Anda Warga Negara mana?
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Anda Warga Negara mana?
Ada teman yang baru pindah ke salah satu negara Eropa. Ketika mengunjunginya dan ngobrol, apa pun dia kurs ke rupiah.
Jadi saat mau beli sesuatu, tidak lupa bertanya,
“Hari ini kurs rupiah berapa ya?”
Maksudnya 1 Euro hari ini di kurs Rupiah berapa? Lalu dikalikan dengan harga barang itu. Dia menilai mahal atau murah dengan patokan rupiah.
Secara fisik teman ini ada di Eropa tetapi secara mental, dia tetap di Indonesia. Pikiran, makanan, gaya hidup, keputusannya, semua ala indo.
Dengan cara yang sama, orang-orang yang sudah diselamatkan dan menjadi anak-anak Tuhan, adalah Warga Negara Surgawi.
Seyogyanya hidupnya menuruti hukum-hukum rohani. Namun tanpa disadari, cara hidupnya tidak berbeda dengan hidup orang-orang dunia yang tidak mengenal Allah. Lalu protes, mengapa janji-janji Tuhan tidak terealisasi dalam hidupnya?
Sedangkan janji Tuhan dalam hidup temannya koq terealisasi. Berarti Tuhan tidak adil….
Sadarkah kita bahwa di sebagian besar Negara-Negara Eropa, mereka menggunakan mobil dengan setir kiri?
Sedangkan di Indonesia, setir kanan.
Semua peraturannya jadi berkebalikan saat akan berbelok, parkir dan sebagainya.
Nach bisakah dibayangkan, jika di negara yang seharusnya mobil setir kiri, lalu nekad menggunakan aturan mobil setir kanan?
Tabrakan atau kacau pastilah.
Itulah yang terjadi dengan anak-anak Tuhan yang tetap bergeming hidup menurut aturan dunia. Tetap membiarkan pikiran kotor, jahat dan dosa, mengisi pikirannya.
Bukan Tuhan yang tidak merealisasikan janji-Nya, tetapi dia yang tidak menyesuaikan diri dengan aturan yang berlaku, tentu saja tidak terealisasi.
Setiap janji ada persyaratannya.
Apakah kita sudah memenuhi persyaratannya?
Make sense?
Saya teringat sekian tahun lalu ketika terjadi gonjang ganjing di Thailand.
Suvarnabhumi Airport diduduki oleh para demonstran.
Pemerintah Australia mengirimkan pesawat khusus untuk mengevakuasi dan menyelamatkan warganya yang ada di Thailand. Tetapi hanya Warga Negara Australia yang boleh ikut dalam pesawat tersebut
Demikian juga dengan kita, warga negara surga. Kita mendapat priviledge karena kita anak-anak Allah. Hukum yang berlaku dalam hidup kita berbeda. Saat bencana terjadi, Allah menyelamatkan. Tetapi kembali pada pilihan kita sendiri, maukah kita menuruti arahan-Nya untuk masuk dalam pesawat penyelamat atau tidak?
Hidup adalah pilihan, bukan?
Pada akhirnya, kitalah yang menentukan masa depan kita sendiri.
Jadi jangan salahkan Tuhan atau orang lain!
Oke? Take Responsibility!
Your life is the result of choices—your choices. Others can influence or hinder you, but your choices are the ultimate determining factor of your destiny.- Andrew Wommack
Hidup Anda adalah hasil dari pilihan — pilihan Anda sendiri! Orang lain dapat memengaruhi atau menghalangi Anda, tetapi pada akhirnya, pilihan Andalah faktor penentu utama nasib Anda.- Andrew Wommack
YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN