Labuan Bajo Part 1: Rina Island & Kalong Island.
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Labuan Bajo Day 1:
Rinca Island & Kalong Island.
Dengan pesawat Garuda PK. 07.05 dari Denpasar: B.Linda, B.Wulan, P.Hendra, B.Chinta, P. Indra dan saya, menuju Pulau Labuan Bajo. Kami akan berwisata menikmati keindahan alam cantik nan memukau, yang selama ini sudah kami idamkan.
Cantik tapi puanaaas, komentar teman- teman yang sudah ke sana. Karena itu P. Indra memilih bulan Juli, saat Australia musim dingin maka cuaca Bali dan Labuan Bajo jauh lebih sejuk. Pengaruh angin dari Australia. Harus pergi sekarang, konon kabarnya tahun depan Pulau Komodo akan ditutup selama setahun untuk renovasi. Betul saja temperatur hari ini 28 derajat Celcius di siang hari. Pas!
Penerbangan sekitar 1.5 jam. Tiba di Komodo Airport, Labuan Bajo, kami dijemput oleh team dari kapal Phinisi Plataran Felicia untuk transfer ke kapal. Menginap di kapal selama 3hari 2malam.
Dari info teman-teman yang berpengalaman, ini yang paling efisien dan nyaman. Tidak perlu bolak balik dari darat ke laut menuju pulau-pulau yang dituju.
Kapal Phinisi Felicia cantik. Kamar lengkap ber-AC. Makanan pun berlimpah. Mantap.
Tamu hanya kami berenam plus sepasang tamu asal Inggris tetapi sudah menetap di Singapore. Mereka cukup ramah, membuat perjalanan menyenangkan
Tujuan pertama, Rinca Island untuk melihat Komodo. Dari kapal Phinisi Felicia, kami harus pindah ke boat kecil menuju Rinca Island. Di tepian lautnya dangkal, kapal besar tidak bisa bersandar.
Senang sekali kami bertemu Komodo, dari yang kecil hingga yang besar. Bulan Juni – Juli musim kawin Komodo. Sebelum musim kawin, Komodo jantan akan saling bertarung untuk memperebutkan Komodo betina. Saat bertarung, Komodo itu berdiri di atas 2 kaki. Komodo yang kalah tahu diri, hanya berdiam diri. Jumlah komodo jantan lebih banyak daripada Komodo betina.
Sekali bertelur, seekor Komodo betina bisa menghasilkan 30 butir telur. Naasnya tidak semua telur itu menetas. Ada yang menetas 2-3 ekor. Kadang-kadang tidak ada yang menetas atau menetas tapi tidak ada yang hidup.
Komodo menyiapkan lubang di tanah selebar 1meter persegi dan kedalaman
1 meter juga, untuk menyimpan telurnya. Setelah telur ditutupi tanah, Komodo betina akan menjaga telur selama 3 bulan, lalu ditinggal. Telur membutuhkan waktu 8-9 bulan untuk menetas.
6 bulan kemudian Komodo betina akan kembali. Instingnya, telur sudah menetas. Jika anak komodo ditemukan, sang induk akan menyantapnya Ternyata Komodo makhluk kanibal. Oleh karena itu, komodo bayi setelah menetas, menembus tanah keluar lalu bersembunyi memanjat di pohon. Komodo dewasa tidak dapat naik ke pohon. Badannya terlalu berat.
Apa makanannya?
Bayi Komodo makan cicak, telur burung dan tikus hutan. Kadang bayi komodo turun untuk minum air.
Makanan Komodo dewasa adalah kerbau, monyet dan rusa.
Komodo berdiam diri, begitu ada binatang langsung diterkam dari belakang. Binatang yang digigit, terkena ludah Komodo, akan menyebabkan infeksi. Ludah itu mengandung bakteri Listeria.
Biasa sekitar 1-2 Minggu kemudian, binatang itu mati. Berbondong-bondonglah para Komodo menyantapnya.
Jika kita tidak terluka, kena ludah Komodo tidak apa-apa. Tetapi jika ada luka, ludah Komodo menyebabkan bakteri Listeria masuk dan menimbulkan infeksi.
Bakteri Listeria bisa di ludah Komodo karena Komodo makanannya bangkai.
Setelah makan, Komodo bisa berpuasa selama 1-2 bulan.
Total Komodo di Rinca Island ada sekitar 1400 ekor, luas sekitar 190 km2.
Kami senang sekali berfoto-ria dengan Komodo. Berbagai pose diambil. Kapan lagi?
Sebelum pulang, saat kami menaiki boat menuju kapal, di laut dekat pohon mangrove, terlihat Komodo kecil tengah berenang. Sementara di dahan pohon Mangrove nampak monyet melompat diantaranya. Sungguh menarik…
Perjalanan dilanjut lagi 1.5 jam menuju Kalong Island. Setibanya di sana, diberikan kesempatan snorkeling dan jalan-jalan di pantai sambil menunggu matahari terbenam. Dan langit saat sunset luar biasa indahnya. Perpaduan warna kuning matahari yang hendak tenggelam dengan hijaunya hutan mangrove di sisi kiri dan bukit di sebelah kanan serta birunya laut dihiasi dengan kapal-kapal cantik yang sedang menunggu kalong- kalong atau kelelawar keluar menuju ke pulau Flores… Sungguh sulit menggambarkan keindahannya.
Di Hutan Mangrove itulah kalong-kalong berdiam. Sekitar pukul 18.10 para kalong keluar dari sarangnya di Hutan Mangrove.
Ini pengalaman pertama kali, jutaan kalong atau kelelawar, terbang di atas kepala melewati kapal kami.
Wow…. Sungguh keajaiban alam yang memukau.
Teman dari Inggris berujar,
“Tidak ada pemandangan sunset seindah ini di Inggris. Apalagi dengan jutaan kelelawar…”.
Indonesia memang amat sangat kaya dan indah. Tuhan jatuh cinta pada Indonesia maka semua indah.
“Mengapa kalong-kalong itu pergi ke Flores?”, tanya saya pada Charles, guide kami yang asli Flores.
“Mencari makan di sana Bu.”
“Mengapa tidak tinggal di Flores sekalian?”
“Di sana tidak aman Bu. Kerap ditembaki. Jadi mereka sore ke Flores cari makan, lalu pagi sebelum matahari terbit kembali ke Hutan Mangrove.”
Satu lagi pengalaman yang menceritakan betapa dahsyatnya Tuhan kita.
Semakin banyak melihat, semakin sadar, betapa kecilnya manusia.
Travel makes one modest. You see what a tiny place you occupy in the world. -Gustav Flaubert
Bepergian membuat orang rendah hati. Anda melihat betapa kecilnya tempat yang Anda tempati di dunia ini. -Gustav Flaubert
YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN