Monthly Archives: Mar 2021

Articles

Sosial Media. Positif Or Negatif?

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Sosial Media. Positif Or Negatif?

“Dengan siapa kita bergaul, menentukan masa depan Anda.” Itu benar sekali, bu Yenny.

Dalam sebuah buku, kalau tidak salah judulnya “Strategi Menuju Sukses” oleh Jim Dornan,  pernah membacanya. Masa depan dan kualitas seseorang ditentukan oleh:

1.Buku-buku apa yang Anda baca.
2.Apa yang Anda dengarkan. Audio atau video.
3.Dengan siapa lingkungan  dan pergaulan Anda.

Karena itu, buku itu mengingatkan agar hanya membaca buku/bacaan positif yg membangun. Mendengar atau menonton audio/video positif. Dan bergaul dengan teman-teman yang juga positif yg membantu kita bertumbuh. Pengertian “bergaul” saat ini, menurut saya juga termasuk “pergaulan dalam dunia maya”, ujar P. Pria Takari, sahabat saya, mengomentari artikel: https://yennyindra.com/2021/02/show-me-your-friends-and-ill-show-you-your-future/

Setuju!

Ada 2 kelompok ekstem, yang satu sangat anti sosial media, sementara kelompok sisanya, mendukung.

Bagi saya pribadi, sosmed ibarat pisau. Positif atau negatifnya tergantung bagaimana kita memanfaatkannya.

Ada yang selingkuh, tertipu, menjadi konsumtif dan kecanduan game, gara-gara sosmed.
Tetapi tidak sedikit yang memanfaatkannya untuk berbisnis, belajar dan membangun networking dengan kalangan yang positif.

“Anak-anak yang familiar dengan gadget dan internet, ke depannya akan jauh lebih mudah dan terampil memanfaatkan kemajuan teknologi,” ujar Prof. Rhenald Kasali saat Aspirasi berkunjung ke Rumah Perubahan, milik beliau.
“Bahkan kelak, dokter dari Perancis, misalnya, bisa mengoperasi pasien di Indonesia, dengan perantaraan fasilitas internet dan teknologi. Sesuatu yang masing asing bagi pemikiran kita saat ini.”

Wow…

Bagi saya pribadi, sosmed sangat berguna. Saya follow tokoh-tokoh yang sudah teruji positif dan mengajarkan hal-hal yang bermanfaat. Setiap buka instagram, muncul quotes, video pendek mereka.
Tidak jarang Tuhan mengingatkan saya melalui sarana ini.

Di FB, banyak teman-teman Charis post artikel-artikel bagus, quotes dan berbagai resources lainnya. Semuanya menggiring saya kembali ke track yang benar, saat pandangan saya teralihkan pada hal-hal duniawi. Ikutan galau dan kuatir karena berita-berita.

Di WA grup juga banyak pilihan. Berita yang positif mau pun yang negatif. Diskusi kelas ilmuwan, pengusaha-pengusaha kelas international, lokal, kelompok rohani, kelompok pembelajar, pedagang eceran hingga guyonan ala ibu-ibu. Maklum saya punya ratusan WA grup. Tinggal saya sendiri yang mesti bijak, mau fokus ke mana?
Belajar memilih dan memilah sesuai kebutuhan dan tujuan hidup.

Saat Michelle liburan pulang Indonesia desember 2020, saya galau.
Membaca hebohnya Covid di US, saya ingin Michelle di Indo saja. Toh tinggal 1 semester.
Tetapi Michelle ‘kekeuh’ mau pulang ke Boston. Lebih enak sekolah langsung daripada online.

Saya pun berdoa minta hikmat Tuhan.
Awal Januari, seorang teman post, putranya kembali ke US.
Dan baik-baik saja.
Seolah Tuhan meneguhkan, gak apa-apa Michelle pulang ke Boston.
Tanpa kata, tanpa komunikasi langsung tetapi foto yang di post berbicara banyak.

Akhirnya Michelle kembali ke US. Semuanya berjalan lancar…
Sempat persiapan untuk karantina 14 hari.
Ternyata 3x di SWAB, hasilnya Negatif.
Tidak perlu karantina.
Yeaaayyyy….

Saya mengambil kesimpulan, sesungguhnya apa pun yang ada di tangan kita, bisa dipergunakan untuk hal positif mau pun negatif.
Yang kerap tidak kita sadari, apa pun yang kita ucapkan, lakukan mau pun sikap yang kita tampilkan, mempengaruhi orang lain.
Hidup kita buku terbuka yang ‘dibaca’ orang lain.
Apakah orang lain melihat ada pancaran karya Allah di sana?
Selain itu, di dunia maya, saya bergaul dengan siapa? Karena teman-teman saya positif, yang saya lihat pun foto yang positif.

Teman saya hingga kini pun tidak tahu, jika post foto anaknya, sudah menjadi berkat bagi saya.

Karena itu, mari kita manfaatkan apa pun yang kita miliki, panggung kita, kesempatan yang ada, dengan bijak, menjadi berkat bagi sesama dan untuk kemuliaan Tuhan .
Setuju?

The believer’s job is to shine out God in their living and in their speaking-Henry Hon

Tugas orang yang percaya kepada Tuhan adalah memancarkan Tuhan dalam kehidupan mereka dan melalui pembicaraan mereka – Henry Hon.

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

https://mpoin.com/

SeruputKopiCantik

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles

“Apakah Anda Mendengarkan Dia?”

Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra

“Apakah Anda Mendengarkan Dia?”

Tuhan ingin berkomunikasi dengan kita!
Dia ingin menunjukkan kepada kita semua yang telah kita miliki di dalam Kristus. Dia pun ingin membawa kita keluar dari keputusasaan, patah semangat, ketakutan, penyakit dan kemiskinan, dan membawa kita masuk ke dalam hidup yang berkelimpahan.
Ini melampaui pewahyuan umum tentang diri-Nya, yang tersedia bagi semua ciptaan-Nya. Inilah pewahyuan khusus kepada roh kita yang telah lahir baru, agar dapat memahami betapa besarnya warisan yang kita terima di dalam Dia! Tuhan ingin mengajar kita, dengan memberi kebijaksanaan, mempersiapkan kita, memperingatkan kita dan membebaskan kita. Dia berbicara!
Mengapa banyak yang tidak mendengar?

Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.
1 Korintus 2:14 (TB).

Sayangnya, banyak orang Kristen yang diklasifikasikan sebagai manusia ‘alami’. Bukan karena mereka belum lahir baru, tetapi karena mereka tidak menyediakan waktu untuk hal-hal yang berhubungan dengan Tuhan. Kekhawatiran dunia ini telah mencekik Firman dan mereka memilih hidup sebagai manusia duniawi, bukan sebagai manusia rohani. Meski pun roh mereka hidup bagi Tuhan dan bisa mendengar suara-Nya, mereka jarang mendengar atau mengenali bisikan-Nya karena mereka tidak meluangkan waktu mempersiapkan hati untuk mendengarkan-Nya.

Bandingkan dengan hambatan yang dihadapi orang buta dan tuli.
Di dunia alami mereka pasti mengalami banyak kesulitan.
Pemandangan dan suara yang dianggap normal, tidak bisa dialami oleh mereka yang buta mau pun tuli. Kehidupan yang tidak ‘normal’ atau berbeda, terpaksa mereka jalani. Penyesuaian dibuat agar hidup dapat berjalan, namun keindahan dunia kasat mata mau pun beragamnya suara, tetap terkunci dan hanya bisa dibayangkan saja.

Manusia alami menjalani kehidupan yang serupa. Hidup tanpa mendengar Tuhan adalah hidup yang minimal. Kita diciptakan untuk mendengarkan Dia. Memilih untuk mengabaikan-Nya dan menjalani hidup pada tingkat alamiah serupa dengan menjadi buta dan tuli pada saat yang bersamaan. Kita dapat menyesuaikan diri, tetapi kita tidak akan pernah mengalami kehidupan yang berkelimpahan.

