God’s Favor.
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
God’s Favor.
Seperti biasa, setiap pulang liburan setahun sekali, Michelle ingin berjumpa dengan teman-temannya.
Tiba di Jakarta, Michelle sudah janjian bertemu dengan beberapa temannya.
Barulah setelah itu kami pergi ke Bali untuk menyambut pergantian tahun.
Kami ada rumah, jadi bisa sewaktu-waktu. Seperti biasa, serba mendadak.
Di Bali, Michelle tiba-tiba bercerita, sahabatnya semasa highschool, orang Korea, akan pulang ke Korea tgl 3 Januari. Jadi Michelle minta pulang Surabaya tgl 1 Januari.
Duh mana ada tiket mendadak begini?
Untunglah ada tiket NAM Air pk. 21.00. Satu-satunya pilihan yang ada.
Nicho bercerita, beberapa waktu sebelumnya pernah naik NAM Air, kursinya sempit dan sebelum pesawat take off, AC tidak dinyalakan. Panas….
“Sudah kita berdoa saja Chelle, flight kita oke.”, ujar saya menghibur Michelle, yang melongo mendengar penuturan Nicho.
Ketika check in, saya minta kursi depan. Kami beli hot seat. Ternyata masih ada kursi 1A dan 1B.
Saat boarding, kursinya besar seperti kursi business class, hanya berisi 2 kurdi di sisi kiri dan kanan. AC di atas kami menyala… Dingin…
Wow … Puji Tuhan!
Kami merasakan God’s favor, kemurahan Tuhan. Beberapa waktu lalu Nicho dapat kursi sempit dan panas, namun Tuhan adakan perbedaan untuk kami. Yess…
Tiba di Surabaya, bagasi kami keluar awal. Penerbangan ramai sekali. Penuh orang di tempat pengambilan bagasi.
Segera kami keluar. Begitu bertemu Christian, anak ke dua yang menjemput, Michelle sibuk bercengkerama dengan kakaknya.
Bagasi pun diturunkan ketika kami sudah tiba di rumah. Michelle mencari-cari tas backpack yang berisi laptop. Tidak ada!
Alamak…. Baru ingat, pasti tertinggal di kursi bandara saat menanti bagasi keluar.
Oh…..
Segera menelpon lost & found Bandara Juanda. Lalu kami kembali lagi ke Bandara.
Godaan untuk mengatakan ‘tas hilang’, besar sekali. Apalagi di sana banyak sekali penumpang. Tetapi kami menahan diri untuk tidak berbicara negatif.
Alih-alih kami berdoa.
Tiba di Bandara, kami menuju kursi yang tadi diduduki Michelle. Tidak ada tasnya.
Lalu kami bertanya, di mana kantor lost & found?
Ternyata tiap airline punya lost & found masing-masing. Dan kantor NAM Air sudah tutup.
Michelle menelpon lagi nomor lost & found bandara, ternyata kantornya agak jauh dari terminal kedatangan. Setelah tiba di sana, petugas minta foto tas yang hilang seperti apa?
Michelle menunjukkan fotonya dan sang petugas ke dalam mencarinya.
Ternyata ada.
“Coba dibuka, isinya masih ada tidak?” tanya sang petugas.
Laptop, charger dan HP masih ada semua. Lengkap. Puji Tuhan…
Sekali lagi bukti kemurahan Tuhan.
Perlindungan Supranatural adalah warisan milik anak-anak Tuhan, tulis Andrew Wommack dalam bukunya yang berjudul Imagination.
Sungguh merasakan hidup dalam perlindungan Tuhan itu sangat melegakan!
Kita tidak pernah tahu apa yang akan menimpa atau hal-hal yang akan kita alami, namun kesadaran bahwa Tuhan senantiasa menjagai dan mempertemukan dengan orang-orang baik, sangatlah berharga!
If the LORD does not build the house, the workers cannot do anything. There are men who watch (for danger). But if the LORD does not guard the city, they will be useless. If you work all day for food, from early morning to late at night, you will get nothing. It is God who gives sleep. He gives it to the people that he loves.
Kalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah tukang-tukangnya bekerja. Kalau bukan TUHAN yang melindungi kota, sia-sialah para pengawal berjaga-jaga. Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, mencari nafkah– Tuhanlah yang memberikan tidur (istirahat, ketentraman). Ia memberikannya kepada orang-orang yang dicintai-Nya.
YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN