Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Om William Soeryadjaya.
Pagi ini ada WA dari P. Paulus Bambang WS. Ketika saya buka, ternyata kisah tentang Ultah Astra yang ke 62.
Beliau sangat terharu hingga meneteskan airmata ketika ultah Astra kali ini memberikan penghormatan lebih kepada sang pendiri, Om William Suryadjaya.
Saya sangat terpesona baca kisahnya. Om William adalah idola saya. Buku tentang beliau, Man of Honor William Soerjadjaja sungguh mengupas kehidupannya yang sangat pantas untuk diteladani.
Integritas, kasih dan kepeduliannya terhadap sesama dan prestasinya dalam membangun Astra sungguh tidak ada yang dapat menandinginya. Mengagumkan!
Selama ini ada pertanyaan yang mengganjal di hati saya, mengapa tokoh yang sedemikian baik dan cinta Tuhan harus mengalami kisah pahit hingga akhirnya kehilangan Astra?
Hati saya sedih ketika membaca bagian akhir buku Man of Honor.
Jawabannya ada di dalam tulisan P. Paulus Bambang WS di bawah ini:
TERHARU … DI ULTAH ASTRA 62
Baru kali ini dalam beberapa dekade terakhir saya merayakan ulang tahun dengan air mata.
Ternyata itu bukan hanya saya, yg memang agak ‘gembeng’ dan melankolis, tapi banyak yg termasuk pria dan wanita tegar juga tak kuasa menahan setetes air di pelupuk mata. Termasuk Ibu Rini, mantan Presdir Astra yg ikut membantu penyelamatan Astra di th 98.
Kenapa bisa tak kuasa menahan gaya gravitasi itu ?
Sederhana, acara ulang tahun Astra ke 62 dirancang dg amat sangat apik oleh presdir kami, Pak Pri, begitu panggilan akrabnya. Every single detail tak luput dari evaluasinya.
Itu sebabnya acara pagi, peresmian gedung Menara Astra, terasa agung dan menyentuh hati.
Nah ini penyebabnya, ketika hati tersentuh dan bergetar maka tarikan gravitasi menjadi sangat kuat yg membuat air mata tak bisa menahan daya lekat pelupuk dan harus turun mengalir menuju hati.
Bangsa yg besar adalah bangsa yg menghormati pahlawannya. Perusahaan yg besar adalah perusahaan yg menghormati pendirinya termasuk pemimpin lamanya yg sering disebut mantan.
Walau sudah tak punya saham, suara dan kuasa tapi Pendiri Astra, kami memanggilnya Om William, atau sebutan pendek Si Om, menyemaikan bibit nilai yg tak lekang waktu yaitu Catur Dharma.
Waktu menemani keluarga Om makan siang setelah acara, saya nyeletuk ‘Bu, kali saja Astra menghormati Om lebih dari perusahaan keluarga menghormati beliau ya’, canda saya sambil tertawa. Pak Pri sering mengutip Om dan banyak eksekutif Astra bangga dg Om sebagai Man of Honor nya Astra dan Indonesia.
Salah satu putri Om berujar ‘Ah ndak lah’, katanya sambil tertawa. ‘Tahu nggak Paulus, itu sebabnya saya ajak anak anak kesini, cucu Om maksudnya, agar tahu siapa Om di hati Astra. Walau ada yg ada meeting penting hari ini tapi saya ‘paksa’ datang’, kali ini beliau serius.
Itulah bahagianya Om. Manusia yg kehilangan kepemilikan tapi tidak kehilangan cinta dan kemuliaan. Uang, saham dan kekuasaan boleh berlalu, tapi kalau hidup memberi manfaat dan inspirasi, maka kemuliaan, hormat dan kenangan jadi abadi.
Nah, bagaimana dengan hidup kita ?
Kalau saatnya nanti kita harus berpisah dari kekuasaan dan kursi, apakah masih ada Cinta, Kemuliaan, dan hormat ?
Apakah hidup kita memberi dampak pada kehidupan atau pada dompet semata?
Belajar dari Om, yg masih jadi hero walau sdh 27 tahun meninggalkan Astra, membuktikan bahwa menyentuh hati bawahan itu sentuhan abadi. Mau ?
Terima kasih P. Paulus Bambang, saya paham dan belajar banyak hikmat, nilai-nilai dan legacy yang tak lekang oleh waktu dari kesaksian bapak tentang Si Om.
*A good name is more to be desired than great wealth, and to be respected is better than silver and gold.
Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas.
YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC
MPOIN PLUS
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN