“Bagaimana Kita Melihat Diri Kita Sendiri?”
“Bagaimana Kita Melihat Diri Kita Sendiri?”
_ Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit,
pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Dan beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu. Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita._
1 Korintus 6:9-11 (TB)
Saya yakin sebagian besar dari kita dapat mengidentifikasi dengan beberapa perilaku di daftar yang dijelaskan dalam ayat 9-10 tentang masa lalu kita. Betapapun rusaknya moral masa lalu kita, sangat penting bagi orang Kristen untuk tidak hidup berkaca melihat ke belakang seperti kaca spion.
Paulus mengatakannya seperti ini dalam ayat 11, “dan itu adalah sebagian dari kamu.” Penekanannya adalah pada yang. Dengan kata lain itu adalah fakta di masa lampau tetapi bukan fakta di masa sekarang.
Sebuah ayat pendamping yang menekankan hal yang sama, ditemukan dalam 2 Korintus 5:17 (TB) Dikatakan,
“Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.”
Ini kebenaran menurut hukum bagi setiap orang yang sudah lahir baru.
Pertanyaannya, benarkah itu menjadi kebenaran dalam hati dan pikiran kita?
Bagaimana kita melihat diri kita sendiri?
Melalui fakta masa lampau dari kehidupan lama Anda atau fakta sekarang sebagai manusia ciptaan baru?
Paulus mengucapkan tiga kata kepada kita dalam ayat 1, yang dimaksudkan untuk memisahkan pemikiran kita dari kegagalan moral kita di masa lalu, dengan yang sekarang di mana telah menjadi pribadi ciptaan baru di dalam Kristus.
~ Yang pertama adalah “kamu sudah dibersihkan.”
Darah-Nya tidak hanya mengampuni dan dosa-dosa kita. Mereka telah dilenyapkan dan hanyut.
~ Pengorbanan-Nya untuk membayar harga semua dosa kita, baik pada masa lalu, sekarang, mau pun di masa depan.
~ Karena apa yang Dia lakukan atas nama kita, tidak ada lagi kesadaran akan dosa.
~ Ketika Dia mencurahkan darahNya untuk saya, Dia membasuh dosa dan hukuman yang diakibatkannya dari hati nurani saya.
Selanjutnya, dia berkata, “kamu dikuduskan.”
Saya dinyatakan sepenuhnya milik Allah.
Saya tidak hidup sebagian dalam kehidupan lama dan sebagian lagi dalam kehidupan baru.
Saya sepenuhnya milik Tuhan.
Saya milik-Nya.
Mengetahui hal ini membuat saya bersyukur dan mengidentifikasikan diri dengan Dia, daripada dengan masa lalu saya.
Akhirnya, dia berkata, “kamu dibenarkan.”
Kita dinyatakan sepenuhnya tidak bersalah, terhadap catatan kesalahan di masa lalu .
Kita juga dinyatakan benar di hadapan Tuhan.
2 Korintus 11:2 menyatakan bahwa Dia menganggap kita sebagai perawan suci bagi Kristus. Murni. Suci. Benar-diri.
Semua ini tidak ada yang diperoleh karena upaya, kinerja, atau disebabkan kita mentaati hukum.
Semuanya diterima, hanya dengan mengimani apa yang telah Dia lakukan untuk kita.
Bagaimana kita melihat diri kita sendiri?
Bagaimana kita bisa melihat diri sendiri di ‘kaca spion’ hidup kita, – melihat masa lalu-, dalam terang karena semua yang telah Dia lakukan dan nyatakan atas kita?
Dia melihat kita dibersihkan, dikuduskan, dan dibenarkan.
Jika semua itu cukup baik untuk Dia, itu harus cukup baik pula untuk kita.
[Repost : “How Do You See Your Self?”, – Greg Mohr, diterjemahkan oleh Yenny Indra].