Hidup Tinggal 6 Bulan Lagi? Simak Rahasianya Yang Puji Lakukan!
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Hidup Tinggal 6 Bulan Lagi? Simak Rahasianya Yang Puji Lakukan!
Air dingin membasahi wajahnya….
Puji sedang membasuh wajahnya malam itu, tiba-tiba lemas, lalu pingsan.
Ketika sadar, dia sudah berada di Rumah Sakit.
Langsung diadakan observasi secara mendalam, ternyata sakit lever.
Dan sudah parah.
Dokter memperkirakan masa hidupnya tinggal 6 bulan.
Berita ini bagaikan halilintar yang menyambar di siang bolong.
Tidak percaya begitu saja, dicarilah second opinion dari dokter keluarga di sebuah Rumah Sakit terkenal di Pondok Indah.
Diagnosa dokter tersebut lebih baik sedikit, dari diagnosa dokter sebelumnya, meskipun masih tetap membuat khawatir.
Waktu hidup yang tersisa, sedikit lebih panjang. Diperkirakan selama setahun.
Beberapa hari kemudian, dokter yang pertama, memberi kabar bahwa di Jepang telah ditemukan obat yang menurut dokter tersebut dapat memperpanjang masa hidup Puji. Caranya dengan disuntik obat tersebut setiap 2 minggu sekali. Obat yang mahal tentunya.
Tapi hati Puji tidak sejahtera.
‘Setiap pemberian yang baik dan hadiah yang sempurna datangnya dari surga, diturunkan oleh Allah, Pencipta segala terang di langit. Ialah Allah yang tidak berubah, dan tidak pula menyebabkan kegelapan apa pun,’ kalimat ini terngiang-ngiang di telinganya.
“Kalau memang ini dari Tuhan, masa’ saya harus top up umur seperti top up pulsa?”, pikir Puji.
Jadi keputusan akhirnya, Puji menolak saran sang dokter. Meski saat itu bukan hal yang mudah meyakinkan orang tua agar menyetujui keputusan tersebut.
“Hidup atau mati di tangan Tuhan,” pikir Puji yakin.
Selang beberapa waktu, ada seorang teman yang merekomendasikan internist di rumah sakit Mount Elizabeth, Singapore. Berobatlah Puji ke sana. Setelah melakukan observasi, internist tersebut tidak berani menjamin kondisinya akan selalu baik-baik saja, kondisi levernya memang tidak bagus.
“Dokter itu bukan segala-galanya. Umurmu bukan dokter yang menentukan, ada yang lebih berkuasa dari dokter, yaitu Tuhan. Kamu percaya Tuhan kan?”, ujar sang internist memberikan motivasi.
Sejak saat itu Puji menjadi lebih bersemangat & mempunyai pengharapan.
Yang lebih melegakan lagi, keputusan menolak disuntik obat penemuan baru dari Jepang, ternyata tepat, karena menurut internist rumah sakit Mount E, apabila tidak cocok dengan obat dari Jepang tersebut, justru bisa mengalami xirosis dan dapat memperburuk kondisi levernya.
Puji bersyukur, keputusan ini pastilah pimpinan dari Tuhan.
Selanjutnya Puji mulai berdamai dengan kondisinya.
Kalau sedang kambuh, tubuhnya sangat lemas. Untuk berdiri lebih dari 10 menit saja perlu perjuangan, apalagi untuk berjalan. Terpaksa harus bedrest, kadang sampai 2 minggu.
“Ah, bagaimana masa depanku?”, kadang pertanyaan itu melintas di kepala.
“Tuhan, saya ingin mengenal kebenaran yang sesungguhnya & melayani Tuhan dengan benar,” doanya dalam hati.
Beberapa waktu kemudian, ada telpon dari Pricilla, bercerita dia baru saja mengikuti acara dari Andrew Wommack.
“Koq gak ajak aku?”
“Lain kali ya….”
Puji ingat, dulu suka menonton acara Andrew di TBN. Bagus & menguatkan.
Ah, Jawaban Tuhan begitu cepat.
Ketika ada free teaching, ikutlah Puji dan dia suka. Akhirnya mendaftar dan join di Sekolah Charis.
Sebetulnya sebagian firmannya, Puji sudah tahu. Tetapi ketika diajarkan lagi, dia mendapatkan cara pandang yang berbeda.
Terasa hidup dan pas menjawab pergumulannya. Apalagi para guru kerap memberikan contoh penerapannya dalam kehidupan mereka. Pelajaran dari kehidupan nyata, bukan sekedar teori. Sungguh menarik.
Puji ingat sekali, hari itu tanggal 2 November, ketika akan berkumpul pertama kali dengan teman-teman Charis untuk membahas Test Review. Rencananya dia tidak ikut karena sakit levernya sedang kambuh. Harus bedrest seperti biasanya.
Tetapi teman-teman membujuk dan mengingatkannya pada pelajaran dari Andrew Wommack mengenai kesembuhan.
“Ayolah hadir… Kamu itu sudah sembuh.”
The power of friends…. Akhirnya dalam keadaan sakit dan lemas, Puji memaksakan diri hadir. Teringat akan tindakan iman yang dipelajari dari Andrew Wommack, Puji tetap beraktivitas meski badan lemas, sambil memperkatakan janji firman yang berhubungan dengan kesembuhan dan kesehatan.
Sebelum diskusi selesai, Puji pamit pulang terlebih dahulu. Kondisinya tidak mendukung.
Setelah peristiwa itu, setiap penyakitnya kambuh, Puji memilih mengambil tindakan iman: tetap beraktivitas sekuatnya.
Selain itu, setiap pagi, Puji rutin mendeklarasikan janji-janji Tuhan dan melepaskan kehidupan, kesembuhan serta kesehatan sempurna atas dirinya.
Diperintahkannya organ-organ tubuhnya bekerja dengan sempurna, khususnya, levernya.
Seiring berjalannya waktu, tanpa disadari, Puji sudah tidak pernah mengalami sakit lever dan badannya sudah tidak pernah lemas lagi. Selama ini Puji lupa.
Oneday, tiba-tiba kesadaran muncul, “Ternyata aku sudah sembuh”.
Yeaaaayyyyy….
Sungguh..kesembuhan Ilahi itu nyata dan masih terjadi.
Allah tetap sama, dari dulu, sekarang dan sampai selama-lamanya….
Uniknya, kedua dokter yang memvonis Puji sudah meninggal sekarang, sementara Puji yang divonis umurnya tinggal 6 bulan atau setahun, justru sehat walafiat.
Kalau Puji disembuhkan, kita juga dong…
Thank God!
*When you are tempted to give up, your breakthrough is probably just around the corner – Joyce Meyer.*
*Ketika Anda tergoda untuk menyerah, terobosan Anda mungkin segera akan terjadi – Joyce Meyer.*
YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN
#seruputkopicantik #inspirasi #motivasi
#sembuh #sakitlever