalau ragu-ragu, lebih baik tidak.
Kalau tidak ada damai sejahtera, tunda dulu. Tanya lagi pada Tuhan sampai benar-benar yakin bahwa ini memang kehendak-Nya. Menghindari ribuan masalah yang tidak perlu.


Tetapi sesudah beberapa waktu, sungai itu menjadi kering, sebab hujan tiada turun di negeri itu.
Maka datanglah perintah TUHAN kepada Elia:
“Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan.”

Elia tetap berada di Sungai Kerit, melakukan tugas hariannya. Hidup normal, hingga muncul perintah berikutnya. Namun Elia terus membangun hubungan yang dekat dengan Tuhan dengan sikap awas serta waspada.
Sehingga ketika perintah berikutnya muncul, Elia langsung menangkapnya.
Demikian terus menerus terjadi, hingga kekeringan berakhir.

Prinsip sederhana ini menggugah saya untuk mengevaluasi kembali hubungan saya dengan Tuhan.
Allah itu tidak pernah berdusta. Janji-Nya YA dan AMIN.
Kalau saya tidak mendapat jawaban, kesalahan pasti bukan di pihak Tuhan, melainkan di pihak saya.
Setelah saya mempelajari prinsip ini, saya sadar… Ternyata saya belum taat dan melangkah…

Bagaimana dengan Anda?

The moment we recognize our complete weakness and our dependence upon Him will be the very moment that the Spirit of God will exhibit His power.”— Oswald Chambers

Saat kita menyadari kelemahan kita sepenuhnya, ketergantungan kita kepada-Nya akan menjadi saat dimana Roh Allah akan menunjukkan kuasa-Nya.”— Oswald Chambers

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

https://mpoin.com/

SeruputKopiCantik

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
1 2 3 4