Gulma (Rumput Liar).”
Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra
“Gulma (Rumput Liar).”
Suatu ketika, saya memiliki tetangga yang berhenti merawat halaman belakang rumahnya.
Semula halaman itu dipenuhi dengan rumput yang ditata apik dengan semak-semak yang dirawat dengan baik pula.
Karena mahalnya harga air, dia memutuskan untuk berhenti menyiram dan merawat halaman rumahnya. Beberapa tahun berlalu, maka halamannya dipenuhi dengan rumput liar.
Yang menarik, saya tidak pernah melihatnya menanam rumput liar. Saya belum pernah melihat orang menanam rumput liar. Gulma atau tanaman liar, hanya muncul ketika halaman dibiarkan tanpa pengawasan dan perawatan.
“Aku melalui ladang seorang pemalas dan kebun anggur orang yang tidak berakal budi.
Lihatlah, semua itu ditumbuhi onak, tanahnya tertutup dengan jeruju, dan temboknya sudah roboh.
Aku memandangnya, aku memperhatikannya, aku melihatnya dan menarik suatu pelajaran.
“Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring,”
maka datanglah kemiskinan seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata”.
Amsal 24:30-34 (TB).
Hidup kita dapat diilustrasikan dengan halaman dan kebun. Kita harus terus-menerus mengawasi kondisi hati, pikiran pikiran dan perkataan dari mulut kita. Sangat mudah kita berpuas diri dan hanyut dari waktu ke waktu dalam Firman dan doa. Tanpa menyadari, ternyata perlahan-lahan hati kita mengeras saat hubungan dengan Tuhan. Padahal kita tidak menanam ‘rumput liar’ berupa ketidakpedulian, bergantung pada diri sendiri dan kemalasan. Mereka hanyalah bagian alami kedagingan dan pengaruh lingkungan yang merusak di dunia ini. Kelalaian menarik rumput liar.
“Aku menganggap sebagai kewajibanku untuk tetap mengingatkan kamu akan semuanya itu selama aku belum menanggalkan kemah tubuhku ini.”
2 Petrus 1:13 (TB).
Ketekunan dan pengawasan adalah tanggung jawab kita sehari-hari. Jangan biarkan hidup kita ditumbuhi rumput liar. Periksalah hati kita dan tetap fokus pada Yesus.
“Agar kamu tidak menjadi lamban, tetapi tirulah orang-orang yang dengan iman dan kesabaran mewarisi janji-janji.”
(Ibrani 6:12)
[Repost : “Weeds”, – Barry Bennett, diterjemahkan oleh Yenny Indra].
Saya sudah browsing berhari-hari mengumpulkan data barang yang ingin saya beli.
Menemukan barang dengan kriteria yang saya inginkan, tidaklah mudah. Saya harus menunggu P. Indra ada waktu untuk survey. Dan itu butuh waktu cukup lama.
Dibuatlah janji dengan sang agent. Pagi hari di tanggal yang ditentukan, si agent memberi kabar,
“Maaf bu… Sudah di DP orang semalam.”
Kecewa & jengkel.
Saya coba browsing lagi. Tidak menemukan yang saya inginkan.
Hingga saya sulit tidur.
Tiba-tiba Roh Kudus mengingatkan, sudah seminggu terakhir, saya hanya berdoa dalam roh, sekedarnya…
Berdoa? Ya
Baca firman? Ya
Merenungkan firman? Ya.
Tapi tidak dengan fokus yang penuh. Waktunya sempit dan sibuk.
Semua tetap dilakukan, sehingga saya ‘merasa’ semua baik-baik saja. Saya mengira sudah on the right track.
Tetapi sesungguhnya tidak…!!!
Seperti kata Barry Bennett, rumput liar muncul tanpa diundang. 🙁 Dan menghimpit iman saya.
Hati saya mengeras terhadap Tuhan tanpa sadar… oh…
Itulah sebabnya saya kehilangan damai sejahtera. Segala sesuatu bermasalah dan gagal, karena hubungan saya ke atas tidak beres!
Roh Kudus mendorong saya berdoa di dalam roh hinggga beban terangkat. Lega…
Seperti kata Daud, Dengan tenteram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur, sebab hanya Engkaulah, ya TUHAN, yang membiarkan aku diam dengan aman. Mazmur 4:8
YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN
Klik:
https://mpoin.com/