Kita diciptakan untuk hidup dalam persekutuan dengan Bapa, di mana kelimpahan, pertolongan, berkat, kebijaksanaan dan petunjuk-Nya tersedia bagi kita. Kehidupan yang berkelimpahan dimulai dengan keinginan untuk mendengarkan Dia.

Telinga yang mendengar dan mata yang melihat, kedua-duanya dibuat oleh TUHAN.
Amsal 20:12 (TB).

[Repost ; “Are You Hearing Him?”, – Barry Bennett, diterjemahkan oleh Yenny Indra].

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

Klik:
https://mpoin.com/

gospeltruth’scakes

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles

Living In Balance.

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Living In Balance.

Firman Tuhan menjanjikan kemakmuran.
Tuhan ingin anak-anak-Nya makmur.
Siapa yang mau diberkati & makmur?
Saya segera tunjuk jari.

Tetapi saat kita hanya fokus pada pengajaran tentang kemakmuran dan menolak pengajaran lainnya, kita akan terperosok dalam jurang keserakahan.
Dan Tuhan membenci keserakahan!

Nach lho… Bagaimana dong?
Kita hidup harus seimbang. Terima semua pengajaran firman Tuhan dan jadilah seimbang  Jangan hanya dipilih apa yang menguntungkan diri sendiri alias untuk memuaskan keinginan egois kita sendiri.

Tuhan ingin kita diberkati?
Pasti!
Apa tujuan Tuhan?
Supaya kita menjadi berkat bagi orang lain.
Diberkati untuk menjadi berkat. Karena kita hanyalah pengelola dari ‘harta’ milik Tuhan.

Saya terpukau saat Greg Mohr memberi contoh, ada suami istri yang biasa berpendapatan besar. Pasangan ini terbiasa memberikan persembahan dalam jumlah tertentu.
Suatu ketika pendapatannya menurun. Tetapi sang istri tetap memberikan dalam jumlah yang sama, dengan sikap beriman agar pendapatannya pulih kembali.

Greg Mohr menegurnya karena persembahan seharusnya diberikan berdasarkan pada apa yang ada pada kita bukan berdasarkan pada apa yang ingin kita terima.
Wow… Ini pemahaman yang baru pertama kali saya mengerti.
Inilah gunanya sekolah!
Yess….

Motivasi dan cara dalam memberikan persembahan lebih penting bagi Tuhan.
Bukan memberikan persembahan sejumlah A supaya mendapatkan 100 x lipat ganda motivasinya.
Itu gambling, berjudi…

Persembahan diberikan sebagai ucapan syukur dan bukti kita mempercayai Tuhan serta berdasarkan pada apa yang memang kita miliki ( yang ada pada kita).

Diperlukan cara Ilahi untuk mendapatkan hasil yang Ilahi.

Apakah kesembuhan janji Tuhan?
Yess! Sure…
Tetapi di sisi lain kita juga diperintahkan Tuhan menjaga keseimbangan dan kesehatan tubuh kita, karena tubuh kita itu Bait Allah.
Seimbang!

Ada firman Tuhan yang memerintahkan kita untuk memberi, berbagi dan menolong orang lain.
“Bertolong-tolonganlah dalam menanggung bebanmu”, kata Tuhan.
Namun di sisi lain, ada perintah “orang yang tidak bekerja, jangan makan.”
Seolah-olah saling bertentangan.
Lalu kita harus bertindak mengikuti perintah yang mana?

Semuanya benar, tergantung kasus dan waktunya. Tidak bisa ‘digebyah uyah’, kata Orang Jawa.
Tidak bisa disamaratakan. Butuh hikmat dan kebijaksanaan dalam setiap kasus.


Karena itu penting bagi kita untuk bergantung kepada Tuhan setiap saat.
Sebelum bertindak, berdoa minta hikmat Tuhan, yang mana tindakan yang paling tepat untuk situasi ini.

Kunci keberhasilan dalam hidup adalah bersikap seperti anak kecil dihadapan Allah dan mau diajar oleh sesama- Jack Hayford.

Ini sungguh prinsip yang sangat penting untuk maju dan berkembang bersama Tuhan. Kunci kesuksesan hidup.
Terus belajar, bersedia dikoreksi, karena Tuhan bisa memakai siapa saja dan sarana apa saja untuk mendidik kita.

Seseorang sukses, sehat, bahagia, berkemenangan dll bukan kebetulan. Ada prinsip-prinsip, nilai-nilai, life-style, mindset dan respon tertentu yang dihidupinya, sehingga dia bisa mencapai level itu.
Jika kita ingin seperti dia, tentunya kita harus belajar serta mempraktekannya juga.
Siap belajar?


One of the keys to success in life is finding the right balance.- Greg Mohr

Salah satu kunci keberhasilan dalam hidup adalah menemukan keseimbangan yang tepat. – Greg Mohr.

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

https://mpoin.com/

SeruputKopiCantik

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles

“Penyembuhan dan Trauma.”

Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra

“Penyembuhan dan Trauma.”

Kita tahu bahwa manusia terdiri dari roh, jiwa dan tubuh.
Secara umum kita dapat mendefinisikan jiwa sebagai pintu masuk menuju dimensi mental dan emosional. Jadi, ada empat area dalam hidup kita yang membutuhkan kekuatan pembaharuan dari Roh Kudus dan pemulihan Firman: roh kita, pikiran kita, emosi kita dan tubuh kita.

Keempat area ini dapat dibandingkan dengan empat ban mobil. Ketika satu ban kempes, pasti ada yang kehilangan fungsinya.
Jika dua ban kempes, situasinya kritis. Sayangnya, ada beberapa orang yang memiliki empat ban kempes dalam hidup mereka. Mereka tidak sehat secara rohani, mental, emosional mau pun fisik.

Keempat area ini saling berhubungan dalam banyak hal. Tantangan mental dapat memengaruhi emosi dan masalah emosional dapat memengaruhi pikiran. Kedua area ini dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik, dan masalah fisik juga dapat berdampak negatif pada pikiran dan emosi. Masalah utamanya berada pada jiwa manusia. Jiwa yang tidak sehat, yaitu yang terlepas dari aliran kehidupan Tuhan yang terus menerus, dapat menimbulkan dampak yang lebih negatif daripada berbagai peristiwa kehidupan lainnya yang dapat menyebabkan kerusakan pada dimensi mental, emosional, dan fisik kehidupan.

Ini bukan tentang apakah seseorang diselamatkan (lahir baru), tetapi apakah mereka sehat secara rohani, mental, emosional serta fisik atau tidak. Penyembuhannya lebih dari sekedar masalah fisik. Sering kali, masalah fisik hanyalah gejala dari kebutuhan yang lebih besar.

Salah satu peristiwa yang paling berpotensi merusak dalam hidup adalah trauma. Peristiwa traumatis dapat mencakup kehilangan yang tidak terduga dari orang yang dikasihi, stres akut, bencana alam, perceraian, diagnosis medis yang negatif, masalah hukum, beban keuangan, putusnya hubungan dengan anak-anak atau orang tua, dll. Daftarnya bisa terus berlanjut.
Peristiwa semacam itu dapat memengaruhi keempat bidang kehidupan kita. Trauma emosional dan trauma mental dapat memicu reaksi fisik, baik dalam jangka pendek mau pun jangka panjang. Trauma fisik, seperti kecelakaan, dapat merusak stabilitas mental dan emosional. Jika kondisi rohani tidak teguh di dalam Kristus, trauma yang tidak terselesaikan dapat membawa kehancuran besar bagi kehidupan seseorang.

Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah?
Amsal 18:14 (TB).

Gangguan fisik dapat ditangani oleh seseorang yang memiliki roh yang kuat. Tetapi, bagaimana dengan mereka yang jiwanya ‘hancur’? Apakah seseorang pernah mengalami patah semangat?

“… tetapi kepedihan hati mematahkan semangat (membuat roh hancur).”
Amsal 15:13 (TB).

Dan apa akibat dari patah semangat?
“… ..Semangat yang patah mengeringkan tulang.” (Amsal 17:22).

Dengan demikian, kesedihan hati yang diakibatkan oleh berbagai macam trauma, pada akhirnya dapat ‘mengeringkan tulang’ yaitu berdampak negatif pada fisik. Sekali lagi, semua area ini saling berhubungan. Seperti rangkaian kartu domino, ketika yang pertama jatuh, yang lain bisa terkena dampaknya.

Apa jawabannya?

“Roh Tuhan ada pada-Ku, Karena Dia telah mengurapi Aku Untuk memberitakan Injil kepada orang miskin; Dia telah mengutus Aku untuk menyembuhkan yang patah hati, Untuk memberitakan kemerdekaan kepada para tawanan Dan memulihkan penglihatan bagi yang buta, Untuk membebaskan mereka yang tertindas; ” (Lukas 4:18).

Apapun penderitaan dan sumber penderitaan itu, Yesus datang untuk menyembuhkannya. Apakah kita menderita secara mental, emosional, fisik mau pun rohani, Yesuslah jawabannya.
Jiwa yang sehat, yang berada dalam persekutuan dengan Bapa dengan penuh iman, sukacita dan kasih, merupakan awal dari penyembuhan di setiap bidang kehidupan lainnya.

“Hati yang gembira adalah obat yang manjur”
(Amsal 17:22).

Bertekadlah untuk mengijinkan Firman dan Roh melahirkan harapan, baik secara mental mau pun emosional.
Mulailah hidup dengan pujian dan ucapan syukur.
Bersikaplah proaktif dalam menerima pelayanan Yesus di setiap bidang kehidupan kita.
Penyembuhan fisik yang kita cari mungkin saja terhalang oleh masalah di area lainnya.
Biarkan Tuhan menunjukkan akarnya dan kemudian biarkan Dia menyembuhkannya.

[Repost ; “Healing and Trauma”, – Barry Bennett, diterjemahkan oleh Yenny Indra].

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

Klik:
https://mpoin.com/

gospeltruth’scakes

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
Articles

Membangkitkan Iman. Bagaimana Caranya?

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Membangkitkan Iman. Bagaimana Caranya?

Mama sakit. Saya terbang dari Jakarta. Kami membawa mama ke rumah sakit. Setelah diobservasi, diputuskan masuk ICU.
Pemandangan yang mengecilkan hati.

Keesokkan harinya, bertemu dokter spesialis yamg menangani mama.
“Kondisi ibu… Bla… Bla… Bla… ( Menceritakan keadaan saat ini). Sekitar 5 hari, bisa dilihat akan membaik atau memburuk. Kemungkinan terburuknya… Bla…Bla…Bla…”

Sungguh saya bersyukur selama ini sekolah di Charis dan suka menonton kesaksian di Healing Journey.
Ketika berita yang menakutkan disampaikan, segera ingatan melayang pada apa yang sudah saya simpan dalam hati.

Alan More suatu ketika kena serangan stroke saat berkebun. Segera Debby, istrinya, membawanya ke rumah sakit, ditemani oleh guru saya, Greg Mohr dan istrinya, Janice.

Di sepanjang jalan, Debby berulang kali berkata, “No… No…”.
Rupanya, iblis menaruh pikiran buruk di kepala Debby untuk menerornya. Dan Debby terus menolak dan menguatkan hatinya untuk berpegang pada janji kesembuhan Tuhan.

Ternyata benar. Hasil rontgen menunjukkan sepertiga otak Alan More memang rusak dan mati.
Namun mereka tahu, fakta bukanlah kebenaran. Hanya firman Tuhanlah kebenaran yang sejati.
Meski secara medis tidak ada harapan, tetapi mereka tetap berpegang pada janji Tuhan.

Beberapa hari kemudian, suster menemukan Alan raib dari kamarnya. Ternyata dia ke kamar mandi sendiri.
Meski secara medis itu mustahil, tetapi Alan bisa berjalan dengan normal.

Saat di rontgen ulang, otak yang rusak tetap rusak seperti sediakala. Seharusnya Alan tidak bisa berjalan dan beraktivitas normal, tetapi ternyata Alan bisa.
Dokter pun tidak bisa menjelaskannya.

Kisah ini seolah menari-nari di kepala saya. Memberi semangat, dan menyingkirkan rasa takut serta kuatir dari hati saya.
Keputusan pun saya ambil,  menolak galau dan memilih untuk mempercayai janji-Nya.

Iblis tidak berdiam diri.
Saat pikiran kosong, gambaran buruk melintas di kepala.
Tuhan selalu mempersiapkan sebelum saya mengalami sesuatu. Pelajaran kali ini, Carrie Picket mengajarkan untuk merenungkan firman Tuhan.

Ternyata tidak cukup sekedar membaca, tetapi membicarakannya, menggumamkannya dan bertindak sesuai firman yang kita renungkan. Plus berdoa dalam roh. Menjaga imajinasi sesuai apa yang saya doakan, dan bukan sebaliknya.
Butuh kedisiplinan untuk melakukannya.

  • Tuhan sudah berjanji, oleh bilur-bilur-Nya mama sudah sembuh.
  • disampaikan-Nya firman-Nya dan disembuhkan-Nya mereka, diluputkan-Nya mereka dari liang kubur, janji Tuhan.
  • Kalau Tuhan menyembuhkan Alan More, maka Tuhan juga menyembuhkan mama.
  • “Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan.” 

Sambil mandi, saat sendirian, saya terus memperkatakan janji-janji Tuhan. Menyelidiki firman dan belajar. Meneguhkan hati untuk terus berpegang pada janji-Nya. Membaca serta menonton berbagai kesaksian kesembuhan.

Apa yang sangat menghalangi kita beriman?
Ketika fokus pada apa yang nampak oleh panca indera, bagaimana caranya kesembuhan bisa terjadi…? Buntu! Rasanya koq gak mungkin.

Lalu tergoda berulangkali melihat  kondisinya, membaik atau belum? Symptom menjadi pegangan yang menentukan.
Awal saat berdoa minta disembuhkan dari hipertiroid, sehari beberapa kali menimbang berat badan.
Ciri khas hipertiroid, makan sebanyak apa pun, badan tetap kurus.

Kalau berat sedikit naik, merasa ‘sedikit’ sembuh.
Ternyata keesokkan harinya, turun lagi.
Jadi iblis dengan cerdik sengaja menggoda, hingga saya kelelahan, iman seperti yoyo yang naik turun dan akhirnya kehilangan harapan.
Akhirnya saya memutuskan tidak menimbang berat badan lagi, pokoknya percaya saya sudah sembuh.

Kembali ketika pikiran kuatir mulai menggoda, saya mengingatkan diri sendiri, otak saya yang hanya sebesar kacang, your peanut brain, istilah Greg Mohr, memang tidak bisa memahami pikiran Allah.
Sudah, percaya saja…
‘Pasrah bongkok’an’, istilah Orang Jawa.

“Ketika kita lemah, justru katakan bahwa kita kuat. Gunakan mulut dan kosakata untuk mengubah situasi, bukan sepakat dengan situasi,” kata P. Irwan Siregar, direktur Charis Indonesia,
“Hati-hati kita bisa membatalkan rencana Tuhan dengan kata-kata kita.”

Akhirnya saya benar-benar sembuh!

Padahal sering dalam kesaksian acara Healing Jorney, saat kesembuhan terjadi, Tuhan tidak melalui proses A, B, C, D, E… seperti yang saya pikirkan.
Tidak jarang terjadi kesembuhan instan. Tanpa melalui proses.

Instan mau pun proses, akan saya lalui bersama Tuhan. Itu yang terpenting.

Mama sudah keluar dari kamar ICU dan dirawat di kamar biasa. Lebih cepat daripada perkiraan. Puji Tuhan.

Karakter, iman dan percaya itu perlu dibentuk dan dibangun melalui pengalaman.
Tidak ada belajar berenang hanya secara teori semata, bukan?
Demikian juga dengan karakter dan iman.

We have a choice of focusing on our problems or focusing on God, who holds the solution -Rick Warren.

Kita mempunyai pilihan untuk berfokus kepada permasalahan kita atau berfokus kepada Tuhan, yang memegang solusinya -Rick Warren

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

https://mpoin.com/

SeruputKopiCantik

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan

Read More
1 2 3 4 5