.
Pagi itu ada bbm masuk dari Nicholas, putra saya ke 3. “Ma, ada waktu? Skype sekarang bisa?” Nicholas ingin berdiskusi.
Nicho sedang kuliah film di New York Film Academy, Amerika. Teman-temannya berasal dari berbagai negara dan kebanyakan, bahkan nyaris semua, tidak ada yang ke gereja atau percaya Tuhan. Saat Nicho sedang sharing tentang kehidupan dan tentang Tuhan, maka ada beberapa temannya yang bertanya, “Jika Tuhan benar-benar ada, mengapa Tuhan mengijinkan kelaparan dan perang antar suku di Afrika hingga keadaan mereka sedemikian buruknya?”
Inilah topik yang ingin didiskusikan Nicho.
.
.
Dari pengalaman anak-anak saya, sejak mereka kecil saya mengajar mereka beribadah dan mengenal Tuhan. Saat mereka mulai sekolah ke luar negeri, jauh dari orangtua dan lingkungan yang berbeda dengan negara kita, mulailah ada pertanyaan-pertanyaan semacam ini.
Ternyata sesungguhnya fase seperti ini dialami oleh sebagian besar orang dalam pertumbuhan rohaninya hingga mereka mendapatkan iman pribadinya, pengenalan pribadinya bersama Tuhan. Bukan lagi iman karena orangtuanya.
.