Articles

Apa Rahasia Terciptanya Mujizat?

Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra

Apa Rahasia Terciptanya Mujizat?

Ada sejumlah kunci untuk melihat mujizat Tuhan terwujud secara konsisten.  Salah satu yang paling sedikit dipahami, karena itu jarang dipraktikkan, adalah fakta bahwa *Kesembuhan berada di bawah otoritas orang percaya*. 
Tuhan telah menyediakan kuasa kesembuhan-Nya dan menempatkannya di dalam diri setiap orang percaya yang telah lahir baru.  Terserah kita untuk menggunakannya atau tidak.  *Memahami dan menggunakan otoritas kita adalah kunci untuk melihat mujizat terjadi.*

Lihatlah bagaimana Petrus dan Yohanes melayani kesembuhan orang lumpuh dalam Kisah Para Rasul 3:1-8 (TB):

“Pada suatu hari menjelang waktu sembahyang, yaitu pukul tiga petang, naiklah Petrus dan Yohanes ke Bait Allah.
Di situ ada seorang laki-laki, yang lumpuh sejak lahirnya sehingga ia harus diusung. Tiap-tiap hari orang itu diletakkan dekat pintu gerbang Bait Allah, yang bernama Gerbang Indah, untuk meminta sedekah kepada orang yang masuk ke dalam Bait Allah.
Ketika orang itu melihat, bahwa Petrus dan Yohanes hendak masuk ke Bait Allah, ia meminta sedekah.
Mereka menatap dia dan Petrus berkata: “Lihatlah kepada kami.”
Lalu orang itu menatap mereka dengan harapan akan mendapat sesuatu dari mereka.
Tetapi Petrus berkata: “Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!”
Lalu ia memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu.
Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian ke mari dan mengikuti mereka ke dalam Bait Allah, berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah.”

Perhatikan Petrus *tidak berdoa* untuk orang ini.  Dia juga *tidak meminta* Tuhan untuk menyembuhkannya. 
Dia berkata, “Seperti yang telah kuberikan kepadamu.”  Ini tidak berarti bahwa Petrus adalah sumber penyembuhan ini.  Perhatikan apa yang Petrus katakan dalam Kisah Para Rasul 3:12 (TB),

“Petrus melihat orang banyak itu lalu berkata: “Hai orang Israel, mengapa kamu heran tentang kejadian itu dan mengapa kamu menatap kami seolah-olah kami membuat orang ini berjalan karena kuasa atau kesalehan kami sendiri?”

Kuasa Tuhanlah yang menyembuhkan orang ini, tetapi kuasa itu berada di bawah otoritas Petrus.
Petrus melanjutkan dengan mengatakan dalam ayat 16 bahwa adalah *iman dalam nama Yesus yang telah menciptakan mukjizat ini.*

Tetapi Petrus tidak meminta Tuhan untuk menyembuhkan orang ini.  Dia percaya Tuhan telah melakukan bagian-Nya dan telah menempatkan kuasa itu di dalam dirinya.  Sekarang adalah tanggung jawab Peter untuk melepaskan kekuatan itu, dan itulah yang dia lakukan.

Tuhan tidak pernah menyuruh kita untuk berdoa bagi orang sakit dalam arti bahwa kita meminta Dia untuk menyembuhkan mereka. 
Dia menyuruh kami untuk menyembuhkan orang sakit.
Ada perbedaan BESAR antara keduanya.  Ini ada hubungannya dengan *beroperasi dalam otoritas* yang telah Dia berikan kepada kita.  Lihatlah perintah-perintah ini yang Tuhan berikan kepada murid-murid-Nya.

“Maka Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit.
Dan Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang.” Lukas 9:1-2 (TB) 

“Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan.”
Matius 10:1 (TB)

“Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat.
Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.”
Matius 10:7-8 (TB)

Yesus menyuruh kita untuk menyembuhkan orang sakit BUKAN mendoakan orang sakit.
Sungguh pernyataan yang radikal!  Ini akan membuat kita dikeluarkan dari kebanyakan gereja hari ini, tetapi ini adalah kata-kata yang persis, tepat yang diucapkan oleh Tuhan kita Yesus Kristus. 
Dan inilah alasan tepatnya, mengapa banyak orang tidak melihat mujizat yang mereka doakan.
Mereka tidak menggunakan otoritas dan memerintah dengan kuasa Tuhan; sebaliknya, secara pasif meminta Tuhan untuk melakukan apa yang Dia perintahkan untuk mereka lakukan.

Saya tahu ini bertentangan dengan doktrin Kristen yang populer.  Kita terus-menerus diberitahu bahwa bukan kita tetapi Tuhanlah Sang Penyembuh, dan saya setuju dengan itu sepenuhnya.
Tetapi, saya juga percaya bahwa Tuhan telah menempatkan kuasa penyembuhan-Nya di bawah otoritas kita, dan terserah kepada kita untuk menggunakannya atau tidak.
Jika kita tidak mengambil otoritas kita serta berperan sebagai pemimpin (komandan) yang berkuasa, malahan memilih mengemis, minta pertolongan Tuhan, maka kekuatan Tuhan tidak akan dilepaskan. 
Perlu ada pembaharuan radikal pemikiran kita dalam menghadapi masalah ini.

Seorang teman baik saya, Dave Duell, mengadakan pertemuan di Afrika bertahun-tahun yang lalu.  Itulah pertama kalinya mereka melihat mujizat seperti orang buta dapat melihat dan orang tuli disembuhkan.  Orang-orang begitu bersemangat sehingga mereka mengerumuninya saat Dave berjalan di jalanan, mencoba menyentuhnya agar mereka bisa disembuhkan.  Pikiran pertamanya dipengaruhi oleh pemikiran religius yang saya coba ubah. 
Dia berpikir, Mereka seharusnya tidak melihat ke arahku.  Saya bukan penyembuh;  Yesuslah Sang Penyembuh.  Dia hendak menghentikan perbuatan mereka, ketika Tuhan berbicara kepadanya.  Tuhan berkata,
“Dave, apakah kamu ingat ketika Aku mengendarai keledai itu ke Yerusalem, dan semua orang meletakkan pakaian dan daun palem di jalanan serta berteriak, ‘Hosana… Hosana…’?  Apa yang akan kamu pikirkan jika keledai itu berbicara dan berkata, ‘Ini bukan saya!  Itu bukan saya’?
Sikap itu hanya akan mengungkapkan kesombongan si keledai. 
Tidak ada yang memuji keledai itu;  mereka memuji Dia yang menunggangi keledai itu.”

Ketika Dave menyadarinya, orang-orang tidak mencoba menyentuhnya tetapi menyentuh Yesus yang dia bawa, maka dibiarkannya mereka menyentuhnya semau mereka dan orang-orang disembuhkan.  Inilah yang terjadi dengan murid-murid abad pertama.  Petrus menyuruh orang-orang berbaris di jalan-jalan sehingga bayangannya menyentuh mereka pun, mereka disembuhkan (Kis. 5:15).

Lihatlah bagian Kitab Suci yang menakjubkan dalam Yesaya 45:11(TB):

“Beginilah firman TUHAN, Yang Mahakudus, Allah dan Pembentuk Israel: “Kamukah yang mengajukan pertanyaan kepada-Ku mengenai anak-anak-Ku, atau memberi perintah kepada-Ku mengenai yang dibuat tangan-Ku?

Sungguh ayat yang dahsyat! 
Apa maksud Tuhan ketika Dia menyuruh kita untuk memerintahkan Dia?  Yah, tentu tidak berarti kita lebih kuat dan lebih berkuasa dari Dia sehingga dapat memerintah-Nya.  Maksudnya, selaras dengan hal-hal yang telah dikerjakan-Nya, Tuhan ingin kita mengambil otoritas kita dan memerintahkan dengan kuasa-Nya.

Ibarat seperti listrik.  Perusahaan listrik PLN memproduksi listrik lalu mengirimkannya ke rumah kita. Tentu listrik itu bukan kekuatan kita, tetapi listrik itu berada di bawah kendali otoritas kita. 
Saat ingin menyalakan lampu, tentu kita tidak lagi menelepon PLN, meminta mereka untuk menyalakan lampu.
Tidak!  Mereka tidak akan melakukan itu. 
Mereka memproduksi aliran listrik, tetapi kekuatan listrik itu berada di bawah perintah kita. Sekarang kita cukup menekan sakelar di dinding dan memerintahkan daya listrik untuk bekerja. 
Apakah ini berarti kita adalah sumber listriknya? 
Tentu tidak! 
Kita dapat memasukkan bola lampu ke dalam mulut kita, dan itu tidak akan pernah menyala.  Kita bukanlah sumber kekuatan listriknya, tetapi kitalah yang mengendalikan apa yang dilakukan kekuatan itu. 
Kita dapat memohon kepada PLN semua yang kita inginkan, tetapi PLN tidak akan menekan tombol itu untuk kita. 
Tugas kita harus menerima otoritas  serta mengakuinya bahwa kekuatan  listrik itu berada di bawah komando kita.

Inilah yang Tuhan bicarakan. Tuhan telah menyembuhkan semua orang, yang akan membutuhkan kesembuhan di kemudian hari.  Dia telah melakukannya dua ribu tahun yang lalu ketika Yesus menanggung bilur-bilur kita di punggung-Nya.  Kemudian Dia menaruh kuasa kebangkitan-Nya di dalam setiap orang percaya (Ef. 1:19-20). 
Dia telah melakukan bagian-Nya, dan sekarang terserah kita, apakah kita melakukan bagian kita, atau tidak.  Kita perlu mengambil otoritas yang telah Dia berikan kepada kita dan menjadi komandan, bukan pengemis. 
Inilah kebenaran dahsyat yang terbukti berhasil, itulah alasan mengapa kita melihat begitu banyak mujizat. 
Kita tidak sekedar berdoa untuk orang sakit;  kita menyembuhkan mereka dalam nama Yesus.

Saya tahu pemikiran ini menimbulkan banyak pertanyaan, bukan sekedar jawaban, jadi saya telah menulis pengajaran tentang Otoritas Orang Percaya. 

Sumber: https://www.awmi.net/reading/teaching-articles/authority_releases/

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

Klik:
https://mpoin.com/

#gospeltruth’scakes
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Yenny Indra Visit Website
Traveller, Family Growth Inspirator, Seruput Kopi Cantik YennyIndra, Co Founder of PIPAKU & MPOIN FB: Pipaku Mpoin www.mpoin.com FB: Yenny Indra www.yennyindra.com Email: yennyindra09@gmail.com
Related Posts
Apakah Anda merasa terjebak?
Kunci Sukses Menurut Tuhan.
Sudahkah Kita Bersyukur? Ini Alasannya!