Monthly Archives: Sep 2021

Articles

The Power To Delay….

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

The Power To Delay…. (2021)

Anita datang dengan mata sembab. Dengan terbata-bata, dia mencoba menceritakan apa yang terjadi. Namun emosi tinggi masih menguasainya, membuat setiap kata yang dikeluarkannya bercampur tangis yang tertahan. Anita terluka. Batinnya perih. Hatinya memberontak. Apa yang sebenarnya terjadi? Saya biarkan Anita beberapa lama. Saya memintanya diam. Akhirnya, setelah Anita bisa mengatur emosinya, mulailah dia bercerita.

Mula-mula suaminya bercerita tentang masalah bisnis yang dihadapi oleh perusahaan mereka. Suaminya salah mengambil keputusan. Anita merasa jengkel karena sebelumnya dia sudah menasehati suaminya agar mengambil pilihan yang lain. Suaminya tetap bergeming. Sekarang kerugiannya harus ditanggung mereka berdua.

Sebetulnya permasalahan yang dihadapi tidaklah terlalu besar. Demikian pula jumlah kerugiannya. Yang membuat masalah lebih besar, Anita mengungkit kesalahan-kesalahan lama dan suaminya pun membalas. Mereka saling mengeluarkan kata-kata yang kasar dan menyakitkan. Akibatnya permasalahan lebih besar dan lebih menyakitkan, bukan lagi karena masalah kerugian bisnis melainkan karena mereka merasa dilecehkan, dihina dan gengsi, karena kata-kata kasar yang dikeluarkan pasangannya. Familiar dengan kisah seperti ini?

Kisah seperti ini akan makin heboh, saat orangtua dan keluarga ikut campur. Urusan gengsi, harga diri, penghinaan dan berbuntut pencemaran nama baik bisa berakhir di pengadilan. Entah itu perceraian atau tuntutan hukum karena harga diri.

The Power to Delay, kekuatan untuk menunda, sangatlah berguna dalam kasus ini. Menunda memang kebiasaan yang buruk. Menunda pekerjaan, menunda kewajiban, menunda membayar hutang sementara uang sudah ada di tangan, memang kebiasaan yang buruk. Tetapi menunda bicara, menunda bereaksi, saat situasi tidak kondusif sangatlah berguna. Teknik yang sangat sederhana.

Prinsipnya: Jangan Pernah Bicara Saat Hati Sedang Panas!

Perlu kedewasaan dan pengendalian diri untuk mempraktekkan prinsip ini. Secara jujur, saya perlu bertahun-tahun belajar sebelum berhasil mempraktekannya. Dan tidak selalu sukses juga…

Hidup berkeluarga tidak lepas dari perbedaan pendapat, entah dengan pasangan, anak, karyawan mau pun pembantu. Ingat, kehilangan pembantu juga bikin repot. Jadi saat ada perbedaan pendapat atau ada yang berbuat salah lalu emosi naik dan ingin marah, lebih baik ambil keputusan untuk diam.

Kadang-kadang saya memilih membicarakannya beberapa hari kemudian ketika hati sudah dingin. Saya juga tidak membicarakannya dengan orang lain. Seringkali komentar orang yang kita curhati justru makin membuat panas hati dan gengsi.

Saat hati sudah tenang, saya mencoba memikirkan kembali dan mencari fakta sesungguhnya. Seringkali kejadiannya ternyata tidak seperti persepsi kita semula. Penting diingat, kebanyakan orang saat menceritakan sesuatu, informasinya tidak utuh.

Memang benar ada karyawan kita yang pulang tanpa ijin saat kita sedang di luar kota misalnya. Sesuatu yang tidak diceritakan, karyawan itu pulang mendadak karena anaknya mengalami kecelakaan. Apalagi jika yang memberi informasi memang bersaing dengan karyawan yang pulang tadi.

Ketika kita hanya menelan informasi bahwa karyawan ini pulang tanpa ijin, maka pikiran kita berkata bahwa ini tidak disiplin. Tidak tahu aturan. Namun setelah kita tahu bahwa anaknya memang kecelakaan maka reaksi kita berbeda.

Dengan menggali informasi yang lebih detil maka kita bisa memahami situasinya dengan lebih baik. Pada akhirnya bisa mengambil keputusan yang lebih bijak. Kita bisa menegur tanpa emosi negatif dan memilih kata-kata yang lebih santun sehingga hasil akhir permasalahan lebih manis. Maksud kita tercapai, yang ditegur pun bersedia berubah dengan senang hati.

Demikian pula permasalahan dengan pasangan atau anak. Lebih baik diam dulu. Ketika suasana sudah tenang dan enak, coba tanyakan dulu permasalahannya. Belajar mendengarkan dengan tujuan untuk memahami. Bukan untuk menghakimi. Belajar untuk mengerti dari sudut pandangnya sebelum kita mengungkapkan pemikiran atau perasaan kita.

Prinsip yang tidak kalah pentingnya, jangan pernah mengungkit persoalan atau kesalahan yang lama.
Itu akan membuat masalah yang dihadapi saat ini menjadi dobel porsi. Bahas hanya masalah yang terjadi saat ini. Tanpa dituding kesalahannya, orang yang salah sudah menanggung beban yang berat. Jangan ditambahi lagi.

Biasakan pula untuk menanamkan pada diri sendiri, tidak peduli ini salah siapa, kita hadapi permasalahan sebagai satu keluarga. Masalahmu atau masalahku adalah masalah kita bersama. Kita tanggung bersama. Saat berkat datang, kita nikmati bersama. Demikian pula saat masalah datang. Kita selesaikan bersama. Kita harus saling mendukung dan memotivasi agar masalah ini bisa diselesaikan dengan cara yang baik dan anggun.

Jika kita berhasil melakukannya, maka hubungan keluarga akan makin erat dan kasih yang mengikat makin kuat. Kita sadar, bahwa kita menjadi bagian satu dengan yang lain. Dalam keluarga ini ada penerimaan dan kasih tanpa syarat. Itu akan memberikan rasa aman dan kelegaan yang luar biasa.

Saya mengatakan kepada anak-anak bahwa baik dalam keadaan sukses mau pun gagal, sehat atau sakit, dalam keadaan baik atau buruk, papa dan mama menerima dan mengasihi kalian apa adanya.
Dan saya perlu membuktikannya!
Sungguh bukan sesuatu yang mudah namun harus diperjuangkan.

Selama tidak ada pihak ke tiga, biasa masih lebih mudah dilakukan. Tetapi saat ada pihak luar yang ikut campur, peperangan berkubu membutuhkan strategi yang berbeda.
Namun prinsip The Power To Delay tetap efektif, untuk melihat persoalan dengan jernih.

William Ury dari Harvard, menggunakan istilah: Go To The Balcony.
Sementara Samurai Jepang kuno mengajar muridnya melihat persoalan di depan mata, seolah-olah nun jauuuh di sana seperti di atas gunung. Strategi ini disebut Musashi, distanced view of close things.

Tuhan memberi manusia hikmat untuk dipelajari dan dipraktikkan. Orang yang tidak mau belajar, binasa karena kurang pengetahuan.

Siap belajar? Yuk….

The balcony is a metaphor for a mental and emotional place of perspective, calm, and self-control. If life is a stage and we are all actors on that stage, then the balcony is a place from which we can see the entire play unfolding with greater clarity. To observe our selves, it is valuable to go to the balcony at all times, and especially before, during, and after any problematic conversation or negotiation. – William Ury.

Balkon adalah metafora untuk tempat perspektif mental dan emosional, ketenangan, dan pengendalian diri. Jika hidup adalah sebuah panggung dan kita semua adalah aktor di panggung itu, maka balkon adalah tempat di mana kita dapat melihat seluruh permainan berlangsung dengan lebih jelas. Untuk mengamati diri kita sendiri, sangat berharga untuk pergi ke balkon setiap saat, dan terutama sebelum, selama, dan setelah percakapan atau negosiasi yang bermasalah. – William Ury

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

Read More
Articles

Mengubah Pola DOA.

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Mengubah Pola DOA.

Post Tito Eding Mehingko’Naray muncul di FB saya.

Elang tidak melawan ular di tanah
Ia mengangkatnya ke langit dan mengubah medan pertempuran dan kemudian membawa terbang ular itu ke langit.

Ular itu tak lama kemudian jadi tidak memiliki stamina, tidak memiliki kekuatan dan tidak ada keseimbangan di udara, juga tidak berguna, lemah dan rentan tidak seperti di tanah dimana ia sangat kuat dan mematikan..

Jika kita umpamakan ular itu adalah persoalan hidup yang melilit kita maka bawalah persoalan kita itu ke alam spiritual, serahkan kepada Tuhan, melalui doa.

Ketika berada di alam spiritual, maka Allah pun segera akan mengambil alih pertempuran tersebut..

Jangan melawan musuh di zona nyamannya ubah medan pertempuran seperti elang dan biarkan Allah mengambil alih melalui doa tulus serta iman kita..

Mari tetap berjuang menuju kemenangan,
Jangan pernah lelah atau mengeluh.

Yakini semua pasti akan baik dan indah pada akhirnya..


Wow… betul sekali. Saya setuju.
Akhir-akhir ini Tuhan mengajar saya agar membawa semua persoalan, besar mau pun kecil, kepada-Nya.
Konsultasi dulu, bagaimana cara menyelesaikannya.

Ketika saya membawa permasalahan ke atas, seperti sang elang, saya mendapatkan perspektif baru yang tidak saya sadari ketika permasalahan masih di bawah, ditangani oleh saya sendiri.

Saya membawa kemarahan, ketakutan, pikiran-pikiran tentang kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi, kecurigaan dsb. Lalu meletakkannya di bawah kaki Tuhan.

Fokus mengingatkan diri, hidup saya ada di tangan Tuhan. Dia mengerti. Dia peduli, segala persoalan yang saya hadapi.
Mengambil perjamuan kudus, apa pun yang saya butuhkan sudah lunas dibayar.
Dia mengasihi saya!
Semakin merenungkan hal itu, hati semakin tenang… Teduh .. damai…

Saya berdiam dan menunggu arahan-Nya. Tidak terburu-buru seperti biasanya.
Melangkah masuk sesuai pintu yang Tuhan bukakan, satu demi satu. Bertanya pada orang-orang yang Tuhan tentukan.

Mindset berubah dan keputusan pun berubah.
Dan hasilnya jauh lebih baik.
Masalah yang bertumpuk-tumpuk, secara akal mustahil diselesaikan, dengan cara-Nya, satu demi satu selesai dan berada pada tempat yang seharusnya.

God is good all the time.
I Love You, Lord….

As God is exalted to the right place in our lives, a thousand problems are solved all at once. -AW Tozer.

Saat Tuhan ditinggikan ke tempat yang tepat dalam kehidupan kita, seribu masalah diselesaikan sekaligus. -AW Tozer

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

https://mpoin.com/

SeruputKopiCantik

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles

Seperti Apakah Suara Tuhan?

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Seperti Apakah Suara Tuhan?

Seperti biasa, malam sebelum tidur saya memilih besok mau post artikel yang mana?
Entah mengapa ada kesan di hati saya, post ulang artikel lama.
Saya mulai membuka-buka blog saya dan membaca sekilas artikel yang ada.

C. L. B. K. itu artikel yang sudah saya tulis bertahun-tahun lalu.
Saat melihatnya, seolah ada dorongan kuat untuk post artikel ini.
Ada yang butuh, entah siapa…

Saya belajar taat.
Saya ubah sedikit, tambah quotes penutup.

Tetapi saat saya post, seperti biasa banyak yang berkomentar, japri namun tidak ada yang secara khusus membutuhkannya.

Hari demi hari pun berlalu….

Hari ini saya buka FB dan menemukan komentar khusus.

“Bu, mirip sekali dgn kisah saya CLBK gara-gara reunian di wag… Untungnya saya tidak segila mita meninggalkan suaminya. Saya komit dengan janji perkawinan di depan altar. Terimakasih ibu…ini jawaban atas kebingungan saya. Tuhan memberi jawaban lewat tulisan ibu. Seindah apa pun masa lalu, itu sudah lewat………..”

Wow….
Hati saya berbunga-bunga, ternyata kesan yang saya terima itu benar-benar suara Tuhan.
Yeaaaayyyyy….

Beberapa teman mengungkapkan keinginannya mendengar suara Tuhan dan diarahkan oleh-Nya.

Sesungguhnya Tuhan senantiasa berbicara kepada kita. Tetapi kita kerap melewatkannya.
Mengapa?

Carlie Terradez berujar,
Ketika Tuhan berbicara kepada saya, kedengarannya ada di dalam diri saya sendiri, seperti suara saya sendiri. Tidak terdengar ada suara orang lain yang keluar…. Tuhan berbicara kepada kita dari roh-Nya kepada roh kita. Kadang sedemikian praktisnya, sehingga kita melewatkannya. Tuhan berbicara kepada kita sepanjang waktu… Terus menerus berbicara kepada kita. Justru karena mirip suara kita, akibatnya kerap kita melewatkannya.”

Lalu bagaimana kita bisa mendengar suara dan arahan-Nya?
Perlu fokus.
Jika suara di sekeliling kita terlalu bising, tentu kita akan kesulitan mendengar suara-Nya.

Firman adalah bahasa yang digunakan Tuhan. Ketika kita sungguh-sungguh memprioritaskan firman dan menghidupinya, sesuai janji-Nya, Tuhan akan mendownload keinginan-Nya ke dalam hati kita. Jadilah keinginan Tuhan sama dengan keinginan kita.

Semakin dekat kita dengan seseorang, tanpa perlu bertanya pun kita sudah tahu kira-kira apa yang diinginkan dan kesukaan hatinya.
Demikian pula dengan Tuhan, semakin kita dekat, semakin kita memahami hati-Nya.

Jangan takut mencoba. Trial & error…
Sama seperti saya juga berusaha mengamati, betulkah ini suara-Nya?
Dengan berjalannya waktu, makin lama makin paham tentunya ..
Belajar sama-sama yuk….

Sebagai penutup saya ingin menceritakan kisah tentang Brother Lawrence, seorang biarawan Katolik yang hidup pada abad ke 17 di Paris. Tubuhnya cacat dan lemah karena perang. Di biara tugasnya di dapur dan memperbaiki sandal biarawan lainnya.

Yang unik, meski pun posisi Brother Lawrence di biara itu rendah, karakternya menarik banyak orang kepadanya. Dia memiliki reputasi sebagai pribadi yang mengalami kedamaian yang mendalam dan pengunjung dari berbagai penjuru datang untuk mencari bimbingan spiritual darinya. Hikmat yang dia berikan kepada mereka, baik dalam percakapan mau pun surat, kemudian dibukukan dengan judul The Practice of the Presence of God (Mempraktekkan Kehadiran Tuhan). Buku yang tetap menjadi panduan hingga 300 tahun kemudian.

Brother Lawrence menekankan kesadaran akan kehadiran Allah dalam kehidupan kita sepanjang harinya.

There is not in the world a kind of life more sweet and delightful, than that of a continual conversation with God; those only can comprehend it who practice and experience it. – Brother Lawrence.

Tidak ada kehidupan di dunia yang lebih manis dan menyenangkan, melebihi percakapan/hubungan terus-menerus dengan Tuhan; hanya dapat dipahami, oleh mereka yang mempraktikkan dan mengalaminya. – Brother Lawrence.

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

https://mpoin.com/

SeruputKopiCantik

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles

Why Me?

https://mpoin.com/

Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra

Why Me?

Pertanyaan-pertanyaan dalam hidup ini jika semakin masif dipertanyakan, maka akan semakin memperkuat bahwa Allah itu tidak “adil”, karena kita merasa seharusnya tidak begini, kita memikirkan dan kita merasakan semuanya dari sisi kita sebagai manusia yang sangat terbatas.

Hal yang sama pernah dialami oleh Musa, dimana semua kita tahu bahwa Musa adalah seorang “pahlawan” yang berjasa bagi bangsa Israel untuk membawa keluar dari penjajahan tanah Mesir.

Tetapi apa yang terjadi dengan akhir hidupnya :

Ulangan 32 : 52
Engkau boleh melihat negeri itu terbentang di depanmu, tetapi tidak boleh masuk ke sana, ke negeri yang Kuberikan kepada orang Israel.”

Musa justru hanya “di-iming2-i” melihat tanah perjanjian, tapi Musa TIDAK BOLEH masuk ke sana.

Adilkah Tuhan ?

Jawaban atas pertanyaan ini oleh Musa dinyatakan dalam bentuk nyanyian :

Ulangan 32 : 4
Gunung Batu, yang pekerjaan-Nya sempurna, karena segala jalan-Nya adil, Allah yang setia, dengan tiada kecurangan, adil dan benar Dia.

Musa menyanyikan bahwa Allah itu Adil, Setia, Tidak Curang dan Benar.

Secara manusia aneh, tetapi inilah Musa. Sementara dicatat di Perjanjian Baru saat Tuhan Yesus bertemu dengan 2 orang nabi di puncak gunung, selain Elia, yang satunya adalah MUSA, maka kita tidaklah heran di situ ada Musa.
Musa ada di tanah perjanjian!
Wow…

Seseorang yang bisa melihat Tuhan dalam setiap detil perjalanan hidupnya, maka Musa tidak bertanya atau protes kepada Tuhan sehubungan dengan masalah itu, tetapi justru ada pujian syukur yang meninggikan Tuhan.

Jadi, semua pertanyaan kita yang tidak dijawab oleh Tuhan, itu bukan karena Tuhan tidak mau menjawab, tetapi karena Tuhan ingin kita fokus bahwa Tuhan selalu bersama kita di saat kita merasa diperlakukan tidak adil, di mana hadirat Tuhan lebih penting dibandingkan jawaban Tuhan atas pertanyaan kita.

  • Andreas Hartanto –

Demikian ulasan sahabat saya, Andreas Hartanto, mengomentari artikel:
https://yennyindra.com/2021/09/why-did-this-happen-mengapa-ini-terjadi/

Bahkan ketidakadilan tidak hanya terjadi sekarang, tetapi sejak jaman rasul-rasul.

Dalam Kisah Para Rasul 12, diceritakan bahwa Yakobus mati, oleh pedang Raja Herodes. Padahal Yakobus, Petrus dan Yohanes adalah murid terdekat Tuhan Yesus, ring satu. Tapi tetap mati, tanpa mujizat.

Petrus sekarang ditangkap dan dimasukkan penjara. Raja Herodes hendak membunuhnya juga.
Herannya, Petrus bisa tetap tidur nyenyak. Hingga malaikat harus membangunkannya, saat hendak menyelamatkannya.

Penjara tetap terkunci. 4 regu pengawal penjaga penjara tetap berada di tempatnya. Petrus dibawa keluar penjara secara supernatural.

Petrus dilepaskan, Yakobus tidak.
Why? Kita tidak tahu.

Tetapi Petrus bisa tidur nyenyak meski keesokkan harinya hendak dibunuh. Petrus beristirahat di dalam janji-janji Tuhan. Ini menunjukkan betapa kepasrahan para murid yang memegang prinsip: Hidup adalah Kristus, mati adalah keuntungan.

Jika menunggu keadilan, menunggu jawaban, mungkin kita akan mandeg disitu sampai akhir hayat.
Mengutip dialog film Shawshank Redemption:
Anda bisa, entah sibuk hidup atau sibuk sekarat.”

Saat tidak mengerti, teruslah maju karena di depan ada berkat yang besar menanti. Tuhan tidak akan membawa kita sejauh ini untuk meninggalkan kita.
Lakukan apa yang kita tahu, terus melangkah dan kerjakan.
Jangan lepaskan apa yang kita tahu, karena apa yang kita tidak tahu!
Life must go on.

Kalau pun kita harus menunggu jawabannya di surga, it’s oke. Karena tujuan hidup kita sudah pasti. Upah besar sudah menanti, jika kita setia dan tidak berhenti.

Setuju?

If you are facing trouble right now, don’t ask, “Why me?” Instead ask, “What do you want me to learn?” Then trust Godand keep on doing what’s right.– Rick Warren.

Jika kita sedang menghadapi masalah sekarang, jangan bertanya, “Mengapa saya?” Alih-alih bertanya, “Apa yang Engkau inginkan untuk saya pelajari?” Kemudian percayalah kepada Tuhan dan terus lakukan apa yang benar.– Rick Warren.

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

Klik:
https://mpoin.com/

gospeltruth’scakes

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles

C. L. B. K.

https://mpoin.com/

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

C. L. B. K.

CLBK istilah populer untuk Cinta Lama Bersemi Kembali, menjadi istilah yang banyak digunakan saat bertemu teman-teman lama atau reuni.

Tidak sedikit kisah-kisah CLBK terjadi. Kenangan lama dan perasaan saat muda muncul kembali. Demikian pula dengan Mita, seorang sahabat lama. Mita bertemu kembali dengan Joko, mantan pacar semasa mereka masih SMU. Hubungan Mita, ibu dua anak yang cantik, dengan suaminya sedang mengalami krisis. Mita merasa suaminya kurang memperhatikan keluarga dan terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Sementara Joko baru saja bercerai dan ketiga anaknya ikut mantan istrinya. Gayung bersambut. Terjalinlah CLBK antara Mita dan Joko sesudah reuni.

Setahun kemudian ada undangan pesta kecil untuk merayakan pernikahan Mita dan Joko. Mita akhirnya bercerai dan memilih hidup dengan Joko. Pada awalnya segala sesuatu berjalan mulus. Mereka kelihatan sangat harmonis dan bahagia.

Hingga suatu hari, Mita mengeluh karena ternyata apa yang dialaminya sangat jauh berbeda dengan apa yang diharapkan. Waktu 30 tahun telah mengubah baik Joko mau pun Mita sendiri. Mereka mengalami pengalaman-pengalaman yang berbeda sehingga tanpa disadari, semua itu telah mengubah kebiasaan, nilai-nilai dan karakter mereka berdua. Sementara Joko dan Mita memasuki pernikahan dengan ilusi bahwa mereka masih pribadi yang sama seperti saat mereka di SMU.

Mita menyadari ternyata membangun hubungan yang harmonis dengan Joko jauh lebih sulit dibandingkan dengan membangun hubungan dengan mantan suaminya. Dengan mantan suaminya, Mita sudah menikah selama 25 tahun. Suka dan duka telah dijalani bersama. Meski pun ada hal-hal yang tidak disukainya, tetapi sesungguhnya jauh lebih banyak hal-hal baik yang mereka miliki. Hanya saja saat itu Mita fokus pada kekurangan suaminya dan hal-hal yang salah dalam rumah tangganya.

Sedangkan dengan Joko, Mita harus belajar lagi dari awal. Kepahitan dan luka yang dialami Joko dari pernikahan pertama, membuatnya menjadi pribadi yang penuh curiga dan selalu ingin tahu segala urusan istrinya. Joko tanpa sadar menganggap Mita sama dengan mantan istrinya. Kadang-kadang kemarahannya pada mantan istrinya, diluapkan pada Mita.

