God And Me.
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
God And Me.
Pagi ini saya menerima tulisan cantik ini dari Bu Silviaty. Dan saya terhenyak .. wow benar sekali!
Begitu bagusnya tulisan ini, sehingga saya membagikannya kepada teman-teman semua.
I love this analogy
When GOD wanted to create the fish, HE spoke to the sea,
when GOD wanted to create the trees, HE spoke to the earth
but when GOD wanted to create Man, HE spoke to Himself.
Then GOD said, “Let US make Man in Our image, according to Our likeness.
If you Take a fish out of the water, it will die and when you take a tree off the ground, it will also die. Similarly, when Man is disconnected from GOD, he dies.
GOD is our natural environment. We were created to live in HIS presence. We must be connected to HIM because only in HIM there is Life.
STAY CONNECTED TO God.
Remember…
GOD without Man is still GOD but Man without GOD is Nothing.
Saya suka analogi ini.
Ketika ALLAH ingin menciptakan ikan, Dia berfirman kepada laut,
ketika ALLAH ingin menciptakan pepohonan, DIA berbicara kepada bumi tetapi ketika ALLAH ingin menciptakan Manusia, DIA berbicara kepada Dirinya sendiri.
Kemudian ALLAH berkata, “Biarlah KITA menjadikan Manusia menurut gambar KITA, menurut rupa KITA.
Jika Anda mengeluarkan ikan dari air, ia akan mati dan saat Anda mencabut pohon dari tanah, ia juga akan mati. Demikian pula, ketika Manusia terputus dari *ALLAH *, dia pun mati.
TUHAN adalah lingkungan kita secara alami. Kita diciptakan untuk hidup dalam kehadiran/hadiratNYA. Kita harus senantiasa terhubung dengan DIA karena hanya di dalam DIA ada Kehidupan.
TETAPLAH TERHUBUNG DENGAN Tuhan.
Ingat…
ALLAH tanpa Manusia tetaplah ALLAH tetapi Manusia tanpa ALLAH tidak ada.
Tulisan ini menyadarkan kita bahwa melekat pada Tuhan adalah habitat kita.
Di luar Tuhan kita tidak dapat berbuat apa-apa. Hidup jadi tidak normal. Mungkin masih bisa hidup, tetapi tidak sehat.
Sejak awalnya manusia diciptakan untuk bergantung kepada Tuhan. Digambarkan bahwa Tuhan adalah pohon anggur, sementara manusia adalah ranting-rantingnya.
Pohon anggur yang mengambil sari-sari makanan melalui akar-akarnya, lalu menyalurkannya pada ranting-rantingnya.
Tuhan yang memberikan berkat-Nya, dan menyalurkannya kepada kita.
Ranting itu diharapkan untuk bertumbuh dan berbuah sehingga buahnya dapat memberkati makhluk yang ada di sekelilingnya. Tuhan ingin agar kita senantiasa menghasilkan hal-hal baik yang memberkati sesama. Sehingga ketika orang lain menikmati kebaikkan kita, mereka akan memuliakan Allah. Kita menjadi duta Allah di dunia ini.
Ranting yang patah, terlepas dari pohon anggurnya, tentu akan mati.
Ketika kita melepaskan diri dari Allah dan menjauh, kita akan mati secara rohani.
Tidak lagi menikmati damai sejahtera dan sukacita serta kelimpahan yang dirancangkan Allah bagi kita.
Ketakutan, kesepian, ketidakpuasan manusia tercipta karena keterpisahan dari Allah. Hanya Allah yang bisa memuaskan hati manusia, sesuai habitat aslinya.
Kebahagiaan sejati hanya dapat dicapai ketika kita hidup menggenapi rencana Allah dan hidup sesuai caranya Allah.
Hidup yang terus terhubung dengan Allah, yang dirancang Allah sejak awal ketika menciptakan Adam dan Hawa di taman Eden.
Segala kebutuhan Adam dan Hawa sudah disediakan Allah di taman itu. Pohon pisang sudah menghasilkan buahnya. Adam tetap harus memetik, mengupas dan memakannya. Ada bagian yang tetap harus manusia kerjakan. Allah dan manusia bekerjasama.
Ketika Adam & Hawa jatuh dalam dosa, roh mereka terputus dari Allah. Mereka mati secara rohani.
Mulailah manusia menciptakan ‘kebenaran’ ala mereka sendiri. Menciptakan kebahagiaan versi mereka sendiri: dengan menumpuk kekayaan materi, ingin memiliki segalanya, mencoba obat-obat terlarang karena sensasi nikmatnya yang bersifat sementara, mendefinisikan kembali pernikahan masa kini: pernikahan sesama jenis dsb.
Yang dicari dan dikejar semuanya semu belaka. Bagaikan anjing yang berputar-putar mengejar bayangan ekornya sendiri. Tidak pernah tercapai.
Mari kita kembali kepada tatanan kebenaran yang hakiki: hidup dengan cara Tuhan. God’s way. Di sanalah kepuasan dan sukacita sejati berada. Kita mendapatkan yang terbaik di dunia hingga sampai pada kekekalan, ketika waktunya meninggal dunia.
Setuju?
Let heaven and earth be my witnesses against you this day that I have put before you life and death, a blessing and a curse: so take life for yourselves and for your seed.
Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu.
YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN