Serba-Serbi Menuliskan Pengalaman.
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Serba-Serbi Menuliskan Pengalaman.
“Mengapa B. Yenny suka memuji dan mempromosikan orang lain dalam artikel yang ibu tulis?”, tanya seorang gadis remaja.
“Saya kan menceritakan apa yang saya alami. Kalau memang bagus dan membuat saya terkesan, akan saya tulis. Tapi klo saya ga terdorong untuk menuliskan, gak saya tulis juga. Sulit kalau menulis bukan dari ketulusan hati. Biar pun disusun dengan kalimat-kalimat cantik, gak ada gregetnya. Tidak ada kuasanya,” saya menjelaskan,
“Bukankah kita hidup di dunia ini, diciptakan Tuhan untuk saling support? Diberkati untuk memberkati. Saya senang jika orang lain menjadi sukses dan populer.”
“Apa untungnya buat B. Yenny?”
“Bukan soal untung rugi. Saya menuliskannya free of charge.
Gratis tis tis tis….
Memang saya tidak mengharapkan apa-apa. Berbagi kebaikan saja. Saya menabur benih yang baik di mana-mana. Bukankah hidup memang seperti itu? Saya menabur benih-benih yang baik, percaya ga, saat putri saya, Elisa membutuhkan support untuk penjualan peralatan yoganya, – bidang yang saya betul-betul ga paham-, Tuhan kirim orang-orang dari antah berantah, muncul begitu saja membantu Elisa, free of charge pula. Elisa menuainya di tempat yang berbeda.”
“Ibu gak menyamarkan nama-namanya?”
“Kalau menceritakan tentang hal-hal baik, saya tulis namanya besar-besar. Bentuk penghargaandan rasa hormat. Semua orang suka dipuji dan dihargai.
Tapi kalau yang diceritakan bukan kisah yang baik, ya tidak saya tulis namanya. Cukup ambil pelajarannya saja, agar orang lain tidak tertipu seperti saya. Pengalaman mahal harganya.”
Ketika hubungan semakin dekat dan berkualitas dengan Tuhan, saya merasakan kebaikan Tuhan amat sangat berlimpah. Banyak hal yang terpikirkan saja tidak, namun Tuhan anugerahkan dengan melimpah-ruah. Hingga pada suatu titik, saya berkata, Tuhan terlalu baik. Pokoknya apa saja yang Tuhan mau saya lakukan, akan saya lakukan tanpa tawar menawar lagi. Tidak peduli siapa yang dapat nama, gak penting.
It’s not about me, it’s about Him.
Ini bukan tentang saya, tetapi tentang Tuhan.
Setiap kita ini satu kesatuan, ibarat tubuh, ada yang jadi mata, telinga, tangan, kaki dll. Semua saling support dan membutuhkan satu sama lain. Sama-sama penting. Ketika kaki terluka, kepala terasa pusing juga. Lakukan yang terbaik yang kita bisa, biarkan Tuhan mengatur orang lain yang mengerjakan apa yang kita tidak bisa.
Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Ingat ga pelajaran Bahasa Indonesia saat masih SD?
Karena itu mari kita bekerjasama untuk kemuliaan-Nya. Itu yang terpenting.
Surrender brought Supernatural- Carrie Pickett
Berserah membawa pada hal-hal Supranatural – Carrie Pickett
YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN