WHERE IS THE SAFE PLACE?
Bencana meletusnya Gunung Merapi masih terus mencekam hari-hari ini. Dugaan semula, setelah meletusnya Gunung Merapi yang pertama dimana Mbah Marijan ikut menjadi korban selesai, maka bencana selesai. Di luar dugaan, masih ada letusan-letusan berikutnya yang bahkan lebih besar. Pabrik dan gudang kami di jalan Kaliurang-Jogja berada dalam ring 20 km dari Gunung Merapi, termasuk kawasan tidak aman yang ditutup oleh pemerintah. Apa boleh buat? Adik saya sempat bertanya apakah kami sudah mengamankan barang-barang disana. Namun seperti biasanya, bencana selalu terlambat diantisipasi, jadi kami hanya bisa mengamankan sebagian kecil saja. Selebihnya pasrah kepada Tuhan saja.
Pada tahun 1998, kami tinggal di Solo saat kerusuhan terjadi. Saat itu kami juga mengungsi ke Tawangmangu. Suasana kacau balau. Pembakaran rumah, mobil dan penjarahan terjadi di mana-mana. Menurut para saksi mata, ada orang yang naik sepeda motor memimpin massa. Jika sang pemimpin mengacungkan tongkatnya menunjuk ke suatu lokasi, maka segera lokasi itu dibakar. Pengalaman yang sungguh-sungguh traumatis. Setelah peristiwa itu, Solo sempat menjadi kota mati selama beberapa waktu. Mencari bahan makanan atau pasta gigi saja sulit.