Benarkah Penyakit Dan Kebangkrutan Adalah Ujian Dari Tuhan?
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Benarkah Penyakit Dan Kebangkrutan Adalah Ujian Dari Tuhan?
“Saya sedang diuji Tuhan melalui penyakit kanker ini. Kalau tidak ada ujian, manusia itu ga belajar untuk pasrah dan tidak sungguh-sungguh bergantung kepada-Nya,” ujar seorang ibu dengan yakin.
“Kebangkrutan ini akibat saya terlalu sombong mengandalkan diri sendiri. Tuhan menghajar saya agar bertobat dan sadar,” ujar yang lain.
Dulu saya meng-amin-kan pernyataan-pernyataan di atas. Sehingga dalam hati kecil, timbul rasa takut kepada-Nya. Kalau tidak taat bisa celaka.
Benarkah Tuhan sekejam itu menimpakan hal buruk bahkan yang mematikan untuk anak-anak-Nya?
Akhirnya saya belajar dan mendapatkan pemahaman baru.
Iblis datang untuk mencuri, membunuh dan membinasakan tetapi Tuhan datang supaya kita mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
Prinsipnya jelas sekarang:
Yang baik dari Tuhan, yang jahat itu kerjaan si iblis.
Ketika seseorang percaya bahwa penyakit kanker itu ‘ujian’ Tuhan agar dia taat, maka dia menerima dengan pasrah. Akibatnya dia tidak berusaha meraih kesembuhan yang dijanjikan Tuhan.
Yang bangkrut pun jadi pasrah dengan penuh ketakutan.
Padahal iblis sengaja memberi kita mindset yang salah, agar kita kalah.
Tanpa disadari dengan cara demikian, manusia punya alasan menyalahkan Tuhan dan berdiam diri dengan alasan, bahwa kegagalan atau penyakit ini dari Tuhan .
Proses dari Tuhan, istilah kerennya.
Bayangkan saja…
Apakah mungkin karena anak kita nakal lalu kita sengaja membuatnya jadi sakit? Apalagi sakit kanker yang mematikan.
Kita sebagai orangtua akan berusaha semaksimal mungkin agar anak kita sehat. Rela menjual apa yang kita miliki demi mengobati anak kita yang sakit. Bahkan kalau bisa, menggantikan dia pun rela.
Kalau kita manusia yang berdosa saja rela berbuat demikian, apakah mungkin Allah Yang Maha Kasih dan Maha Sempurna merancangkan hal buruk untuk anak-anak-Nya?
Daud menulis sebuah puisi:
Sekalipun ayah dan ibu meninggalkan aku, Allah akan memelihara aku.
Allah mengasihi kita, jauh melebihi orang tua dapat mengasihi kita.
Jadi kita bisa yakin bahwa hal-hal buruk, malapetaka dan penyakit BUKAN dari Tuhan.
Rancangan Tuhan bagi kita adalah masa depan yang penuh harapan. Bahkan Tuhan sudah berjanji akan menopang kita dengan tangan kanan-Nya yang memberi kemenangan.
“Umat-Ku binasa karena kurang pengetahuan (tidak mengenal Allah),” demikian kata Tuhan.
Dalam kehidupan ada hukum alam yang berlaku untuk siapa saja. Baik untuk orang yang beribadah kepada Tuhan, mau pun yang tidak.
Contohnya:
Kalau terlalu banyak makan junkfood tentu badan kita tidak sehat.
Kalau berbisnis dan tidak bisa dipercaya, tentu bisnis tidak akan maju.
Penyebab lainnya, penyakit dan kegagalan kadang bisa terjadi karena kita sendiri yang membuka celah. Bisa berupa mindset salah yang tidak disadari. Ketakutan, contohnya.
Terbukti ketakutan membuat sistim imun tubuh melemah.
Rasa takut juga membuat iblis memperoleh pijakan untuk masuk dalam kehidupan kita.
Kemungkinan lain, pikiran-pikiran dan perkataan-perkataan negatif, dosa, dan tindakan yang salah, menjadi benih dan juga celah bagi iblis untuk menguasai dan menghancurkan hidup manusia.
Saya suka sekali ketika sahabat saya P. Dolfi berkata,
“Kalau tidak mau sakit, ya jangan pernah pikirkan penyakit. Apalagi browsing internet dan diskusi tentang penyakit. Tenggorokan tidak enak? Jangan mikir: wah, jangan-jangan Covid nich! Tapi berpikirnya, Tuhan sudah menyembuhkan saya dari penyakit apa saja. Pakai otoritas/kuasa yang diberikan Tuhan. Perintahkan radang tenggorokan, pergi dalam nama Tuhan!”
Demikian juga dengan kebangkrutan. Klo tidak mau bangkrut, dipikirkan pun jangan.
Tidak ada pikiran yang gratis.
*The world as we have created it is a process of our thinking. – Albert Einstein*
*Dunia yang telah kita ciptakan itu merupakan hasil dari proses berpikir kita – Albert Einstein*
Apa yang kita pikirkan, akan menentukan arah hidup kita!
Informasi negatif dan berita-berita buruk yang setiap hari dibiarkan membombardir kehidupan kita, membuat benih janji-janji kelimpahan dan kesembuhan dari Tuhan tidak dapat bertumbuh serta berbuah.
Jika hidup kita terlalu bising, suara arahan dari Tuhan tidak terdengar.
Suara Tuhan itu suara yang lembut, penuh kasih dan hanya bisa didengarkan saat hati kita tenang serta fokus kepada-Nya.
“Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah!”, Kata Tuhan.
Kalau bukan melalui penyakit dan kebangkrutan, bagaimana cara Tuhan mendidik anak-anak-Nya?
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.
Ternyata Tuhan mendidik manusia melalui firman-Nya.
Hmmm… Saya paham sekarang!
Bagaimana dengan Anda?
I want to do many good things for you’, the LORD says. ‘I want you to become rich and strong, and I do not want to hurt you. I want you to believe that you will have a good future life.*
Bukankah Aku sendiri tahu rencana-rencana-Ku bagi kamu? Rencana-rencana itu bukan untuk mencelakakan kamu, tetapi untuk kesejahteraanmu dan untuk memberikan kepadamu masa depan yang penuh harapan.
YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK PEDULI
KESEHATAN TERBAIK
www.mpoin.com