Belum lagi masalah dengan anak mereka masing-masing. Anak Mita bukanlah anak Joko. Mita seringkali kesal dengan ketidakpedulian Joko pada kepentingan anaknya. Mantan istri Joko juga kerapkali menelpon Joko sehubungan dengan kepentingan anak-anak mereka. Masalah keuangan juga menjadi masalah sensitif karena kepentingan dan prioritas yang berbeda. Banyak masalah-masalah yang tidak diantisipasi pada awalnya, muncul bertubi-tubi mengganggu pernikahan baru yang masih seumur jagung.

Mita menyesal.

Penyesalan adalah jarak antara harapan dan kenyataan.
Semakin besar jaraknya, semakin besar pula kekecewaan yang dideritanya.

Seandainya saja…. dia tetap mempertahankan rumah tangganya dan tidak bercerai. Setelah berpisah, Mita mulai melihat perhatian-perhatian kecil mantan suaminya dulu. Sesungguhnya mantan suaminya baik dan bertanggungjawab. Hanya saja dia tidak seromantis Joko, cinta pertamanya. Ketika seseorang mengarungi bahtera pernikahan yang sesungguhnya, perlakuan romantis ala Romeo-Juliet menjadi prioritas nomor ke sekian setelah berbagai tanggung jawab lainnya terpenuhi.

Pada dasarnya hanya orang-orang yang tidak memiliki visi ke depan, yang akan kembali ke belakang.
Masa depan yang indah dan jauh lebih dahsyat dapat kita ciptakan jika kita fokus melangkah ke depan bersama Tuhan. Tetapi ada orang-orang yang selalu terikat melihat keindahan masa lalu. Seindah apa pun masa lalu, itu sudah lewat… Mengapa kita tidak menciptakan sesuatu yang lebih spektakuler untuk masa depan kita?

Karena itu, senantiasa bangunlah visi dan tetapkan tujuan yang lebih besar, yang akan kita capai bersama keluarga. Visi membuat setiap anggota keluarga sibuk dan bergairah untuk merealisasikan mimpi-mimpinya. Hidup adalah perjalanan panjang. Nikmati pencapaian-pencapaian di sepanjang perjalanan dan rayakan. Tidak penting seberapa hebatnya, tetapi ketika kita menetapkan bahwa keluarga adalah prioritas utama, apa pun yang kita capai menjadi berharga.

Berusahalah untuk menjadi pribadi yang lebih bijak, berkualitas dan memuliakan-Nya. Fokus pada kebaikan masing-masing dan syukuri. Kekurangan pasangan dan anak-anak sesuatu yang biasa karena setiap kita masih dalam proses menjadi pribadi yang lebih baik.

Ingatlah! Pernikahan adalah perjalanan sekali seumur hidup dan kita sudah berjanji di hadapan Tuhan bahwa kita akan tetap bersama-sama dengan pasangan kita hingga maut memisahkan.
Tidak ada kebahagiaan sejati yang bisa kita raih jika kita melanggar rumusan yang telah Tuhan tetapkan. Jadikan Tuhan pusat kehidupan kita, maka segala sesuatu akan berada di tempat yang seharusnya.

Bagaimana pendapat Anda?

“Great marriages don’t happen by luck or by accident. They are the result of a consistent investment of time, thoughtfulness, forgiveness, affection, prayer, mutual respect, and a rock-solid commitment between a husband and a wife.” – Dave Willis.

Pernikahan yang hebat tidak terjadi karena keberuntungan atau kebetulan semata. Melainkan tercipta dari investasi waktu, perhatian, pengampunan, kasih, doa, saling menghormati, dan komitmen yang kokoh antara suami dan istri secara konsisten.” – Dave Willis

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

https://mpoin.com/

SeruputKopiCantik

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
1 2 3 4 5